BELAKANGAN ini Indonesia menjadi salah satu pilihan bagi musisi asing yang menggelar konser di Asia Tenggara. Mungkin dua hal alasannya, pe...
BELAKANGAN ini Indonesia menjadi salah satu pilihan bagi musisi asing yang menggelar konser di Asia Tenggara. Mungkin dua hal alasannya, pertama kondisi Indonesia relatif aman dan jumlah masyarakatnya terbanyak di Asia Tenggara.
Musisi asing pun menyempatkan diri untuk manggung di Indonesia. Sebut saja Justin Bieber, Katy Perry, Linkin Park, Vertical Horizon. Belum lagi musisi K-Pop yang kini tengah mendunia, sebut saja Jay Park dan Super Junior.
Dengan harapan, pelarangan konser Lady Gaga ini memiliki alasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan bukan karena pemerintah ini takut dengan ancaman salah satu kelompok masyarakat yang mengatasnamakan agam.Tapi belakangan ini, keramaian dunia hiburan musik Tanah Air tersebut tengah terganjal. Pertama, batalnya konser Avenged Sevenfold di Ancol tiga jam menjelang konser digelar. Kabar beredar, Avenged Sevenfold kecewa dengan promotor yang menggelar acara di ruangan terbuka, padahal band rock itu biasanya menggelar konser di dalam ruangan tertutup.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah tidak diizinkannya konser Lady Gaga. Hal ini cukup mengejutkan, karena kabar mengenai konser tersebut sudah cukup lama dan tiket sudah habis terjual. Mendadak Polda Metro jaya tidak mengizinkan konser tersebut digelar di Gelora Bung Karno pada 3 Juni mendatang.
Alasannya, beberapa ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Forum Umat Islam (FUI) mengajukan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemudian surat tersebut diteruskan Sekretariat Negara ke Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya mempertimbangkan keamanan di Jakarta, makanya izin tidak diberikan. Apalagi Ketua Umum FPI, Habib Rizieq, mengancam akan membuat rusuh Jakarta jika konser Lady Gaga tetap diberikan.
Ada dua alasan kenapa ormas Islam tersebut menolak Lady Gaga hadir di Jakarta. Pertama, karena Lady Gaga seringkali tampil vulgar saat konser. Kedua, mereka percaya bahwa Lady Gaga adalah pemuja setan, karena pernah diberitakan mandi darah sebelum tampil untuk konser.
Ada dua kepentingan masyarakat yang bertabrakan di sini. Pertama, masyarakat yang menginginkan kemerdekaan dalam hiburan dan masyarakat yang tidak ingin artis berpenampilan porno/vulgar hadir di tengah masyarakat. Tanpa harus khawatir dengan ancaman salah satu kelompok masyarakat.
Pelarangan konser musik pernah terjadi sejak zaman Soekarno. Dahulu Presiden Soekarno juga pernah melarang Beatles, band asal Inggris legendaris itu tampil di Indonesia. Soekarno menyebut musik Ngak ngek ngok itu sesuai dengan kepribadian bangsa.
Zaman Soeharto, tidak ada larangan untuk musisi/ band tertentu untuk tampil. Hanya saja, musikus yang kritis terhadap pemerintah tidak akan mendapatkan panggung di seantero negeri ini.
Jika benar Lady Gaga dilarang karena tidak sesuai dengan jati diri atau moral bangsa, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah seperti apakah moral bangsa ini? Lady Gaga dilarang tampil karena sering tampil vulgar, tapi prostitusi masih marak di berbagai pelosok Tanah Air. Bahkan, ada pejabat mempertontonkan adegan mesum dengan bukan pasangannya.
Jika benar Lady Gaga dilarang karena tidak sesuai dengan jati diri atau moral bangsa, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah seperti apakah moral bangsa ini? Lady Gaga dilarang tampil karena sering tampil vulgar, tapi prostitusi masih marak di berbagai pelosok Tanah Air. Bahkan, ada pejabat mempertontonkan adegan mesum dengan bukan pasangannya.
Jika benar Lady Gaga dilarang karena dia disebut sebagai pemuja setan, ada baiknya jika juga mengaca berapa banyak dukun/paranormal yang kaya raya karena memiliki klien sangat banyak yang butuh bantuan “kepintarannya”.
Editor : Anto
Sumber : okezone.com