Ilustrasi/google suara-tamiang.com | Perlawanan terhadap kaum penjajah baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang pada waktu i...
Ilustrasi/google |
suara-tamiang.com | Perlawanan terhadap kaum penjajah baik pada masa
penjajahan Belanda maupun Jepang pada waktu itu berlangsung
dimana-mana di seluruh tanah air tercinta. Hal itu dapat dibuktikan
dari dibangunnya monumen perjuangan bangsa Indonesia dalam berbagai
bentuk yang sebahagian dijadikan tempat pemakaman para pejuang
kemerdekaan yang gugur di Medan Pertempuran ketika mengusir penjajah
tersebut.
Monumen bersejarah tersebut dibangun bertujuan untuk melukiskan bagaimana bangsa Indonesia merebut bumi pertiwi ini dari tangan penjajah Belanda dan Jepang dikala itu.
Kemerdekaan yang kita dinikmati saat ini bukanlah merupakan hadiah dari kaum penjajah, tapi semuanya harus ditebus dengan tetesan air mata, darah dan nyawa. Tidak sedikit para pejuang yang gugur demi membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah tersebut.Dengan hanya bersenjatakan bambu runcing yang dipicu semangat pantang menyerah, bangsa Indonesia akhirnya mampu mengalahkan kaum penjajah tersebut. Oleh sebab itulah dimana-mana banyak terdapat tugu atau monumen seorang pejuang yang selalu memegang bambu runcing seperti yang terdapat di kota Langsa dan daerah lainnya di tanah air.
Lain halnya di Kota Kuala Simpang untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan tersebut dibangun sebuah monumen bersejarah dalam bentuk “Tank Tempur” atau orang kota Kuala Simpang menyebutnya dengan “Motor Tank” dimana didalamnya dimakamkan sebanyak 50 orang patriot pejuang kemerdekaan yang gugur ketika melawan tentara Belanda di berbagai lokasi di Tanah Air.
Tank Tempur (Motor Tank) yang larasnya menghadap ke Sumatera Utara ini dibangun oleh seorang arsitek China bernama Jipak. Menurut salah seorang saksi sejarah Tamiang, Adnan Syam, ide pembuatan monumen dalam bentuk “tank tempur” ini lahir dari seorang Budayawan Tamiang yang bernama Nurdin Saleh.Laras monumen tank tempur tersebut sengaja dibuat mengarah ke Medan Sumutera Utara itu karena para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan tersebut rata-rata gugur ketika bertempur melawan tentara Belanda di wilayah Sumatera Utara seperti wilayah Pangkalan Berandan dan wilayah Gebang, kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Taman Makam Pahlawan Motor Tank yang terkesan agak unik ini terletak persis di persimpangan antara jalan Iskandar Muda dan jalan Mayjen Sutoyo tidak jauh dari Markas Polsek Kota Kuala Simpang. Untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama pada peringatan hari besar nasional banyak yang melakukan jiarah ke Makam Pahlawan tersebut.
Para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan “ Motor Tank” ini kata Adnan Syam diantaranya adalah yang telah mendapat bintang tanda jasa. Diantara tentara dan pejuang yang dimakankan disitu adalah Letnan Mubin (14/6/1945), M. Dahlan (15/12/1945), Letnan Amir Hamzah (16/5/1945) dan Sabidin Abdullah (30/10/1945). | Sumber : M. Nurdin/Rakyat Aceh
Monumen bersejarah tersebut dibangun bertujuan untuk melukiskan bagaimana bangsa Indonesia merebut bumi pertiwi ini dari tangan penjajah Belanda dan Jepang dikala itu.
Kemerdekaan yang kita dinikmati saat ini bukanlah merupakan hadiah dari kaum penjajah, tapi semuanya harus ditebus dengan tetesan air mata, darah dan nyawa. Tidak sedikit para pejuang yang gugur demi membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah tersebut.Dengan hanya bersenjatakan bambu runcing yang dipicu semangat pantang menyerah, bangsa Indonesia akhirnya mampu mengalahkan kaum penjajah tersebut. Oleh sebab itulah dimana-mana banyak terdapat tugu atau monumen seorang pejuang yang selalu memegang bambu runcing seperti yang terdapat di kota Langsa dan daerah lainnya di tanah air.
Lain halnya di Kota Kuala Simpang untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan tersebut dibangun sebuah monumen bersejarah dalam bentuk “Tank Tempur” atau orang kota Kuala Simpang menyebutnya dengan “Motor Tank” dimana didalamnya dimakamkan sebanyak 50 orang patriot pejuang kemerdekaan yang gugur ketika melawan tentara Belanda di berbagai lokasi di Tanah Air.
Tank Tempur (Motor Tank) yang larasnya menghadap ke Sumatera Utara ini dibangun oleh seorang arsitek China bernama Jipak. Menurut salah seorang saksi sejarah Tamiang, Adnan Syam, ide pembuatan monumen dalam bentuk “tank tempur” ini lahir dari seorang Budayawan Tamiang yang bernama Nurdin Saleh.Laras monumen tank tempur tersebut sengaja dibuat mengarah ke Medan Sumutera Utara itu karena para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan tersebut rata-rata gugur ketika bertempur melawan tentara Belanda di wilayah Sumatera Utara seperti wilayah Pangkalan Berandan dan wilayah Gebang, kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Taman Makam Pahlawan Motor Tank yang terkesan agak unik ini terletak persis di persimpangan antara jalan Iskandar Muda dan jalan Mayjen Sutoyo tidak jauh dari Markas Polsek Kota Kuala Simpang. Untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama pada peringatan hari besar nasional banyak yang melakukan jiarah ke Makam Pahlawan tersebut.
Para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan “ Motor Tank” ini kata Adnan Syam diantaranya adalah yang telah mendapat bintang tanda jasa. Diantara tentara dan pejuang yang dimakankan disitu adalah Letnan Mubin (14/6/1945), M. Dahlan (15/12/1945), Letnan Amir Hamzah (16/5/1945) dan Sabidin Abdullah (30/10/1945). | Sumber : M. Nurdin/Rakyat Aceh