HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sebuah Kebenaran Yang Revolusioner dan Menentang

Kakeu Aniva Pereira Mahasiswi Semester 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang       Lentera24.com...

Kakeu Aniva Pereira
Mahasiswi Semester 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
     
Lentera24.com - “Kita adalah Bait Allah yang Hidup” Adalah salah satu kebenaran paling Revolusioner (Menggambarkan perubahan yang mendasar dan tepat) Sekaligus menentang dalam kekristenan, 1 Korintus 3:16-17 “ Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah diam maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu”.
       
ISI
 
Dalam banyak agama yang sakral seringkali terbatas pada Tempat, Benda atau orang tertentu (seperti Imam, Pendeta atau Bangunan suci) Efesus 2:18-22 “Demikian Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dengan Orang- orang kudus dan anggota- anggota keluarga Allah. Didalam dia tumbuh seluruh bangunan, Rapih tersusun menjadi bait Allah yang kudus didalam Tuhan. Didalam dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh Dalam hal ini menyatakan bahwa setiap orang percaya tanpa memandang latar belakang, Status atau pendidikan, seorang petani ataupun seorang pelajar semua memiliki nilai dan martabat yang sama sebagai “ Rumah Tuhan” akses kepada Allah terbuka lebar dan intim bagi semua orang. 
         
Memberikan makna yang dalam pada hidup sehari- hari setiap aktivitas biasa menjadi bernilai ilahi ketika kita menyadari bahwa kita adalah bait Allah maka bekerja bukan sekedar mencari nafkah tetapi menjadi tempat dimana integritas dan keadilan Allah dinyatakan, berkumpul dengan keluarga menjadi gambaran tentang kasih dan persekutuan, menolong orang bukan hanya soal kebaikan tetapi menjadi perpanjangan tangan kasih Allah sendiri kepada Dunia. 
       
Hidup tidak hanya berbagi antara “urusan rohani” (ke gereja) dan “Urusan Duniawi” (sehari - hari) semuanya menjadi rohani karena Tuhan hidup dalam setiap bagian hidup kita. 
     
Di satu sisi, ini bisa terasa seperti beban yang berat, menjaga kekudusan, selalu berusaha mencerminkan Kristus, dan menyadari bahwa kita adalah “ Bait Allah” Dibumi bisa membuat kita merasa tidak mampu dan takut gagal. Seringkali, kita terjebak dalam usaha “ Membersihkan Bait Allah” Dengan kekuatan kita sendiri, yang justru berujung pada kelelahan dan rasa bersalah. Kita bukanlah bait Allah yang harus membersihkan dirinya sendiri, Roh kuduslah yang tinggal didalam kita yang memampukan kita untuk hidup kudus. Peran kita adalah bekerja sama dengannya, Bersandar pada kasih karunia, Bukan pada kekuatan sendiri.

Bagi saya, “Kita adalah bait Allah yang hidup” adalah sebuah undangan untuk hidup dengan kesadaran yang berbeda. Ini adalah panggilan untuk berjalan di dunia ini dengan keyakinan bahwa kita membawa kehadiran yang paling berharga. Ini hal-hal rohani yang sering kita anggap jauh dan abstrak, dan meletakkannya tepat di dalam kenyataan hidup kita yang sehari-hari dalam percakapan, pekerjaan, pergumulan, dan hubungan kita.

Ini adalah kebenaran yang, jika benar-benar dihidupi, akan membuat kita tidak mungkin lagi hidup dengan biasa-biasa saja. Kita akan berusaha hidup dengan penuh hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, penuh syukur, dan dengan tujuan yang jelas: memancarkan Sang Penghuni bait itu, yaitu Kristus sendiri, ke mana pun kita pergi.(*)