HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tergerusnya Demokrasi Golkar Oleh Sebuah Kepentingan

Lentera 24 .com  | ACEH TAMIANG --  Sejumlah kalangan menilai penundaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-V Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang...

Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Sejumlah kalangan menilai penundaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-V Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang telah meninggalkan preseden buruk ditubuh Partai Golkar karena terindikasi sarat dengan kepentingan individu yang berimbas kepada tercorengnya sebuah demokrasi di tubuh Golkar.

Foto: Acara Musda-V PG Aceh Tamiang pada Rabu (22/7/2020). FotoL24-SUPARMIN
Pasalnya dalam proses Musda dimaksud ada unsur bermuatan kepentingan diluar konteks tata tertib (Tatib) Musda yang sengaja dicampur adukkan kedalam kegiatan pokok yang sedang berlangsung. Untungnya kejelian politik masih berpihak kepada para pemilik kepentingan di kepengurusan  tingkat Kecamatan. 

Tentu saja persoalan yang bertolak belakang dengan pilihan hati dari 10 Pimpinan Kecamatan (PK) tersebut mendapat sambutan positif dari para Pengurus Kecamatan (PK) selaku peserta Musda pemilik hak suara.

Nuansa beraroma penggiringan sebuah ambisi terasa sangat kental sekali mewarnai Musda-V Golkar pada Rabu (22/7/2020) kemarin. Tanpa memberikan kesempatan lebih lanjut.

Upaya penggiringan yang begitu mencolok ini tidak dengan mudah bisa diterima oleh seluruh PK pemilik suara. Upaya penggiringan kepentingan itu secara tegas mendapat penolakan dari para PK. Rasa keberatan yang dibarengi penolakan juga muncul seketika dari para sesepuh dan senior Golkar didaerah itu.

"Kalau kita lihat, apa yang dilakukan oleh seluruh PK itu memang sudah tepat. Karena yang diusungnya itu seorang Pengurus PD II setempat sesuai yang diamanatkan oleh Juklak Musda, dan beliau juga pernah menjadi anggota DPRK periode 1982-1987 dari Partai Golkar semasa Tamiang masih bagian dari Aceh Timur," ujar seorang sesepuh Golkar menyampaikan kepada Lentera24, Jumat (24/7/2020).

Masih diseputaran amatan awak media ini, Sang pemilik suara mutlak yang berhak penuh dalam menentukan siapa sosok yang layak untuk menjadi pimpinan mereka di DPD II Partai Golkar Aceh Tamiang yang semula terlihat tenang dan dingin mulai terlihat berubah.
Namun tidak dinyana, ternyata para PK sangat mahir mengelola dan mengendalikan diri untuk menjaga stabilitas suhu agar proses jalannya Musda tetap normal.

Meskipun demikian, geliat 10 PK mulai ditampakkan juga melalui perwakilannya masing-masing dari 3 Dapil yang ada. dengan gamblang dan semangat berapi-berapi telah menentukan sikap tegasnya untuk mendukung Adriadi, SE sebagai Ketua DPD II Aceh Tamiang.

Berdasarkan amatan Lentera24 yang sejak pagi hari tetap mengamati seluruh rangkaian jalannya kegiatan ada mencium aroma tidak sedap yang dihembuskan dari Ketua DPD I Aceh dalam Musda-V PG Aceh Tamiang ini.

Tak elak lagi, dalam Musda-V PG Aceh Tamiang ada terselip kepentingan misi titipan besar yang dibawa DPD I Aceh yang sengaja dilebur dan dikemas serapi mungkin diluar (tata tertib) tatib dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Musda.

Dari pantauan media ini, Musda-V PG Aceh Tamiang sangat kental ditunggangi oleh sebuah kepentingan Titipan yang menggunakan tangan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Provinsi Aceh-pun terungkap dan terkuak yang pada akhirnya menyebar ke seluruh  penjuru Negeri Bumi Muda Sedia.

Banyak kalangan menilai, penggiringan 1 nama untuk dimenangkan dan diusung DPD I tersebut, karena keberadaan orang nomor satu Golkar di Aceh ini ada ditempat yang serbah salah dan menjadi korban intervensi serta tekanan dari pihak lain yang saat ini posisi kedudukannya berada dilevel Nasional.

Keculasan elit politik yang memaksakan kehendak dengan membawa titipan politik ketanah Melayu Tamiang, mentah mendapat penolakan dari putra-putra kader Golkar Aceh Tamiang pemilik hak suara dalam Musda dimaksud.

Akhirnya Ketua Pimpinan Sidang Musda-V PG Kabupaten Aceh Tamiang yang tampil dari unsur DPD I PG Aceh, Hj. Yuniar tanpa melakukan koordinasi dengan para anggota Pimpinan Sidang langsung menyatakan sidang Musda PG Aceh Tamiang ditunda selama 3 hari. 

Dampak dari penundaan tersebut, hingga hari ini, dari proses Musda-V PG itu belum ada melahirkan hasil satu namapun yang masuk dan terdaftar secara resmi menjadi Calon Ketua DPD II Aceh Tamiang.

Meskipun secara terangan-terangan sudah dinyatakan oleh Ketua DPD I PG Provinsi Aceh, H.TM Nurlif tentang isi dan kandungan misi yang dibawanya tersebut yang mengusung satu nama  Bakal Calon (Balon) sebagai barang titipan dan mengarahkan semua PK untuk mendukungnya, namun ada satu Balon lain  yang menyikapinya secara bijaksana dan rendah hati.

"Saya yakin kalau Bapak Ketua PD I Aceh adalah tokoh politik sejati Partai Golkar yang Arif dan bijaksana yang murni memiliki jiwa membangun dan berniat membesarkan Golkar di Tamiang serta sangat mumpuni dalam membangun demokrasi. Beliau (Ketua DPD I PG Aceh-red) pun pasti tau dan tidak ingin menodai makna demokrasi itu,” ujar seorang yang disebut-sebut sebagai Balon terkuat Ketua DPD II Aceh Tamiang.

Orang yang bernama Adriadi, SE ini berniat maju sebagai peserta kandidat pada bursa pemilihan Ketua DPD II PG Kabupaten Aceh Tamiang bukan didasari oleh ambisius pribadinya yang ingin menjadi pemimpin Golkar. Tetapi niat Adriadi itu hadir karena dirinya diusung oleh mayoritas pemilik suara pilih, baik suara dari para PK maupun organisasi didirikan, organisasi pendiri, dan organisasi sayap. 

“Saya juga meyakini Pak Nurlif yang belum lama terpilih kembali sebagai Ketua DPD I Aceh ini sangat antusias dan bertekad ingin agar Musda-V PG Aceh Tamiang bisa berjalan sukses dibawah Tampuk kepemimpinanya yang dibelakangnya tanpa ada embel-embel negatif," imbuh Asriadi.

Adriadi yang selama 2 Periode menjabat sebagai Sekretaris DPD II PG Kabupaten Aceh Tamiang ini melihat, karena pada Musda yang digelar PD II PG Aceh Tamiang yang juga dihadiri oleh Ketua PD I Aceh, TM Nurlif dan seorang Anggota DPR-RI asal Aceh Dapil 2 dari Partai Golkar, Ilham Pengestu yang tentunya diyakini memiliki pengaruh kuat untuk dapat mensukseskan jalannya Musda, maka Adriadi berharap dengan segala kerendahan segenap jiwa raganya kepada kedua pemuka Partai Golkar itu.

"Saya hanya orang Kampung yang tidak punya daya serta kerabat dekat yang memiliki pengaruh besar di tingkat Provinsi maupun Nasional, tetapi saya sebagai kader dan Pengurus PD II PG masih memiliki Pimpinan Partai di Aceh dan di Tingkat Nasional yang masih berpihak serta berpijak digaris lurus kebenaran berorganisasi secara Demokrasi, Pak Nurlif dan Pak Ilham Pangestu kan sosok yang paham berdemokrasi, tentu tak akan tinggal diam, saya pastikan beliau (Nurlif dan Ilham Pangestu-red) akan membantu kelancaran dan kesuksesan Musda PG Aceh Tamiang, sesuai petunjuk Juklak Musda" papar Adriadi. [] L24-002