Sebuah gubuk yang dihuni seorang kakek renta yang hidup sebatang kara, Syahir (88) warga Desa Pantai Balai, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamian...
Sebuah gubuk yang dihuni seorang kakek renta yang hidup sebatang kara, Syahir (88) warga Desa Pantai Balai, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, ludes terbakar, Senin (17/4). Sang kakek sendiri saat amuk api itu tak berada di rumah.
Kek Syahir tinggal sendiri di gubuk yang berada di tengah kebun sawit milik orang lain itu. Tepatnya, lelaki tersebut tinggal karena belas kasihan orang lain. Tak diketahui apakah pria renta itu memiliki kerabat atau anggota keluarga lainnya.
Kabag Sosial Pemkab Aceh Tamiang, Patria Kelana, Selasa (17/4) mengatakan, insiden amuk api itu terjadi secara tiba-tiba, pada saat Kek Syahir tidak berada di rumahnya.
Tidak ada yang bisa diselamatkan saat kobaran api menghanguskan rumah yang terbuat dari papan berikut seluruh isinya. Warga juga tidak bisa berbuat banyak memberikan pertolongan karena rumah sang kakek berada di lahan perkebunan sawit yang jauh dari rumah penduduk lainnya. “Kakek tersebut numpang di tanah kebun sawit milik orang lain dan jaraknya sekitar 500 meter dari rumah warga,” ujar Patria.
Regu pemadam Aceh Tamiang tiba di lokasi ketika kondisi rumah papan itu sudah habis terbakar, seperti diakui Dan Pos Pemadam Kebakaran Tamiang, M Yusuf.
Wakil Bupati Aceh Tamiang Awaluddin, sorenya terjun langsung ke lokasi rumah yang tertimpa musibah dan memberikan bantuan darurat kepada Syahir, berupa sembako.(M. Nasir | Serambi Indonesia)
Kek Syahir tinggal sendiri di gubuk yang berada di tengah kebun sawit milik orang lain itu. Tepatnya, lelaki tersebut tinggal karena belas kasihan orang lain. Tak diketahui apakah pria renta itu memiliki kerabat atau anggota keluarga lainnya.
Kabag Sosial Pemkab Aceh Tamiang, Patria Kelana, Selasa (17/4) mengatakan, insiden amuk api itu terjadi secara tiba-tiba, pada saat Kek Syahir tidak berada di rumahnya.
Tidak ada yang bisa diselamatkan saat kobaran api menghanguskan rumah yang terbuat dari papan berikut seluruh isinya. Warga juga tidak bisa berbuat banyak memberikan pertolongan karena rumah sang kakek berada di lahan perkebunan sawit yang jauh dari rumah penduduk lainnya. “Kakek tersebut numpang di tanah kebun sawit milik orang lain dan jaraknya sekitar 500 meter dari rumah warga,” ujar Patria.
Regu pemadam Aceh Tamiang tiba di lokasi ketika kondisi rumah papan itu sudah habis terbakar, seperti diakui Dan Pos Pemadam Kebakaran Tamiang, M Yusuf.
Wakil Bupati Aceh Tamiang Awaluddin, sorenya terjun langsung ke lokasi rumah yang tertimpa musibah dan memberikan bantuan darurat kepada Syahir, berupa sembako.(M. Nasir | Serambi Indonesia)