RICO FAHRIZAL | Suara Tamiang rico_realitas@yahoo.com Bekas bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kualasimpang (SMPN 1) rusak ...
RICO
FAHRIZAL | Suara Tamiang
rico_realitas@yahoo.com
Bekas bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kualasimpang (SMPN 1) rusak berat—bangkai—habis dijarah maling. Eks SMPN 1 itu persis berada dilintasan jalan umum medan-banda aceh yang berseberangan dengan Polsek Kota Kualasimpang.
Bekas bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kualasimpang (SMPN 1) rusak berat—bangkai—habis dijarah maling. Eks SMPN 1 itu persis berada dilintasan jalan umum medan-banda aceh yang berseberangan dengan Polsek Kota Kualasimpang.
Dari data inventaris;
eks SMPN 1 Kualasimpang memiliki 17 ruang belajar, 1 ruang laboratorium, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang dewan guru dan ruang kepala sekolah serta kegiatan
administrasi. Disamping itu, dalam kompleks eks SMPN 1 berdiri 1 unit bangunan
mushalla.
Pembangunan
mushalla ini; merupakan sumbangan para orang tua siswa periode 2002-2005 yang
dititipkan setiap hari jum’at. Hingga rentang waktu dua tahun, mushalla telah
terbangun pada periode kepemimpinan Drs. M. Nurdin Hamid, M.Sc sebagai Kepala
Sekolah.
“Saya
miris melihat kenyataan eks bangunan SMPN 1, sekolah tempat saya menimba ilmu, dan
tempat mengajar yang masih layak dipergunakan tetapi bangunan hancur total, terkesan
terjadi pembiaran”, kata Hj. Nureka Paimun, Ketua Ikatan Keluarga Alumni SMPN 1
(IKA-SMPKU), kepada suara-tamiang.com. Sabtu (23/11).
lebih lanjut dikatakan, eks SMPN 1 ini telah melahirkan putra-putri terbaik tingkat daerah maupun nasional. Alangkah kecewanya saat disaksikan sekolah yang pernah mendidiknya tinggal puing dan dijarah maling. Disamping itu, eks SMPN 1 merupakan asset daerah.
Alumni IKA-SMPKU
lainnya; Ishak Iskandar, juga mengungkapkan kekecewaannya, Minggu (24/11). Padahal,
eks bangunan SMPN 1 ini telah dipersoalkan pada pendapat Badan Anggaran DPRK
Aceh Tamiang terhadap perubahan APBK tahun anggaran 2012.
“Bangunan eks SMPN 1
masih layak pakai, seperti pintu, kusen, jendela dan seng tetapi hilang dan
tidak jelas keberadaannya, eks bangunan SMPN 1 itu juga dibiarkan lapuk dimakan
waktu, yang lebih parahnya lagi eks bangunan dijarah maling tetapi tidak ada
tindakan untuk menyelamatkan asset daerah”, kata Ishak.
Ketidakbecusan Pemkab
Aceh Tamiang; khususnya Dinas Pendidikan dalam mengelola asset eks SMPN 1 sehingga
pintu, kusen, jendela dan seng hilang, lebih-lebih bangunan mushalla membuat
miris mantan kepala sekolah periode 2002-2005, Drs. M. Nurdin Hamid, M.Sc.
“Rasa kecewa pasti
ada, saat melintas didepan eks SMPN 1 yang kini menyisakan puing-puing,
terutama melihat bangunan mushalla sumbangan orang tua siswa waktu itu. Saya
berharap bangunan mushalla itu dapat dijadikan tempat ibadah sehingga akan
mengalirkan pahala bagi yang bersedekah jariyah itu”, ujar M. Nurdin Hamid.