Lentera 24 .com | ACEH TIMUR -- Sejumlah lubang yang ada di sejumlah titik jalan Lintas Sumatera di Kabupaten Aceh Timur, mengancam pen...
Lentera24.com | ACEH TIMUR -- Sejumlah lubang yang ada di sejumlah titik jalan Lintas Sumatera di Kabupaten Aceh Timur, mengancam pengguna jalan di daerah itu menimbulkan reaksi protes sejumlah kalangan masyarakat daerah ini
Pantauan Lentera24.com, benar adanya, kerusakan jalan Lintas Sumatera itu ada di sejumlah titik, yang terparah dan berbahaya berada di Desa Beunot Kecamatan Darul Aman dan Desa Buket Pala Idi Rayeuk pasnya di ujung jembatan Panton Labu Aceh Utara.
Tidak hanya disitu kerusakan jalan negara ini juga ada di sejumlah titiknya lainnya, banyak pengendara sepeda motor terperosok ke lubang terutama pada malam hari karena tidak mengetahui adanya lubang maut di tengah jalan.
Akibatnya timbul aksi protes dari warga terhadap kinerja Pemerintah Aceh yang terkesan tidak peduli dengan kecemasan dan keresahan warga, mereka menuntut untuk segera memperbaiki jalan Nasional tersebut dengan melakukan penanaman pohon pisang tepatnya di jalan Lintas Sumatera di kawasan perbatasan Gampong Beunot dengan Gampong Dama Pulo Sa dan Gampong Baro, Kecamatan Darul Aman. Kabupaten Aceh Timur, Jumat (21/11/20).
Razali salah seorang yang ikut dalam aksi menanam pohon pisang tersebut menyebutkan ini sebagai bentuk protes kepada pihak pelaksana proyek yang belum juga melakukan perbaikan gorong-gorong, sehingga banyak terjadi kecelakaan akibat terperosok ke lubang jalan yang tidak rata.
“Lubang - lubang itu sangat berbahaya bagi pengguna jalan yang baru pertama kali melalui jalan itu di jamin akan terjebak dan di jalan berlubang itu karena reflek mengerik mendadak,” ujar Gadong sapaan akrab Razali.
Hasil investigasi media ini terungkap proyek pemeliharaan dan perbaikan jalan lintas sumatera ini dilakukan oleh PT. Koeta Raja, hingga kini masih menjadi tanggung jawab pihak perusahaan tersebut.
Warga disana.yang ditanya Lentera24.com mengatakan Pemeliharaan jalan lintas nasional Panton Labu-Idi Rayeuk masih dalam tanggung jawab pelaksanaan proyek yakni PT. Koeta Raja sampai akhir Desember 2020, alamat kantornya di Kecamatan Sawang Aceh Utara, selaku pemenang tender (kontrak) di Kementrian PUPR pada tahun 2020.
Sementara Direktur PT Koeta Raja Teuku Ammusri saat dihubungi melalui pesan Whatshapp untuk konfirmasi tidak membalas atau menjawab sampai berita ini di tayangkan, begitu juga saat di telpon beberapa kali juga tidak di angkat.
Rusdi Salman selaku Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Balai Pekerjaan jalan Nasional Provinsi Aceh, saat di konfirmasi mengatakan dirinya sudah beberapa kali telah mengintruksikan untuk segera memperbaiki dan mengasphalt ruas jalan yang rusak atau berlubang.
“Kita sudah menegur keras pihak kontraktor agar segara memperbaikinya,” tegas Rusdi. [] L24-Zal.