HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Gara-gara Diangkat Pj Datok Penghulu Baru:

SABAR ALI  PROVOKASI WARGA   RICO FAHRIZAL | Suara Tamiang rico_realitas@yahoo.com   Berakhirnya Sabar Ali sebagai datok penghulu kamp...

SABAR ALI PROVOKASI WARGA 

RICO FAHRIZAL | Suara Tamiang
rico_realitas@yahoo.com 

Berakhirnya Sabar Ali sebagai datok penghulu kampung baling karang, Kecamatan Sekrak tanggal 22 november 2012; Camat Sekrak menunjuk Pj Datok yang baru untuk mengisi kevakuman pimpinan pemerintahan kampung tersebut.

Ironisnya, mantan datok telah terindikasi memprovokasi masyarakat untuk menolak Pj yang ditunjuk camat setempat. Hal itu dibuktikan hasil rapat tanggal 14 dan 19 november lalu di aula kecamatan sekrak.

Dalam rapat mengemuka; datok mengajak masyarakat menolak Pj yang ditunjuk camat, agar anaknya Budi Hariadi yang menjabat Sekdes ditunjuk menggantikan dirinya.

Faktanya berbaliksaat Camat Sekrak mengangkat Pj yang baru, Sabar tidak mengajukan protes apapun—keberatan—dibalik itu; sabar menghasut warga setempat.

“Saya memperoleh informasi; Sabar telah mengajak warga agar membuat pernyataan penolakan Pj yang baru karena Sabar tetap menginginkan Pj yang baru diangkat camat harus berasal; dari kampung setempat, bukan dari kecamatan”, kata Samsul Bahri. Camat Sekrak, Jum’at (23/11) kemarin.

Lebih lanjut dikatakan, mantan datok Sabar Ali memprovokasi seluruh perangkat kampung agar tidak menyetujui hasil rapat dikecamatan dengan membuat pernyataan penolakan Pj Datok ditunjuk camat.

Disisi lain; sikap ‘ngoyo’ Sabar diceritakan Samsul; mengingat topografi desa yang banyak menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kampung setempat, itu penyebab Sabar tidak rela kalau Pj dijabat bukan atas petunjuknya.

Mengingat, penduduk kampung Baling Karang hanya 105 kepala keluarga (kk) atau setara dengan 500 jiwa itu, banyak menyimpan potensi ekonomi yang menggiurkan. Terutama hadirnya perusahaan perkebunan besar di kampung setempat.

Samsul mencotohkan; hadirnya perusahaan HGU PT Seumadam yang bisa memberikan pemasukan bagi perorangan maupun desa. Menyebabkan Sabar enggan untuk meletakkan jabatannya. Atau jangan-jangan Sabar sudah disusupi pundi-pundi rupiah.

Malah keinginan keras Sabar terbukti; bahwa yang duduk sebagai perangkat desa adalah keluarga besarnya. Seperti; anaknyafamili serta orang-orang terdekat untuk memangku jabatannya agar tidak lepas ketangan orang lain.

Sabar sudah membangun kerajaan kecil di kampungnya, monopoli atau nepotisme yang dimainkan oleh sabar?...kita tidak bisa memvonis, biarlah masyarakat yang menilai.

Nepotisme atau monopoli itu sangat kentara, manakala; Sabar tidak pernah menghadiri rapat, baik didesa maupun di kecamatan. Namun tak ada satu orangpun yang menegur Sabar di desanya.

Alasan saya tidak menunjuk Budi Hariadi sebagai Pj, yang bersangkutan dinilai tidak proaktif berkoordinasi dengan kecamatan. Seringkali tidak menghadiri rapat, undangan dan musyawarah ditingkat kecamatan. Tetapi lain halnya bila honor akan dibayar dengan secepatnya dia datang walaupun tanpa undangan, kata Samsul.