HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Postingan Facebook PM Singapura Picu Protes Vietnam dan Kamboja

Lentera 24.com | SINGAPURA -- Postingan facebook Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengenai invasi Vietnam ke Kamboja pada 1978, me...

Lentera24.com | SINGAPURA -- Postingan facebook Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengenai invasi Vietnam ke Kamboja pada 1978, mengundang kemarahan dua negara anggota ASEAN tersebut.

Foto : Kumparan
Pada Jumat (31/5) lalu, kepala pemerintahan Singapura itu menyampaikan ungkapan duka ke PM Thailand Prayuth Chan-O-Cha atas meninggalnya mantan PM Jenderal Prem Tinsulanonda pada 26 Mei.

Lee memuji kepemimpinan Prem. Lee menjelaskan, Prem bersama lima negara anggota pemimpin ASEAN, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, bersama-sama menentang invasi Vietnam ke Kamboja dan pemerintahan baru Kamboja pengganti rezim Khemer Merah.

Tak hanya itu, Thailand berada di garis depan menghadapi pasukan Vietnam mencoba menginvasi Kamboja dan sudah berada di perbatasan negara itu. Saat peristiwa tersebut berlangsung, Jenderal Prem secara lantang menentang pendudukan Vietnam di Kamboja di sejumlah forum internasional.

Menurut Lee tindakan Prem adalah bentuk kepeduliannya menjaga keamanan di negara-negara anggota ASEAN yang saat itu berjumlah lima negara.

Foto : Kumparan
Selain di facebook, isu invasi Vietnam di Kamboja juga disinggung oleh PM Lee dalam pertemuan Shagri-La Dialogue di Singapura. Hal itu disampaikan Lee saat berbicara soal terbentuknya ASEAN.

Rupanya, ucapan Lee mendapat respons negatif dari Kamboja. Menteri Pertahanan Kamboja Jenderal Tea Banh menyebut komentar Lee tidak benar dan tak bisa diterima.

Tea bahkan telah menyampaikan keberatan ke Menhan Singapura Ng Eng Hen. Ia meminta, PM Lee segera merevisi ucapannya.

"Dia tidak mengatakan fakta dan pernyataannya tidak merefleksikan sejarah. Itu tidak benar karena ia mengatakan bahwa tentara Vietnam telah menginvasi Kamboja," kata Tea.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyesalkan komentar yang disampaikan Lee. Sama seperti Kamboja, Vietnam melihat komentar Lee tidak merefleksikan kebenaran sejarah.

"Ini dapat menimbulkan imbas negatif pada opini publik," sebut keterangan Kementerian Luar Negeri Vietnam. [] KUMPARAN