HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pendidikan Karakter di Masa Pandemi

Muhammad Vikrul Khadik (Foto : IST) Semenjak covid-19 melanda negeri Indonesia tercinta,  semua kegiatan terkena dampaknya. Salah satu dampa...

Muhammad Vikrul Khadik (Foto : IST)
Semenjak covid-19 melanda negeri Indonesia tercinta,  semua kegiatan terkena dampaknya. Salah satu dampak terbesar dari sektor Pendidikan adalah Pembelajaran telah berganti dari yang semula tatap muka menjadi jarak jauh/daring dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Pembelajaran daring sangat berbanding terbalik dengan konsep pembeajaran yang selama ini ada sebelum covid. 

Pergantian metode belajar seperti ini menyebabkan pro dan kontra dari masyarakat, guru, maupun pemerintah. Sebagai masyarakat khususnya orang tua dari pelajar menginginkan anaknya untuk belajar dengan maksimal di sekolah dan menikmati fasilitas yang telah disediakan. Pemerintah juga telah memberikan bantuan dana kouta belajar untuk setiap pelajar dibangku sekolah. Kebanyakan bantuan tersebut disalah digunakan unutk hal yang tidak semestinya, seperti main game online, streeming film dan sesuatu yang tidak penting lainnya. Disisi guru banyak juga kendalanya, seperti kesulitan saat menjelaskan materi pelajaran sebab kurang mengerti akan teknologi, kurang aktifnya pelajar dalam pembelajaran, rata-rata pelajar meninggalkan kelas untuk melakukan sesuau diluar konsep pembelajarannaya.

Pendidikan karakter ditanamkan agar meminimalisir penyimpangan para pelajar. Namun, dampak yang pasti terjadi setelah lama belajar dirumah adalah hilangnya pendidikan karakter didiri pelajar indonesia. Bisa diartikan bahwa Karakter itu sesuatu yang dimiliki seseoarng seperti bawaan hati, kepribadian, sifat, budi pekerti, perilaku, dan watak. Bisa dilihat dari sikap maupun kepribadiannya, jika seorang yang memeiliki karakter baik maka ia sering berbuat kebaikan, sebaiknya jika seorang berkarakter buruk maka ia cenderung melakukan hal-hal keburukan. 

Saya beri sedikit contoh seorang pelajar yang tidak memiliki pendidikan karakter yang baik. Misalnya saat dirumah tidak menghormait orang tua, berani menentang, tidak memiliki tata krama. Seperti halnya dirumah, karakter tersebut juga terbawa ke lingkungan sekolah, pelajar berani terhadap gurunya, tidak sopan dalam perilaku, maupun tidak adanya sopan santun. Pelajar sekarang banyak yang berilmu tetapi buruk dalam karakter.

Nah, bagaimana cara seorang guru maupun orang tua supaya dapat memperbaiki pendidikan karakter pelajar dimasa pandemi saat ini?, berikut beberapa caranya : 1) Memberi pengarahan pentingnya pendidikan karakter,  menjelaskan kepada pelajar pentingnya pendidikan karakter supaya mencegah permasalahan yang sudah dijelaskan di atas; 2) Seoarang guru maupun orang tua bukan hanya memberi pemaparan saja tetapi harus disertakan contoh yang benar. Dengan begitu pelajar jadi tidak mudah lupa jika menjumpai hal yang telah dicontohkan dan cara untuk menanggapinya; 3) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman. Kenyamanan adalah salah satu aspek penting dalam pembelajaran. Jika seorang pelajar nyaman maka ia akan lebih mudah menerima materi dari guru dan begitu pun sebaliknya. Hal yang paling dicari dalam kehidupan itu kenyamanan; 5) Pengawasan , guru berperan penting bagi pengawasan anak didik di lingkungan sekolah. Sementara pada saat di rumah orang tua juga harus berperan aktif. Jika pelajar melakukan hal buruk dan terelpas dari pengawasan itu, maka itu akan menajdi kebiasaan.

Itu lah beberapa metode yang harus dilakukan untuk memperbaiki pendidikan karater masa pandemi saat ini. Setiap proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru sangat berpengaruh pada berhasil atau tidaknya pembentukan karakter pada pelajar tersebut. Salah satu kunci dari keberahasilan tersebut yaitu “jalaran seko kulino” artinya sesuatu sering dikerjakan dan telah menjadi kebiasaan. Dengan kata lain melakukan metode itu terus-menerus, pelajar lama-lama juga akan sadar akan pentingya pembentukan karakter sejak dini untuk bekal kehidupan mendatang.[]

Pengirim :

Muhammad Vikrul Khadik, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, Email : vikrulcaem2000@gmail.com