suara-tamiang.com: Korban tewas dalam penyerbuan Detasemen 88 Antiteror di kawasan permukiman Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Sulawe...
suara-tamiang.com:
Korban tewas dalam
penyerbuan Detasemen 88 Antiteror di kawasan permukiman Kayamanya, Kecamatan
Poso Kota, Sulawesi Tengah, kemarin ternyata seorang pegawai negeri di Dinas
Kehutanan Poso. Khalid, yang telah menikah dan memiliki dua anak, lahir di Poso
pada 21 Agustus 1985. Ayah Khalid disebut-sebut sebagai mantan anggota DPRD
Poso.
Menurut Muhaimin, pengamat teroris Poso, Khalid bukanlah anggota jaringan teroris. “Yang saya tahu, dia hanya ingin belajar agama. Terakhir ia menjadi panitia di Masjid Hidayah yang ada di kampung ini,” kata Muhaimin saat dihubungi Sita Planasari Aquadini dari Tempo.
Jenazah Khalid yang sempat diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu kemarin, kemudian dipulangkan ke keluarga pada pukul 14.00 Wita. Jenazah yang sudah dimandikan dan dimasukkan ke peti itu dibawa ke Poso menggunakan ambulans. “Jenazah dikembalikan atas permintaan keluarga,” ujar seorang anggota keluarga korban yang menolak menyebutkan namanya.
Adapun terduga teroris lainnya, M. Yasin, menurut Muhaimin, merupakan pemuka agama di kawasan itu. “Saya kenal Ustad Yasin. Tidak benar ustad dan Khalid melakukan hal yang dituduhkan polisi. Ini kesalahan sangat besar dan sudah saya sampaikan kepada Dandim dan Kapolres,” ujar Muhaimin memprotes.
Dalam kesempatan terpisah, polisi pun mengakui Yasin sebagai tokoh masyarakat setempat. "(Yang bersangkutan) mungkin dikenal sebagai tokoh," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli, dalam konferensi pers di Mabes Polri
Aparat menduga keduanya terlibat jaringan Santoso, terduga pemimpin pelatihan kelompok bersenjata di Gunung Biru, Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO). Keduanya diduga ikut merencanakan aksi teror di sejumlah tempat yang kini diselidiki polisi. Mereka juga diyakini ikut dalam sejumlah aksi teror di Palu serta rencana perampokan bank.
Boy menegaskan, Yasin ditangkap lantaran hasil penelusuran polisi menemukan ada keterkaitan dia dengan sejumlah aksi teror di Poso. Kesimpulan penelusuran tersebut diperoleh berdasarkan alat bukti, hasil pemeriksaan, dan hasil penyidikan terhadap mereka yang selama ini diduga kuat ikut terlibat. "Penangkapan dilakukan apabila didasari alat bukti cukup," ujarnya. | TEMPO.CO