HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Inggris Beli Hulu Ledak Nuklir AS Tanpa Izin Parlemen Picu Amarah

Lentera 24 .com | LONDON -- Pemerintah Inggris membeli hulu ledak nuklir dari Amerika Serikat (AS) tanpa persetujuan parlemen di London. Ti...

Lentera24.com | LONDON -- Pemerintah Inggris membeli hulu ledak nuklir dari Amerika Serikat (AS) tanpa persetujuan parlemen di London. Tindakan pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson itu memicu kemarahan publik dengan menuduh pemerintah Johnson sebagai "anjing gembala" bagi Washington.


Pentagon baru-baru ini mengungkapkan bahwa Inggris telah setuju untuk membeli hulu ledak nuklir baru AS untuk menggantikan Trident, program nuklir buatannya sendiri. Namun, kesepakatan itu mengejutkan para anggota parlemen Inggris, yang dilaporkan "buta" tentang kesepaktan pembelian senjata nuklir tersebut.

Perjanjian itu—yang melibatkan berbagi teknologi AS dalam hulu ledak yang diluncurkan pada W93-diperkirakan akan menelan biaya miliaran poundsterling.


Kementerian Pertahanan Inggris melalui seorang juru bicaranya menolak untuk menjelaskan secara rinci tentang kesepakatan itu. Juru bicara itu hanya menyatakan bahwa Inggris memiliki "hubungan pertahanan yang kuat dengan AS" dan tetap berkomitmen untuk memiliki kemampuan nuklir yang kompatibel dengan teknologi Amerika.

Pemerintah Johnson mengklaim kesepakatan rahasia itu diperlukan untuk memastikan kemampuan pencegahan nuklir NATO. Namun, kubu oposisi tidak terima. Pemimpin Partai Demokrat Liberal, Ed Davey, mengatakan sangat keterlaluan bahwa transfer teknologi yang mahal sedang dilakukan dengan tanpa konsultasi dan tanpa pengawasan parlemen.

Dia mengecam pemerintah Partai Tory. "Johnson semakin terlihat seperti dempul di tangan Trump," katanya, seperti dikutip Russia Today Senin (24/2/2020).

Anggota Parlemen, Stewart McDonald, yang bertindak sebagai juru bicara Partai Nasional Skotlandia (SNP) di bidang pertahanan, mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Ben Wallace harus menghadap Parlemen dan menjawab kerahasiaan di balik kesepakatan itu. Anggota SNP lainnya, Douglas Chapman, memperingatkan AS dan Inggris agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk kesepakatan itu, dan mengklaim Skotlandia akan segera mendapatkan kemerdekaannya.

Inggris menggantikan hulu ledak rudal Trident yang berbasis di Faslane dengan hulu ledak generasi baru. Keputusan itu diungkapkan oleh para pejabat Amerika sebelum pengumuman resmi dibuat oleh pemerintah Inggris tentang kapal selam nuklir yang berbasis di Skotlandia.

Seorang pejabat Partai Hijau (Green Party) mengungkapkan kekecewaan yang sama, dan menggambarkan kesepakatan pembelian senjata nuklir itu sebagai contoh bagaimana rasanya hidup dalam demokrasi yang gagal.

Kemarahan serupa disuarakan para warga Inggris di media sosial. "Kami benar-benar negara bagian ke-51 di Amerika," kesal seorang warga Inggris pengguna Twitter.

Komentar lain berpendapat bahwa, di mata militer AS, Inggris tak lebih dari "budak" untuk Washington. "Dalam istilah militer AS, Inggris selalu digambarkan sebagai kapal induk statis yang ditambatkan di tepi barat Eropa," tulis pengguna akun Twitter @billy74919063. [] SINDONEWS