Tengku Jayadi Nur Pengamat Politik, Sosial Kemasyarakatan Kepri Lentera24.com - Setiap calon pemimpin perlu dilihat rekam jejaknya. Berup...
Lentera24.com - Setiap calon pemimpin perlu dilihat rekam jejaknya. Berupa hasil kinerja, karya dan gagasannya. Secara personal seorang pemimpin harus bisa menjaga komitmen dan konsistensi. Sebab hanya dengan melihat hasil karya dan kinerja itulah pemimpin bisa dinilai mampu jaga komitmen atau tidak, termasuk konsisten dalam melaksanakan program yang sudah dicanangkan sampai tuntas.
Kontestasi politik Kepri yang diikuti dia pasang kandidat yakni Ansar Ahmad berpasangan dengan Nyanyang Haris Prattamura dan Muhammad Rudi dengan Aunur Rofiq. Dengan hanya ada dua calon itu maka masyarakat Kepri hanya punya pilihan di antara mereka. Tidak memilih alias golput justru lebih tidak berkontribusi dalam menentukan kepemimpinan Kepri lima tahun ke depan. Masalahnya pilihan pilkada akan mempengaruhi bagaimana hasil pemerintahan bagi masyarakatnya.
Di sini masyarakat perlu memahami betul bagaimana kinerja kepemimpinan di antara keduanya. Sehingga mau tidak mau, kita harus membandingkannya. Sebab dua-duanya merupakan pemimpin daerah saat ini. Ansar Ahmad sebagai petahana atau in-cumbent Gubernur Kepri, sementara Muhammad Rudi adalah Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam. Bagaimana Kepri dipimpin Ansar 5 tahun belakangan? Apa saja yang sudah dicapai? Sebelum menjabat gubernur, Ansar adalah Bupati Bintan 2 periode 2006-2011 dan 2011-2016.
Selama 10 tahun memimpin Bintan, tidak ada prestasi yang dibanggakan dan dinikmati masyarakat. Hanya pembangunan pusat ibukota Bintan Puyu yang alih fungsi hutan lindung nya mengorbankan Sekdanya Azirman, yang terkena OTT KPK karena suap kepada politisi PPP Al-Amin Nasution di media tahun 2009 - padahal persoalan alih fungsi hutan merupakan kebijakan bupati bukan otoritas sekda. Kemudian menjadi gubernur sejak 2021, hampir tidak ada perkembangan berarti yang dilakukan. APBD Provinsi Kepri hanya berkisar Rp. 4 triliun, dengan sumbangsih pendapatan terbesar dari Batam, yakni Rp. 1 - 1,5 triliun dari sektor pajak kendaraan bermotor, BBM Kendaraan Bermotor dan lainnya.
Berbicara pertumbuhan ekonomi yang dibandingkan Ansar antara Bintan yang mencapai 6 persen, sementara Batam cuma 4 persen. Seharusnya dijelaskan secara detail komponen apa yang menjadi dasar penghitungan angka pertumbuhan ekonomi. Apakah itu hanya angka-angka yang disebutkan, atau ada pengaruh nyata terhadap sektor makro ekonomi masyarakat. Termasuk perbandingan besaran APBD Bintan dan Batam. APBD Bintan dengan penduduk hanya 170-an ribu, sementara Batam hampir Rp. 4 triliun dengan penduduk 1,4 juta.
Jika ditelisik lebih dalam, berapa tingkat kemiskinan di Bintan dan berapa Batam? Lalu kita coba lihat apa yang sudah dibangun secara infrastruktur fisik, ekonomi maupun lainnya.
Batam dalam kurun waktu 10 tahun kepemimpinan Muhammad Rudi telah membangun pelebaran jalan hampir semua di jalur protokol, termasuk di jalan penghubung. Setiap orang yang baru datang ke Batam akan dibuat kagum dengan jalan yang mulus dengan lima lajur setiap jalurnya, yakni total 10 lajur. Bangunan pencakar langit oleh pihak swasta pun terus tumbuh seiring infrastruktur jalan yang indah dan rapi. Setiap sudut dan ruang tertentu tetap disediakan untuk wilayah publik dengan pedestrian yang lebar disertai penghijauan. Tidak ketinggalan hadirnya taman-taman kota yang menambah asri pemandangan mata.
Rudi pada awalnya tidak pernah menjanjikan akan membangun pelebaran jalan yang se-fantastis itu, tapi dia melakukannya. Saat ini juga sedang tahap pembangunan jalan layang Sei Ladi untuk mengurai kemacetan jalan dari Tiban ke arah Nagoya maupun Batam Center, khususnya mulai Southlink hingga Simpang Batu Batam. Jika itu selesai, maka pelebaran jalan yang mendesak dituntaskan yakni dari simpang Kepri Mall arah Batu Aji hingga Tanjung Uncang.
Bukan hanya infrastruktur ekonomi yang dibangun Rudi. Tambahan gabungan anggaran Pemko Batam dan BP Batam, Rudi telah membangun Masjid megah Sultan Mahmud Riyadh Syah di Sagulung, dilanjutkan dengan Masjid Tanjak Bandara Hang Nadim nanti unik dan indah - bercirikan tanjak khas Melayu. Bukan sampai di situ, Rudi membongkar dan merenovasi Masjid Agung Batam menjadi megah dan nyaman. Sektor moral dan religius juga diperhatikan.
Sektor ekonomi apalagi, Rudi terus mendorong peningkatan pembangunan pelabuhan dan bandara. Dua wilayah pintu keluar masuk Kota Batam yang terus dimodernisasi. Arus mobilitas pergerakan manusia keluar masuk Batam sangat tinggi. Penerbangan telah membuka jalur hampir semua kota baik Sumatera, Jawa bahkan Kalimantan. Begitu juga dengan jalur perhubungan lautnya.
Coba bandingkan dengan jualan Ansar Ahmad yang menjual proyek Jembatan Batam-Bintan sejak masa kampanye 2020, hingga saat ini belum ada wujudnya. Lihat juga pembangunan infrastruktur seperti RSUD provinsi atau infrastruktur lainnya, seberapa efisien dan efektif kah? Jadi masyarakat Kepri secara umum bisa melihat kinerja Rudi yang nyata, sementara Ansar masih sebatas retorika. Siapa yang patut didukung dan dipilih ke depan? ***