HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Perusakkan KEL di Aceh Tamiang Terus Berlanjut oleh Perusahaan HGU

RICO FAHRIZAL | Suara Tamiang rico_realitas@yahoo.com Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) kini telah diduduki beberapa perusahaan diwilaya...


RICO FAHRIZAL | Suara Tamiang
rico_realitas@yahoo.com

Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) kini telah diduduki beberapa perusahaan diwilayah hutan kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang. Hutan yang dulunya masih perawan, sekarang telah digunduli secara permanen. 

Bila dilihat dari foto satelit Peta KEL; yang kini telah diduduki beberapa perusahaan perkebunan adalah gambar yang tersisa di internet dari beberapa tahun yang lalu. Sedangkan pada umumnya gambar terbaru tentang foto peta KEL disatelit Indonesia hingga kini masih belum ada.

Jika berbicara mengenai peta Indonesia; wilayah hutan kecamatan Tamiang Hulu seperti tertutup dan luput dari foto satelit diluar angkasa. Padahal dengan adanya foto satelit terbaru walau hanya setahun sekali, mungkin dapat mengetahui berapa luas KEL yang dirusak.

Pemerintahan Aceh saat ini masih belum jelas penegasannya dalam mempertahankan berapa luasan KEL terutama di Aceh Tamiang. Hal itu terbukti dari kerusakan hutan telah terindikasi digunduli secara permanen oleh beberapa perusahaan perkebunan di kecamatan Tamiang Hulu.

Beberapa waktu lalu; banjir melanda beberapa kecamatan di Aceh Tamiang mulai dari hulu hingga hilir akibat meluapnya air sungai Tamiang. Sehingga menimbulkan banyak korban banjir yang mengalami kerugian baik moril maupun materil yang tidak sedikit. 

Terlebih lagi banyak rumah warga roboh diterjang air, Truck terbalik karena banjir, Sawah gagal panen dibeberapa kecamatan dan hewan ternak mati tenggelam. Bukan hanya alasan awal bulan 12, Tapi salah satu pendampingnya adalah penggundulan hutan secara permanen.

Ironisnya, Pemerintah Aceh yang telah membentuk Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BP-KEL) saat ini seluruh personil sedang ‘MERADANG’. Penyebabnya Kepala BP-KEL telah terindikasi tidak memihak untuk melestarikan wilayah KEL.

“Seluruh Anggota BP-KEL se-Aceh saat ini tengah mogok kerja, kami menuntut Kepala Badan Pengelola KEL yang terkesan tidak memihak pada kinerja KEL yang konsen menjaga kelestarian hutan”, ujar Ranger yang tidak mau dikorankan. Selasa (27/11).

Lebih lanjut ia mengatakan, pemantauan melalui satelit untuk kawasan hutan KEL yang sudah rusak tidak dapat dilakukan. Akan tetapi, para Ranger BP-KEL akan terus mencari dan mempublikasikan perkembangan terkini terkait perusahaan yang kerap merusak lingkungan hutan lindung.