Lentera 24.com | LANGSA -- Acara peringatan Maulid Nabi yang digelar oleh Warga Gampong Meutia, Kecamatan Langsa Kota sudah satu bulan berl...
Lentera24.com | LANGSA -- Acara peringatan Maulid Nabi yang digelar oleh Warga Gampong Meutia, Kecamatan Langsa Kota sudah satu bulan berlalu, namun aroma korupsi baru mencuat.
Yang parahnya indikasi pengelembungan dana maulid dilakukan oleh oknum Imam Desa setempat.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, Senin (29/1) dari masyarakat yang enggan disebut namanya menerangkan, pada saat rapat di desa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dipercayakan kepada Ketua Pemuda Kampong Meutia, namun seiring waktu berjalan tiba-tiba FS selaku Imam Desa yang setir kemudi alias yang berperan dalam penggelaran Maulid tersebut.
Namun kata sumber, hal yang dilakukan oleh oknum Imam desa Gampong Meutia sangat diluar dugaan karena nasi kotak untuk 45 orang anak yatim dibandrol Rp. 87.500 (delapan puluh tuju ribu lima ratus rupiah) per bungkusnya padahal katering dilakukan di rumah oknum FS tersebut. Padahal masyarakat setempat ada juga yang memberikan bantuan berupa nasi kulah, ada juga yang mengantar bebek ke rumah Imam FS, ujar warga.
Kejadian tersebut sontak membuat warga bertanya-tanya, apa isi nasi kotaknya hingga mencapai harga Rp. 87.500 per kotaknya. Setelah mengetahui adanya dugaan penggelembungan dana belanja tersebut dan perangkat desa membuat rapat di Balai pengajian, ujarnya.
Di tempat terpisah hari yang sama AI mengatakan, kami selaku masyarakat mendesak Geuchik Gampung Meutia agar melakukan rotasi Imam Desa tersebut agar ada penyegaran, di samping itu prilaku yang dipertontonkan oleh oknum Imam Desa Meutia tidak pantas di jadikan panutan, pintanya.
Sambung AI, seharusnya dia (FS_red) bersedekah untuk acara Maulid, bukan malah mencari keuntungan di dalamnya. Yang lebih parah lagi ada warga yang memberi Bue Kulah (Nasi Bungkus) dan itu diakui oleh FS namun dia bilang, "isi bungkusannya sangat sedikit sehingga nasinya dicampurkan", ujar AI menirukan ucapan oknum FS.
Mendengar pernyataam FS warga yang semula iklas memberi nasi untuk Maulid menjadi menggerutu karena pemberiannya tidak dihargai, tutup AI. Namun pada saat media ini mencoba menghubungi oknum Imam Desa FS via telpon selulernya yang bersangkutan tidak berkenan mengangkat telponnya. [] L24-007 (Roby Sinaga)
![]() |
Foto : Ilustrasi |
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, Senin (29/1) dari masyarakat yang enggan disebut namanya menerangkan, pada saat rapat di desa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dipercayakan kepada Ketua Pemuda Kampong Meutia, namun seiring waktu berjalan tiba-tiba FS selaku Imam Desa yang setir kemudi alias yang berperan dalam penggelaran Maulid tersebut.
Namun kata sumber, hal yang dilakukan oleh oknum Imam desa Gampong Meutia sangat diluar dugaan karena nasi kotak untuk 45 orang anak yatim dibandrol Rp. 87.500 (delapan puluh tuju ribu lima ratus rupiah) per bungkusnya padahal katering dilakukan di rumah oknum FS tersebut. Padahal masyarakat setempat ada juga yang memberikan bantuan berupa nasi kulah, ada juga yang mengantar bebek ke rumah Imam FS, ujar warga.
Kejadian tersebut sontak membuat warga bertanya-tanya, apa isi nasi kotaknya hingga mencapai harga Rp. 87.500 per kotaknya. Setelah mengetahui adanya dugaan penggelembungan dana belanja tersebut dan perangkat desa membuat rapat di Balai pengajian, ujarnya.
Di tempat terpisah hari yang sama AI mengatakan, kami selaku masyarakat mendesak Geuchik Gampung Meutia agar melakukan rotasi Imam Desa tersebut agar ada penyegaran, di samping itu prilaku yang dipertontonkan oleh oknum Imam Desa Meutia tidak pantas di jadikan panutan, pintanya.
Sambung AI, seharusnya dia (FS_red) bersedekah untuk acara Maulid, bukan malah mencari keuntungan di dalamnya. Yang lebih parah lagi ada warga yang memberi Bue Kulah (Nasi Bungkus) dan itu diakui oleh FS namun dia bilang, "isi bungkusannya sangat sedikit sehingga nasinya dicampurkan", ujar AI menirukan ucapan oknum FS.
Mendengar pernyataam FS warga yang semula iklas memberi nasi untuk Maulid menjadi menggerutu karena pemberiannya tidak dihargai, tutup AI. Namun pada saat media ini mencoba menghubungi oknum Imam Desa FS via telpon selulernya yang bersangkutan tidak berkenan mengangkat telponnya. [] L24-007 (Roby Sinaga)