Suara-Tamiang.com Dalam dunia kedokteran, bank sperma atau bank darah sudah biasa ditemukan, sebentar lagi akan ada bank donor kotoran man...

"Ini sudah ada di Amerika Serikat," kata Professor Thomas Borony,
Direktur Pusat Penyakit Pencernaan di Sydney, Australia, kepada situs news.com.au, Sabtu (15/12/2012).
"Di
AS, sedang menunggu izin dari FDA. Di Australia donor kotoran manusia
baru bisa dilakukan di satu tempat. Di masa depan, akan ada apa yang
disebut orang yang bisa menjadi "Donor Super", yaitu mereka yang tidak
pernah minum antibiotik sejak anak-anak, sehat, dan bisa menyumbangkan
kotorannya," katanya lebih lanjut.
"Ini hanya masalah waktu
sebelum donor seperti ini menjadi umum. Kami berharap nantinya semua
hospital bisa menyaring dan membekukan kotoran manusia, yang bisa
digunakan dalam situasi darurat." kata Prof Borony.
Mengapa
seseorang memerlukan kotoran manusia lain untuk dimasukkan ke dalam
tubuhnya? Menurut Prof Borony, proses ini disebut FMT (Faecal Microbiota Transplantations), yaitu pemindahan microbiota yang ada di dalam kotoran manusia.
Dalam
proses ini, kotoran tersebut dicampur dengan saline (air garam), dan
kemudian disuntikkan ke dalam tubuh penderita lewat anus.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, transplantasi ini sekarang digunakan untuk mengobati mereka yang menderita colitis (radang usus besar), Irritable Bowel Syndrome (IBS), dan Clostridium difficile atau C-diff, infeksi yang menyebabkan diare menjadi begitu akut yang memakan korban ribuan orang setiap tahunnya.
"Sebenarnya
dalam kotoran manusia banyak terdapat bakteri yang berguna," kata Prof
Borody, yang sekarang ini melakukan enam transplantasi per minggu di
kliniknya di Five Dock di Sydney.
"Bakteri baru ini bisa mematikan
bakteri jahat, dan menguasai usus, mengembalikan keseimbangan tubuh,
dan menghilangkan simptom yang ada," tambah Prof Borony.
Walau
kedengaran menjijikan, hasilnya sangat menjanjikan. Pasien Prof Borody
ada yang datang dari Paris guna menjalani transplantasi. Kebanyakan
pasiennya adalah penderita C-diff di mana mereka menderita diare selama bertahun-tahun, namun disembuhkan hanya dalam bilangan hari.
"Saya didiagnosa C-diff dua
bulan lalu, setelah saya masuk rumah sakit dan mendapatkan dua
antibiotik karena infeksi kecil." kata sang pasien asal Perancis kepada news.com.au.
"Saya mendapat perawatan karena C-diff, namun
setelah satu putaran antibiotik, diarenya kembali lagi. Racun ini
menyebar ke aliran darah dan saya semakin menderita dari hari ke hari,"
"Saya
kemudian lewat Google menemukan pusat Penyakit pencernaan di Australia.
Di tempat saya FMT belum tersedia. Saya menelpon Prof Borody dan
sekarang sudah menjalani transplantasi. Hasilnya sudah terasa," kata
pasien itu lagi.
Jadi, kalau memang efektif mengapa selama ini
donor kotoran manusia ini tidak banyak dilakukan? "Bagi beberapa orang,
faktor kotoran manusia yang membuat mereka jijik, jadi masalah," kata
Prof Borody.
"Juga sama seperti teori baru, banyak juga dari
kalangan yang sudah mapan yang anti perubahan. Dunia farmasi sejauh ini
belum menunjukkan minat yang besar, padahal banyak dokter muda yang
tertarik, tapi para dokter tua banyak yang tidak mau berubah," tambah
Borony.
Douglas Samuel dari Universitas New South Wales adalah
bagian dari sekelompok peneliti yang sedang mengkaji manfaat FMT.
"Tampaknya tindakan ini bermanfaat besar bagi pasien yang memiliki C-diff dalam tubuh mereka." katanya kepada news.com.au.