HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak Proyek PT KAI, Warga Resahkan Jalan Poros 6 Desa Dialihkan Kejalan Berlumpur.

Lentera 24 .com |  ACEH TAMIANG -- Akibat ada pembangunan jalur rel kereta api, pihak pelaksana kerja mengalihkan arus lalulintas kejalan y...

Lentera24.com |  ACEH TAMIANG -- Akibat ada pembangunan jalur rel kereta api, pihak pelaksana kerja mengalihkan arus lalulintas kejalan yang berkubang dan berlumpur. Pelaksana kerja pembangunan proyek PT KAI malah ngotot tidak memiliki tanggungjawab membenahi jalan alternatif menuju 6 desa yang rusak. Padahal pengalihan jalan dimaksud merupakan akibat kepentingan proyeknya.

Perasaan Kecewa bercampur kesal  kini tengah menyelimuti hati masyarakat sejumlah desa di Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang akibat terdampak dari kinerja pihak pelaksana kegiatan pembangunan jalur rel kereta api.

Pekerjaan Proyek milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang sedang digarap oleh PT DF yang saat ini lokasi pekerjaannya berada di desa Tanjung Mancang dan Simpang Kanan tersebut dianggap warga sebagai biang penyebab keresahan bagi masyarakat setempat dan sejumlah warga desa lainnya.

Salahseorang warga Desa Tanjung Mancang yang enggan namanya disebutkan, Jumat (25/9/20) melalui selulernya meminta Lentera24 agar datang ke Desanya guna menemui sejumlah warga desa itu.

Setelah Lentera24 tiba ditempat yang telah disarankan, ternyata sudah ditunggu oleh sejumlah orang warga setempat. Kepada media ini warga tersebut mengutarakan keluh kesahnya atas dugaan tindakan yang menurutnya sangat merugikan warga pengguna jalan.

"Silahkan badan jalan aspal ini dipotong dan dikorek sedalam mungkin demi pelaksanaan pembangunan jalan kereta api. Tetapi tolonglah, kami sebagai warga jangan disuruh melintasi jalan berlumpur seperti ini," keluh warga.


Warga dimaksud meminta agar pihak kontraktor proyek PT KAI memberikan jalan alternatif yang layak untuk dilalui masyarakat.

Dikatakan, jalan tersebut setiap harinya dilalui oleh ratusan orang warga maupun puluhan kendaraan truk pengangkut tandan buah sawit (TBS) milik perusahaan dan milik masyarakat.

Oleh pihak kontraktor, karena jalan aspal yang merupakan satu-satunya jalan utama bagi warga Desa Simpang Kanan, desa Gerenggam, desa Tanjung Genteng, desa Tanjung Mancang sebagian warga desa Bukit Karim dan Desa Sungai Liput digali dan diputus, maka warga maupun truk terpaksa harus melalui jalan lain.

Namun ironisnya, ujar warga tersebut, pihak rekanan tidak memiliki rasa bersahabat kepada warga  dan rasa tanggung jawab untuk memberi rasa nyaman bagi masyarakat. Sehingga berusaha memperbaiki jalan yang akan dijadikan jalan alternatif sebelum badan jalan aspal dikorek dan digali.

"Dampak dari dugaan tidak bersahabatnya kontraktor kepada masyarakat, seluruh warga pengguna jalan ini harus merelakan kendaraannya masuk kekubangan lumpur tanah liat," jelas warga.

Sesepuh Desa Tanjung Mancang, Yus Ramlan (55) yang juga mantan Datok setempat menyebutkan rasa kecewanya atas sikap pihak rekanan dari PT KAI yang tidak memperdulikan kondisi jalan yang berkubang dan berlumpur tanah liat, sehingga sangat menyulitkan pengguna jalan yang melintas dijalan elak itu.

Guna kepentingan sebuah berita yang berimbang, Lentera24 tidak berhasil mengkonfirmasi pihak rekanan sebagai pelaksana kerja proyek milik PT KAI dilokasi proyek terkecuali seorang mandor lapangan bernama Sy.

Kepada media ini, Sy enggan memberikan nomor Handphone milik dua orang yang disebutnya pihak Satker proyek dan bahkan menolak untuk memberitahukan langsung melalui hp atas kedatangan Lentera24 bertujuan untuk konfirmasi.

"Beliau sudah berpesan untuk tidak diganggu sejak hari Kamis, dan mohon maaf pak, Saya tidak berani memberikan keterangan apapun, takut salah pak. Silahkan Bapak temui aja langsung Satkernya, pak Nazar atau Pak Defri," ungkap Sy, Jumat (25/9/20), sembari memberikan petunjuk alamat Kantor Satkernya dibilangan Desa Dalam Kecamatan Karang Baru.


Keesokan harinya, Sabtu (26/9/20), media ini mencari Defri maupun Nazar, dialamat Satker yang disebutkan Sy, namun pintu kantor satker yang didepannya ada 1 unit mobil Inova bernopol BK 1315 LD, tidak dibuka saat beberapa kali mengucapkan salam sembari mengetok pintu.

Setelah itu Lentera24 berusaha mencarinya dilokasi pekerjaan di Desa Simpang Kanan dan kembali menemui Sy yang sebelumnya mengatakan Defri maupun Nazar berada di kantor Satker yang didepannya ada plank nama Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, Kantor Pejabat Pembuat Komitmen Wilayah I Operasional Kualasimpang.

Menurut Sy yang mengaku sebagai mandor lapangan yang didampingi As dilokasi proyek, Sabtu, (26/9/20), saat ditanya keberadaan yang pasti atas diri Nazar maupun Defri, terlihat seperti plin-plan dalam memberikan keterangan.

"Mungkin sudah pindah pak, mungkin di Medan atau ditempat lain, karena kantornya banyak," papar Sy.

Ditanya terkait kondisi jalan yang dialihkan kondisinya rusak dan tidak ada perbaikan karena ada kegiatan pekerjaan pada jalan poros antar desa di Simpang Kanan dan Tanjung Mancang, Sy dan As mengatakan tidak ada tanggungjawab pihak kontraktor untuk merawat jalan yang rusak tersebut.

"Itu kan yang rusak jalan milik Kebun, jadi tidak ada tanggungjawab kami untuk memperbaiki dan merawatnya," tegasnya, 

Ditambahkannya, jalan protokol dialihkan kesitu, karena ada kegiatan proyek rel kereta api pada jalan aspal yang kini sedang digali oleh pihak kontraktor proyek.

Namun yang lebih unik lagi, dalam konfirmasi tersebut, As malah nyambi bertindak seperti seorang wartawan dengan memotret  Lentera24 yang sedang mewawancarai sahabatnya. Diduga, foto hasil jepretannya yang sebelumnya meminta izin tu, bakal dijadikan alat bukti untuk laporan kepada pimpinannya kalau Sy dan As sedang ditemui wartawan. [] L24-002