HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Peran Anak Muda dalam Politik Indonesia

Lentera24.com - Ketika kita membicarakan masa depan politik Indonesia, sulit rasanya mengabaikan peran anak muda. Generasi Milenial dan Gen...


Lentera24.com - Ketika kita membicarakan masa depan politik Indonesia, sulit rasanya mengabaikan peran anak muda. Generasi Milenial dan Generasi Z menjadi sorotan karena jumlah mereka yang besar dan karakter mereka yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka tumbuh bersama internet, terbiasa menyuarakan pendapat, dan sangat peka terhadap isu sosial. Namun, dibalik potensi sebesar itu, banyak anak muda justru memiliki jarak dengan politik. Karena mereka melihat politik sebagai dunia yang penuh konflik dan penuh janji kosong, bahkan dianggap sarang korupsi. Pandangan seperti ini membuat mereka memilih menjauh, meskipun keterlibatan mereka sangat dibutuhkan.


Menurut kajian yang dilakukan oleh Irwandi dkk. (2023), anak muda sebenarnya memegang peranan penting dalam menjaga kualitas demokrasi. Cara berpikir mereka yang lebih kritis dan keterbukaan mereka terhadap perubahan dapat menjadi dorongan untuk memperbaiki praktik politik yang selama ini dinilai tidak sehat. Sayangnya, rasa kecewa dan ketidakpercayaan terhadap elite politik membuat ruang partisipasi itu belum sepenuhnya dimanfaatkan. Banyak yang merasa bahwa suara mereka tidak berarti apa-apa, atau perubahan tidak akan terjadi meski mereka ikut berpartisipasi.


Kondisi ini berubah perlahan sejak media sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penelitian Putra dkk. (2024) menunjukkan bahwa Gen Z menjadikan media sosial sebagai pintu utama untuk mengetahui peristiwa politik, sekaligus sebagai ruang untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat. Fenomena ini terlihat jelas pada berbagai isu yang viral, di mana anak muda tidak lagi diam. Mereka membuat kampanye digital, mengkritik kebijakan, membuat petisi, hingga menggerakkan opini publik. Cara mereka berpolitik memang tidak selalu lewat partai atau organisasi formal, tetapi melalui ruang digital yang lebih bebas dan egaliter.


Namun, perubahan ini juga membawa tantangan. Arus informasi di media sosial tidak semuanya sehat. Hoaks, framing yang menyesatkan, hingga polarisasi opini sering membuat anak muda terjebak dalam ruang informasi yang sempit. Kondisi ini membuat literasi digital menjadi kebutuhan penting, agar anak muda tidak mudah termakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, belum semua anak muda merasa nyaman menyuarakan pendapat politiknya, terutama ketika lingkungan sosial kurang mendukung keberagaman pandangan.


Meskipun begitu, semakin banyak generasi muda yang mulai mengambil bagian dalam politik formal: bergabung dengan partai, menginisiasi gerakan sosial, atau terlibat dalam advokasi kebijakan. Ini menjadi bukti bahwa anak muda tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen perubahan. Tantangannya adalah bagaimana membuka ruang partisipasi yang lebih luas dan memberi kepercayaan kepada mereka untuk terlibat bukan hanya sebagai “penonton,” tetapi sebagai pengambil keputusan.


Untuk memperkuat peran anak muda dalam politik, beberapa hal perlu dilakukan. Pendidikan politik harus lebih relevan dengan realitas generasi muda, tidak hanya teori, tetapi juga praktik demokrasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Aktor politik juga harus membangun kepercayaan publik melalui transparansi dan integritas, agar anak muda tidak merasa politik sekadar ruang penuh kepentingan. Selain itu, ekosistem digital yang sehat sangat penting agar ruang diskusi tidak terjebak pada konflik atau mis informasi.


Pada akhirnya, politik Indonesia membutuhkan anak muda bukan hanya sebagai pemilih, tetapi sebagai motor sebuah perubahan. Mereka membawa cara pandang baru, berani untuk bertanya, dan semangat untuk memperbaiki. Jika diberikan ruang dan kesempatan yang luas, generasi muda bisa menjadi aktor utama untuk mendorong demokrasi Indonesia ke arah yang lebih matang dan berkeadilan. Masa depan politik di Indonesia, cepat atau lambat, akan berada di tangan mereka dan itulah mengapa keterlibatan mereka hari ini sangat berarti.(*)


Daftar Pustaka

Irwandi, M. D., Akbar, R., & Santa, R. (2023). Analisis Kesadaran Generasi Muda Indonesia dalam Dunia Politik. Jurnal Sosio dan Humaniora, 2(1), 1–10.

Putra, T. R., Wahyuni, R. T., Meilani, N., Anjani, M., & Sari, D. K. (2024). Partisipasi Politik Gen Z: Eksplorasi Peran Media Sosial dalam Pembentukan Kesadaran Politik Remaja. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP), 2(1), 61–68.

Oleh Kris Juliyansa Mahasiswa Semester 1 Fakultas Fisip
Universitas Bangka Belitung