HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pentingnya Pengembangan Kemampuan Bahasa pada Anak Usia Dini

Foto : Ilustrasi Oleh : Nella Salsabila* Pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan seseorang melalui pendidikan atau p...

Foto : Ilustrasi

Oleh : Nella Salsabila*

Pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan seseorang melalui pendidikan atau pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan bisa diharapkan dapat menambah kemampuan seseorang. Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik dari anak kecil hingga dewasa. Pengembangan bahasa anak usia dini adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pada anak usia dini supaya bisa memahami dan mengucapkan kata sebagai bentuk komunikasi dengan orang lain.  

Bentuk komunikasi bisa dengan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Ada beberapa aspek dalam kemampuan berbahasa yaitu mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara adalah aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis adalah keterampilan berbahasa ragam tulis. Keempat keterampilan bahasa itu saling berkaitan satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.

Tahap perkembangan bahasa anak bayi usia 0-3 bulan hanya akan berkomunikasi dengan cara tersenyum, menangis dan juga cooing (mendekut). Bayi usia 3-4 bulan biasanya mulai berkomunikasi dengan lebih banyak gestur. Contohnya mereka akan menghela nafas, mendengus, menjerit, tertawa dan bahkan menangis dengan nada suara yang berbeda. Bayi diusia 4-6 bulan juga sering meniru suara dan meniru pembicaraan dengan cara yang lebih singkat seperti “ga” atau “ba” atau suara singkat lainnya. 

Bayi yang sudah berusia 6-7 bulan juga belajar meniru beberapa gestur yang orang tua lakukan. Contohnya gesture ketika makan, tertawa, batuk dan hal-hal lainnya. Mereka juga mulai mengeluarkan suara yang memanggil keberadaan orang tua. Seperti “aaaah”, “booo” dan lain-lainnya. Pada usia 8-9 bulan biasanya bayi mengucapkan kalimat yang lebih panjang. Yaitu kalimat yang terdengar seperti percakapan orang sudah dewasa. Contohnya adalah “baba”, “mama” atau kata lainnya. Meskipun sudah bisa melafalkan beberapa kata, namun mereka belum mengetahui makna dari kata yang diucapkan. 

Usia 10-11 bulan bisa disebut sebagai langkah awal anak-anak untuk berkomunikasi dengan lebih baik. Komunikasi tidak hanya berupa bahasa, akan tetapi bisa juga berupa ekspresi sesuai tujuan dan situasi tertentu. Perkembangan bahasa anak usia dini usia 12-18 bulan ini cenderung tidak terlihat. Pasalnya, bayi akan mengatakan beberapa kata yang mereka tahu maknanya. Contohnya ketika mereka mengatakan “mama” mereka sudah tahu bahwa kata tersebut merujuk pada salah satu orang yaitu ibunya. Pada usia 18 bulan sampai 2 tahun anak juga sudah paham dengan apa yang mereka bicarakan kepada orang tua dan yang diutarakan orang tua pada anaknya. 

Pada tahap ini sebagai orang tua juga akan lebih mudah mengerti maksud kalimat anak. Seperti contoh jika ibu berbicara maka anak akan langsung menirukan walaupun masih belum jelas, dan ditahap itulah momen bahagia dan membanggakan yang ditunggu-tunggu bagi semua orang tua. Suara yang diucapkan anak tersebut termasuk perkembangan anak dalam berbahasa. Ditahap yang mungkin kita sering dengar pertama kali yang diucap anak adalah kata “bapak” dengan suara “bapa” atau “maem/makan” dengan suara “mamm”. 

Dengan terbiasa mendengarkan, anak akan lebih mudah untuk menirukan. Bukan hanya suara namun gerakan pun anak bisa saja meniru, seperti ketika ingin makan anak akan mengangkat tangan dan mendekatkan ke mulut sambil bersuara “mam, mam”. Jadi, bagi orang tua jika ingin anak berkembang bahasannya jangan bosan memberi contoh kepada anak dan lebih telaten lagi agar perkembangannya sesuai dengan yang diharapkan. Tapi ingat anak dengan usia yang masih kecil ini akan lebih mudah mengingat dibandingkan dengan anak yang mungkin sudah menginjak sekolah dasar. 

Pada usia di atas 3 tahun, kemampuan bahasa anak akan melesat dan bahkan mereka mulai bertanya mengenai hal-hal yang lebih kompleks, karena rasa ingin tahu yang tinggi. Itulah beberapa gambaran tahap perkembangan bahasa anak secara umum. Untuk anak yang perkembangannya tidak sesuai dengan tahapan di atas, maka orang tua tidak perlu khawatir karena setiap anak bertumbuh dengan berbeda. Namun orang tua juga harus tetap berusaha untuk perkembangan anaknya.

Tips atau cara menstimulasi perkembangan bahasa anak, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk membantu perkembangan bahasa anak usia dini. Yang pertama ajak anak berkomunikasi terus menerus entah dengan bernyanyi, bercerita atau dengan cara lainnya. Ekspresi wajah juga perlu diperhatikan agar anak lebih memahami. Ke-dua, dengan cara memberikan atau mengajarkan hal baru kepada anak seperti ciluk baa, tepuk ame-ame, dan permainan lainnya. 

Yang ke-tiga, ketika berbicara  atau ngobrol dengan anak maka orang tua sebaiknya melambatkan setiap kata dan dengan intonasi yang jelas agar anak dapat mengerti dan bisa menirukan. Yang ke-empat, ajak anak atau ajari anak sejak dini mengenal buku, mulai dari buku yang bergambar dan berwarna agar lebih menarik perhatian anak. Dengan begitu anak akan lebih banyak wawasan, walaupun belum bisa membaca setidaknya anak bisa melihat gambar dan dapat menarik anak untuk lebih meningkatkan rasa ingin tahu anak. Ke-lima, hindari pertanyaan untuk anak, lebih baik anak yang bertanya daripada orang tua yang memberikan pertanyaan kepada anak. 

Karena dengan memberikan pertanyaan kepada anak, anak akan cenderung tidak nyaman dalam bicara dan justru membuatnya menjadi lebih tertekan. Yang ke-enam, hindari mengkritik anak. Jika anak menyebut sesuatu dengan salah alangkah baiknya para orang tua mengiyakan dengan membenarkan atau membetulkan. Ke-tujuh, biarkan anak memulai percakapan. Mengajak anak untuk mengobrol memang hal yang baik, namun tidak selamanya cara itu efektif. Ketika anak sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, alangkah baiknya orang tua hanya menanggapi dan membiarkan anak untuk memimpin pembicaraan.  Delapan hindari hal-hal atau kegiatan yang membuat anak jadi malas atau tidak tertarik berbicara, contoh bermain gadget, menonton TV, dn kegiatan lainnya. 

Dari pemaparan diatas dapat kita pahami khususnya bagi para orang tua agar buah hatinya berkembang sesuai yang diharapkan. Dengan adanya tips-tips atau cara-cara menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini, diharapkan para orang tua memperhatikan anaknya dengan semaksimal mungkin, karena setiap kemajuan perkembangan anak merupakan momen bahagia yang paling ditunggu oleh orang tua. Dan perlu diingat setiap anak berkembang dengan kemajuan yang berbeda-beda, maka dari itu bagi orang tua harus tetap semangat dan berusaha demi perkambangan yang baik untuk anaknya.[]

*Pengirim adalah Mahasiswi INISNU Temanggung, email : nellaaje08@gmail.com