HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ikan dan Tanaman di DAS Sungai Aceh Tamiang Simpang Kapal Mati

Warga dari tiga desa di Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mencemaskan kondisi air sungai Simpang Kapal yang diduga telah tercemar limb...

Warga dari tiga desa di Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mencemaskan kondisi air sungai Simpang Kapal yang diduga telah tercemar limbah kimia. 

Pasalnya, dalam sebulan terakhir, warga dari tiga desa itu (Lhok Meudang Ara, Ie Bintah, dan Matang Ara Aceh) kerap menemukan bangkai ikan di sungai tersebut. 

Bukan itu saja, rumput gajah yang ditanami warga di bantaran sungai juga ikut membusuk. Camat Manyak Payed, Ahmad Yani kepada Serambi, Selasa (6/11) mengatakan, berdasarkan laporan warga, pembuangan limbah ke sungai itu sudah terjadi dua kali dalam sebulan terakhir. 

Selain menyebabkan ikan mati, rumput gajah di bantaran sungai juga ikut membusuk. “Kondisi ini membuat warga resah dan mengadu ke camat,” ujarnya. Pembuangan limbah tersebut diduga terjadi pada saat ketinggian air Sungai Simpang Kapal lebih tinggi dari biasanya. 

Menurut warga, kata Ahmad Yani, saat air sungai naik, limbah tidak akan terlihat karena saat itu air sungai sedang keruh. 

“Tidak akan terlihat tanda-tanda perubahan warna air, mungkin karena  sungai banjir sehingga tidak keliatan,” ujarnya. Ahmad Yani mengatakan, air Sungai Simpang Kapal, selama ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga warga di tiga desa tersebut. 

Selain itu juga mengaliri lahan pertanian dan areal persawahan. Ia menyatakan, saat ini pihaknya  bersama warga tiga desa sedang menelusuri asal limbah yang menyebabkan air sungai tercemar. Hanya saja, kata Camat, pihaknya belum menemukan ada industri yang menggunakan zat-zat kimia di kawasan aliran Sungai Simpang Kapal. 

“Kita berharap, jika ada warga yang mengetahui penyebab atau ada yang membuang limbah berbahaya ke dalam sungai, agar memberi kami. Sehingga dapat kita cegah sedini mungkin, sebelum terjadi kerusakan lebih buruk,” ujar Ahmad Yani. | Serambinews.com | Ilustrasi | Foto | Google