Aceh mampu memproduksi kopi jenis arabika sebanyak 6.000 ton setiap tahunnya. Daerah paling barat ujung Pulau Sumatera ini merupakan daer...
Aceh mampu memproduksi kopi jenis arabika sebanyak 6.000 ton setiap
tahunnya. Daerah paling barat ujung Pulau Sumatera ini merupakan daerah
penghasil kopi terbesar di Indonesia.
Project Manager International Organization for Migration (IOM),
Konrad Clos, mengatakan Aceh merupakan daerah penghasil kopi arabika
terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi mencapai 6.000 ton per
tahunnya. Hasil itu diperoleh dari dua kabupaten penghasil kopi di
daerah dataran tinggi Gayo.
“Nilai ini jika kita nominalkan mencapai 300 juta hingga 500 juta
dolar per tahun. Ini merupakan jumlah yang luar biasa,” kata Konrad
Clos dalam konferensi pers yang digelar di Rumoh Atjeh Kupi Banda Aceh,
Kamis (17/5).
Ia menambahkan potensi kopi Gayo sesungguhnya bisa mencapai 1 milyar
dollar per tahun jika dimaksimalkan produksinya. Menurutnya,
pemaksimalan produksi kopi perlu mendapat perhatian dari semua pihak
mengingat kopi Gayo sudah dikenal oleh masyarakat dunia.
“Tidak hanya nasional tetapi dunia sudah mengetahui tentang kopi Gayo,” jelasnya.
Konrad Clos menjelaskan kopi yang dihasilkan petani Gayo terlebih
dahulu dikirim ke Amerika yang kemudian dikirim ulang ke wilayah
Indonesia untuk diproduksi.
“Sebenarnya ini tidak perlu terjadi, kita harus mampu memproduksi sendiri,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Aceh harus bangga kepada kopi
yang diproduksi oleh petani lokal. Ia juga meminta masyarakat Aceh
untuk mendukung upaya yang dilakukan oleh para produsen kopi seperti
petani dengan membelinya langsung dari mereka secara baik.
Editor : Yeddi
Sumber : Acehkita