HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Bulan Special Untuk Kita Semua

oleh: Yogi Syahputra Al idrus Lentera24.com - Tepat pada Senin 2 Mei 2022 kemarin kita menyambut hari lebaran Idul Fitri yang mana itu meru...

oleh: Yogi Syahputra Al idrus

Lentera24.com - Tepat pada Senin 2 Mei 2022 kemarin kita menyambut hari lebaran Idul Fitri yang mana itu merupakan sebuah perayaan yang paling monumental di umat muslim, Hal ini memicu kita sebagai umat muslim untuk saling memaafkan satu sama lain. Penulis mengira bahwa di bulan yang suci ini merupakan bulan yang istimewa karena terdapat satu hari ketika masyarakat memperingati momen perjuangan kaum buruh sebagai Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh Internasional atau lebih dikenal dengan May Day yang diperingati setiap tanggal 1 Mei, merupakan momen peringatan atas perjuangan kaum buruh pada 1886, Tentu ini sangatlah menarik dikarenakan korelasi antara hari lebaran dan juga memperingati hari buruh international merupakan dua hari yang monumental yang dilakukan perayaan setiap tahun.

Dan perlu kita sedari awal bahwasanya hari raya lebaran juga merupakan hari kemenangan kita sebagai umat muslim, Oleh karena itu kita harus merayakanya dengan sepenuh hati dan kegembiraan yang hakiki. Patut kita pertanyakan dibulan yang special ini yang mana mempertemukan antara hari buruh international dan hari kemenangan kita apakah seluruh buruh atau pekerja yang ada di seluruh Indonesia ini sudah cukup senang dan diberikan keadilan dari pengusaha-pengusaha yang mempekerjakanya? Seperti penulis contohkan karyawan - karyawan indomaret, buruh kapal yang ada di pelabuhan, sampai kasir-kasir tokoh yang menjaga tokoh tersebut.

Jika kita telusuri UU No 11 Tahun 2020 Tentang Omnibus Law yang mana sekarang inkonstitusional bersyarat itu tidak mencatumkan hari libur seperti hari cuti melahirkan dan juga menghapus pasal mengenai cuti haid, cuti hak untuk menyusui dan hak untuk menjalankan ibadah yang subtansi jika kita komparasi kan semuanya termaktub dalam UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sehingga konotasi tersebut muncul di benak penulis adalah, apakah sebetulnya pada momen bulan yang special ini, kaum buruh juga telah mendapatkan kemenangan atas perjuangan yang mereka lakukan. Maka dari itu penulis melimitiasikan dua sub pokok pembahasan di Bulan yang Special ini yaitu dimulai dari Hari Buruh International dan Hari lebaran Idul Fitri yang mana hari kemenangan kita semua.

Hari Buruh International Sebagai Hari Monumental Sejarah

Hari buruh atau biasa disebut dengan May Day yang jatuh pada tanggal 1 Mei ini merupakan hari monumental untuk beberapa negara. Yang mana hal tersebut dimulai dari hiruk pikuknya perjuangan hak buruh mendapatkan upah serta jam kerja yang sesuai

Penting sebenarnya penulis mengurai dari catatan sejarahnya yaitu terjadinya demonstrasi besar-besaran yakni 400 ribuan kaum buruh tanggal 1 MEI 1886 di Amerika Serikat. Demonstrasi - demonstrasi buruh di massa lalu terkadang memunculkan kericuhan hingga korban jiwa para pejuang kelas pekerja yang gugur tersebut kini dikenal sebagai para martir. Tapi gerakan tersebut bukan merupakan awal pertama gerakan sejara buruh di dunia, Buruh dalam sejarah pertama kali diawali pada tahun 1760 – 1850 an yang mana dengan munculnya sistem industri maka meningkat pula kebutuhan laborer (buruh/pekerja) sebagai inti penggerak sistem perindustrian sehingga buruh di era industri terbagi menjadi dua bagian yakni Buruh di era industri 1.0 dan Buruh di era industri 2.0

Di Indonesia sendiri, catatan sejarah hari buruh diawali saat era penjajahan belanda pada Mei 1912 oleh Serikat Pekerja Kung Tang Hwee yang terinspirasi tulisan dari Adolf Baars, tokoh sosialis asal Belanda yang mengkritik tentang penindasan yang dialami kaum buruh.

Berikutnya zaman semakin berkembang dan di era reformasi sekarang ini muncul beberapa konflik yang mana jika kita lihat peristiwa tersebut tidak proposionalitas dan menimbulkan diskriminatif pada buruh/ pekerja yaitu seperti kasus Damri yang merupakan salah satu BUMN yang diduga mengabaikan hak-hak pekerjanya selama masa pandemi Covid-19.

Hari Lebaran merupakan hari kemenangan bagi para buruh/pekerja

Di bulan yang special ini semestinya buruh harus mendapatkan posisi yang menguntukan, Sebab sebagai konsekuensi logisnya buruh adalah seseorang yang bekerja keras demi menghidupkan keluarganya hal ini kuatkan oleh aturan dasar negara kita yakni konstitusi sebagai hukum tertinggi negara yaitu setiap orang harus bekerja dan tidak mendapatkan diskriminasi. Lantas dengan pernyataan tersebut apakah buruh yang ada di Indonesia sudah cukup sejahtera?

Jika kita ingin melihat kondisi pada waktu mendekati hari raya, terdapat banyak persoalan yang terjadi menimpa kaum buruh. Coba kita ambil contoh dari sektor komoditas pasar sandang yang merupakan komoditas paling laku menjelang lebaran.

Sisi gelap bagi kaum buruh/pekerja menjelang hari raya dapat dilihat seperti yang terjadi pada saudara saya yang mana di hari kemarin lebaran ia tidak mendapatkan upah dan tidak diliburkan. Hal ini nantinya akan memicu dan bertentangan dengan prinsip-prinsip yang ada dalam peraturan-peraturan Indonesia.

Oleh karenanya di akhir tulisan ini penulis mau mengutip pendapat dari filsuf muslim ia mengutarakan bahwa Tujuan hidup manusia di dunia ialah mencari kesenangan dan pengetahuan, Arti dari frase tersebut kesenangan yang bersifat rohani bukan jasmani. Sehingga kita bisa menelitik di hari kemenangan kita ini buruh/pekerja harus mendapatkan kesahjteraan tanpa diskriminasi apapun itu.

Apalagi di hari raya ied ini kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk menampakkan kebahagiaan dan bersenang-senang, bukan berarti pada hari raya Idul Fitri kaum muslimin bebas melakukan perbuatan apa saja. Bersenang-senang dan mengungkapkan kebahagiaan pada hari raya tetap harus berada pada koridor yang dibenarkan, bukan dengan perbuatan dan aktivitas maksiat. Bermaksiat pada hari raya sama dengan menodai nilai 'fitri' itu sendiri. Karena sebagaimana yang telah lalu, bahwa kebahagiaan hari raya adalah kebahagiaan karena taat dan ibadah, karena besarnya karunia Allah atas kita dengan diberikannya kita kemampuan untuk menunaikan perintah-Nya.***