HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Banjir di Aceh Tamiang Meluas

Foto: Serambinews ACEH TAMIANG | STC - Hujan yang mengguyur selama dua hari terakhir menyebabkan daerah yang dilanda banjir di Aceh mel...

Foto: Serambinews
ACEH TAMIANG | STC - Hujan yang mengguyur selama dua hari terakhir menyebabkan daerah yang dilanda banjir di Aceh meluas. Bila Sabtu (28/12) lalu hanya Pidie Jaya yang banjir, Minggu kemarin banjir juga melanda Aceh Tamiang, Kota Langsa, Aceh Utara, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan Aceh Tenggara. Ribuan rumah warga terendam dan ratusan orang mengungsi. 

Namun, sejauh ini tak ada korban jiwa. Di Aceh Tamiang yang berbatasan dengan Sumatera Utara, banjir melanda lima kecamatan, meliputi Manyak Payed, Banda Mulia, Bendahara, Seruway, dan Karang Baru.Banjir ini disebabkan guyuran hujan dua hari terakhir yang diperparah oleh buruknya kondisi drainase kota. 

“Sejumlah selokan tak mampu menampung air hujan sehingga melimpah ke permukiman warga,” kata Camat Seruway, Drs Asra. Hingga kemarin sore sudah sepuluh desa di wilayahnya terendam banjir. Terparah di Desa Gelong dan Paya Udang, tinggi air di dalam rumah warga mencapai 50 cm. 

“Kalau hujan tak berhenti jumlah desa yang terendam banjir bakal bertambah,” ujarnya. Di Kecamatan Bendahara, seluruh desa yang jumlahnya 33 terendam banjir. 

Namun, yang paling parah terlihat di Desa Tanjung Paret, Tanjung Lipat Satu, Tanjung Lipat Dua, Bandar Baru, dan Kuala Genting. Tinggi air di rumah penduduknya mencapai 70 cm. 

“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda hujan reda,” ujar Camat Bendahara, Ibnu Hajar kemarin siang. Mengantisipasi arus pengungsian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tamiang sudah mendirikan tenda. 

Tapi baru untuk warga Tanjung Lipat di Kecamatan Bendahara. “Soalnya, warga di kecamatan lain masih memungkinkan mengungsi ke rumah panggung milik tetangganya,” kata Kepala BPBD Aceh Tamiang, Drs Zagusli. 

Sampai tadi malam belum diketahui jumlah keluarga di Tamiang yang mengungsi karena masih didata. Dari Langsa dilaporkan,  puluhan rumah di sejumlah gampong dalam wilayah kota itu sejak kemarin pagi terendam banjir. 

Tinggi air selutut orang dewasa. Penyebabnya juga karena tingginya curah hujan dua hari terakhir, di samping minimnya air yang mampu ditampung drainase sehingga meluap. 

Namun, belum ada korban yang harus mengungsi. Amatan Serambi, puluhan rumah yang terendam itu di antaranya di Gampong Paya Bujok Seuleumak, Paya Bujok Teungoh, Kecamatan Langsa Baro, dan Gampon Baro, Kecamatan Langsa Kota, serta Gampong Serambi Indah di Kecamatan Langsa Barat. 

Dari Lhoksukon, ibu kota Aceh Utara dilaporkan, puluhan kepala keluarga (KK) di Kecamatan Langkahan, Minggu kemarin sekitar pukul 13.00 WIB, mulai mengungsi karena rumah mereka terendam banjir. 

Air meluap dari Krueng Tanah Jambo Aye. Di Kecamatan Langkahan, warga yang mengungsi cukup ramai. Umumnya dari Desa Lubok Pusaka dan Buket Linteung. 

Mayoritas mereka mengungsi ke gedung sekolah yang berada di atas bukit kawasan Tanah Merah. Sebagian lagi mengungsi ke rumah warga. 

Di Lhoksukon, puluhan rumah di Desa Kumbang, Desa Krueng, Dayah, Teungoh, dan sekitarnya terendam sejak pukul 14.00 WIB kemarin. 

Luapan air sungai ke permukiman warga, antara lain, karena tanggul Krueng Peutoe yang jebol saat banjir sebelumnya, belum diperbaiki. 

“Jika air terus naik, warga kami imbau segera mengungsi supaya tidak terkurung oleh banjir seperti terjadi sebelumnya,” kata mantan keuchik Lubok Pusaka, Alimat. 

Menurutnya, tinggi air di pekarangan warga mencapai satu meter dan ia prediksi akan terus bertambah karena kawasan Bener Meriah dan Aceh Tengah sedang hujan lebat. Biasanya, imbas hujan lebat di Dataran Tinggi Gayo itu merekalah yang rasakan akibatnya. 

Camat Langkahan, Teuku Nadirsyah mengatakan, warga di Lubok Pusaka sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman demi menghindari situasi fatal akibat hantaman air bah. 

Di Pidie, hujan lebat sejak Sabtu (28/12) sore, justru menyebabkan longsor sepanjang 100 meter di jalan menuju lokasi transmigrasi di kawasan Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang. Eksesnya, ratusan kepala keluarga di Satuan Pemukiman (SP) 3 dan SP 5 terkurung. 

Banjir juga meluas ke pantai barat Aceh, melanda Aceh Jaya dan Aceh Selatan. Di Aceh Jaya kemarin, puluhan rumah di Kecamatan Pasie Raya dan Teunom sekitar pukul 04.00 WIB direndan banjir akibat meluapnya Krueng Teunom. 

Desa yang terendam banjir di Kecamatan Pasie Raya masing-masing Desa Pulo Tinggi, Tuwi Pria, Lhok Guci, dan Bintah. 

Sedangkan di Kecamatan Teunom banjir melanda Desa Alue Ambang, Trieng Gadeng, Tanoh Anoe, Pasie Tulakbala, Gampong Baro, Rambong Payong, Pasi Pawang, Pasi Gelima, dan Pasi Timon. 

Tinggi air mencapai 60 cm di dalam rumah warga. Namun, sekitar pukul 15.00 WIB kemarin air mulai berangsur surut, sebagaimana dilaporkan Camat Pasie Raya, Aceh Jaya, Abdul Azis Hingga kemarin sore, menurutnya, belum ada warga yang mengungsi di Aceh Jaya gara-gara banjir. 

Namun, mereka tetap waspada, “Karena cuaca hingga sore masih mendung dan hujan,” kata Kepala BPBD Aceh Jaya, Amren Sayuna. Di Aceh Selatan, hujan dua hari menyebabkan sebagian kecamatan di sepanjang DAS dilanda banjir. Tinggi airnya bervariasi. 

“Ini banjir kiriman dari Kluet Tengah. Terparah di kawasan Pesantren Darurrahmah, Dusun Mangga. Airnya selutut orang dewasa,” lapor Wakil Sekretaris KNPI Aceh Selatan, Taufik kepada Serambi. Kepala BPBD Aceh Selatan, Cut Sazalisma menambahkan, sebagian Kluet Raya dikepung banjir luapan setinggi 1-1,5 meter. 

“Ribuan rumah tergenang banjir. Namun, tak ada laporan korban jiwa,” ujarnya. Menurut Cut, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan program normalisasi Sungai Kluet ke pemerintah provinsi, namun hingga kini belum direspons. Padahal, luapan sungai itulah yang menyebabkan sebagian Aceh Selatan kerap dilanda banjir. Sebagai respons atas bencana itu, Pemkab Aceh Selatan kemarin langsung menyalurkan bantuan masa panik di kawasan Kluet Raya. Bantuan berupa 5,5 ton beras, ikan sarden, dan keperluan bayi (baby kits) itu diantar oleh Wakil Bupati Aceh Selatan, Kamarsyah MM didampingi sejumlah kepala dinas/badan terkait. 

Sementara itu, banjir berulang melanda Aceh Tenggara (Agara) kemarin sehingga Desa Kute Tengah, Lawe Tua, Buket Merdeka, Lawe Loning Harapan, Kecamatan Lawe Sigala-gala, sekitar pukul 17.00 WIB tergenang setinggi 30 cm. 

Namun karena masih hujan, debit air diperkirakan tambah tinggi pada malam hari. Akibat banjir, beberapa rumah di Kute Tengah terendam air dan lumpur. 

Ekses lainnya, antrean panjang kendaraan mencapai ratusan meter dari arah Kutacane menuju Medan, demikian pula sebaliknya. Mengantisipasi makin tingginya air menjelang tengah malam, sejak sore kemarin banyak warga yang memindahkan kendaraan dan barang-barang elektroniknya ke lokasi yang aman. 

Mencegah situasi lebih parah, masyarakat Kute Tengah dan sekitarnya ramai-ramai bergotong royong membuat benteng tanah dan pasir agar luapan air Sungai Kute Tengah tidak tumpah ke permukiman penduduk. 

Kepala Desa Lawe Loning Aman, Solihin, mengatakan, sungai di desanya dalam tahun ini sudah lebih tiga kali meluap, karena dangkal. ( Serambinews )