HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ketika Dentum Sejarah Bergema, Dandim 1315/Kabgor Berdiri di Barisan Kehormatan

Lentera24.com | LIMBOTO - Langkah kaki para peserta upacara terdengar serempak di Lapangan Gelanggang Olahraga David–Tonny, Kelurahan Kayub...

Lentera24.com | LIMBOTO - Langkah kaki para peserta upacara terdengar serempak di Lapangan Gelanggang Olahraga David–Tonny, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, pagi itu. Tepat pukul 09.20 Wita, ribuan pasang mata menyaksikan dengan penuh khidmat jalannya Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke 80 Republik Indonesia Tingkat Kabupaten Gorontalo. 


Terlihat di barisan tamu kehormatan, hadir Dandim 1315/Kabupaten Gorontalo, Letkol Arh. Roma Laksana Yudha, S.Ap., M. Sos, yang turut merasakan getaran sejarah dalam momen penuh makna ini.


Sebagai seorang Komandan Kodim, Letkol Roma memikul tugas penting, yakni memimpin dan mengendalikan jalannya satuan dalam penyelenggaraan Pembinaan Teritorial. Tidak hanya memastikan wilayahnya aman, tetapi juga membina kemampuan prajurit agar senantiasa siap mendukung tugas pokok TNI AD. Kehadiran beliau di tengah upacara ini menjadi simbol nyata keterpaduan antara tugas kedinasan dan pengabdian kepada bangsa.


Upacara Akbar ini juga dihadiri jajaran pejabat penting. Di antaranya Kolonel Inf. Zaalan, S.IP selaku Kasrem 133/NW, Wakil Bupati Gorontalo H. Tonny S. Junus, Sekda Kabupaten Gorontalo Sugondo A. Makmur, Kaban Kesbangpol M.S Burhan Ismail, Ketua DPRD H. Zulfikar Y. Usira, Kapolres Gorontalo KBP Ki Ide Bagus Tri, Kajari Dr. Abvianto Syaifulloh, Danyonif 713/ST Letkol Inf. Manashe Lomo, perwakilan Dansatradar 224/Kwandang, Kalapas Perempuan Elang Kartini, Ketua Pengadilan Negeri Limboto Royke Harold Inkiriwang, Danramil Limboto Letda Inf Liwang, para pimpinan OPD, tokoh masyarakat, hingga ratusan undangan lainnya.


Rangkaian upacara berjalan sesuai tata urutan. H. Sofyan Puhi bertindak sebagai Inspektur Upacara, Lettu Inf. Indra Mooduto sebagai Komandan Upacara, dan Kapten Inf. Abdul Kabier Lessy sebagai Perwira Upacara. Sementara itu, teks Proklamasi dibacakan lantang oleh Ketua DPRD H. Zulfikar Y. Usira, disambung doa khidmat dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gorontalo.


Pasukan upacara tersusun rapi dalam formasi. Kompi I berisi peleton dari Kodim 1315/Kab. Gorontalo dan Polres Gorontalo. Kompi II terdiri atas pasukan Yonif 713/ST, Brimob Polda, dan Polres. Kompi III diisi Satpol PP, Dishub, serta Damkar. Kompi IV hingga IX menghadirkan barisan Korpri, PGRI, mahasiswa Unigo, UMGo, IAIN, serta gabungan organisasi pemuda, FKPPI, Pemuda Pancasila, hingga Satpam. Semua berdiri tegap, mencerminkan kekuatan rakyat yang bersatu.


Upacara dimulai dengan masuknya Komandan Upacara ke lapangan, disusul kedatangan Inspektur Upacara. Suasana hening tercipta ketika penghormatan pasukan dilaksanakan, kemudian laporan resmi diberikan. Begitu tanda kebesaran dibuka, semua hadirin seakan ditarik kembali ke masa 17 Agustus 1945, saat Proklamasi pertama kali dikumandangkan.


Titik puncak upacara terasa saat teks Proklamasi dibacakan. Setiap kata menggema, menusuk hati hadirin, membangkitkan kesadaran bahwa kemerdekaan ini diraih dengan darah dan pengorbanan para pahlawan. Usai itu, tanda kebesaran kembali ditutup dengan penuh kehormatan.


Momen hening pun tercipta. Seluruh lapangan larut dalam Mengheningkan Cipta, dipimpin dengan khidmat untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur. Hening itu bukan sekadar diam, melainkan doa yang terpanjat dari hati terdalam seluruh rakyat yang hadir.


Lalu doa kembali dipanjatkan, menambah khusyuk suasana. Seluruh hadirin mengamini, memohon kepada Yang Maha Kuasa agar bangsa ini senantiasa diberi kekuatan, persatuan, dan keberkahan dalam perjalanan panjang ke depan.


Detik berikutnya, kibaran Merah Putih menggetarkan dada. Pasukan Paskibraka melaksanakan tugas dengan sempurna. Bendera pusaka berkibar megah di bawah sinar matahari, disambut lagu kebangsaan yang dinyanyikan penuh semangat oleh seluruh peserta.


Setelah itu, berbagai lagu perjuangan dikumandangkan, termasuk "Andika Bayangkari", yang semakin menambah semangat nasionalisme. Upacara kemudian ditutup dengan laporan Komandan Upacara kepada Inspektur, penghormatan terakhir, dan kembalinya Inspektur meninggalkan mimbar. Semua rangkaian berjalan lancar dan penuh khidmat.


Upacara penaikan bendera dalam rangka memperingati Detik-Detik Proklamasi ke-80 di Kabupaten Gorontalo benar-benar berlangsung penuh makna. Kurang lebih 1.500 orang hadir, menjadi saksi sejarah bagaimana semangat persatuan bangsa tetap terjaga hingga kini.


Usai upacara, kegiatan berlanjut dengan ramah tamah di Gedung Kasmat Lahai, Kantor Bupati Gorontalo. Di sana, para pejabat, tamu undangan, dan masyarakat saling berbincang hangat, mempererat kebersamaan dalam suasana penuh persaudaraan.


Peristiwa ini bisa terjadi karena adanya semangat kolektif untuk menjaga tradisi peringatan Proklamasi sebagai warisan sejarah. Tanpa itu, generasi muda akan kehilangan jejak perjuangan bangsanya.


Karena itu, kegiatan semacam ini harus diadakan setiap tahun. Bukan hanya sebagai seremonial, tetapi sebagai pengingat bahwa kemerdekaan adalah hasil jerih payah yang harus dihargai dan dijaga dengan pengabdian nyata.


Upacara ini bertujuan memperkuat rasa nasionalisme, membangun kesadaran sejarah, serta menanamkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia di dada setiap generasi.


Membentuk karakter disiplin, mempererat sinergi antar instansi, hingga menumbuhkan semangat gotong royong untuk menjaga NKRI tetap utuh.


Ini menjadi bukti bahwa nilai perjuangan tidak pernah lekang dimakan waktu. Dengan adanya upacara, masyarakat dan aparat bersama-sama menjaga warisan bangsa.


Kesimpulannya, upacara Detik-Detik Proklamasi ke-80 di Kabupaten Gorontalo bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menatap masa depan dengan optimisme.

Sebagai penutup, Dandim 1315/Kab. Gorontalo Letkol Arh. Roma Laksana Yudha, S.Ap., M. Sos, bersama seluruh unsur Forkopimda dan masyarakat, menuntaskan rangkaian acara pada pukul 10.10 Wita dengan aman, tertib, dan penuh makna. Semangat kemerdekaan kembali diteguhkan, menjadi bekal untuk terus melangkah maju sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.[]L24.Rel