Akibat meluapnya Krueng Langsa, Selasa (9/10) pagi, sejumlah gampong dalam wilayah Kecamatan Langsa Lama dan Langsa Kota, terendam air hin...
Akibat meluapnya Krueng Langsa, Selasa (9/10) pagi, sejumlah gampong dalam wilayah Kecamatan Langsa Lama dan Langsa Kota, terendam air hingga setinggi 1 meter.
Banjir luapan ini membuat sejumlah warga harus mengungsi. Sejumlah desa di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, Selasa kemarin juga terendan banjir.
Sedangkan memasuki sore hari air mulai surut. Informasi diimpun Serambi, air luapan Krueng Langsa ini mulai merendam sejumlah permukiman warga dari berapa gampong, dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi dan hingga pukul 12.00 WIB siang air telah mencapai 1 meter.
Terjadinya luapan air tersebut diperkirakan karena adanya hujan lebat di kawasan pegunungan Aceh Timur dan sekiatarnya, sejak Senin (8/10) malam hingga Selasa (9/10) pagi.
Sedangkan arah pembuangan air (alur sungai) tersebut mengarah muara ke Krueng Langsa, yang selama ini mengarahkan air gunung tersebut menuju muara pembuangan akhir air laut di kawasan Kota Langsa.
Bahkan luapan air tersebut dilaporkan telah melewati benteng (tanggul) Krueng Langsa yang berada sejumlah gampong di Kecamatan Langsa Lama.
Sejumlah gampong yang menjadi langganan rendaman luapan air Krueng Langsa, yaitu Tanjung Putus, Gampong Jawa Belakang, Kecamatan Langsa Kota, Gampong Meurandeh, Sidoarjo, Sidodadi, Meurandeh, Meurandeh, Aceh, semuanya berada di Kecamatan Langsa Lama.
Kabid Siaga dan Pemadam Kebakaran BPBD Langsa, Yudi Ferdianysah SSTP MSP mengatakan, sejumlah warga telah diungsikan dari rumahnya, diantaranya di Tanjung Putus, Gampong Jawa Belakang, dan gampong Sidoarjo, karena rumah terendam.
”Tidak ada korban jiwa, namun harta benda masyarakat yang mejadi korban masih dalam pendataan. Sejumlah desa yang juga ikut terendam banjir pada Selasa kemarin di Kecamatan Tamiang Hulu antara lain, di Dusun Rejo Mulia dan Dusun Rejo Dadi, Desa Wono Sari.
Desa Jambo Rambong dan Desa Serba, Kecamatan Tenggulun serta Desa Tenggulun di Dusun Suka Damai dan Dusun Sumberejo.
Datok Desa Tenggulun, Abdullah Sani kepada Serambi, Selasa (9/10) mengatakan, banjir mulai merendam desa mereka Senin (8/10) malam hingga siang ini.
Namun di daerah hulu banjir mulai surut, sedangkan di daerah hilir banjir masih tinggi. “Ketinggian air antara 50 cm – 1 meter, banjir karena meluapnya Sungai Tenggulun,”katanya.
Katanya, banjir juga memutuskan jalan utama Desa Tenggulun sehingga warga pergi ke ibu kota kecamatan terpaksa memutar melalui jalan perkebunana sawit yang tembus ke pabrik pengolahan sawit Pati Sari baru ke ibu kota kecamatan, Simpang Kiri.
Sementara banjir di Kecamatan Tamiang Hulu yang merendam Desa Wonosari, Jambo Rambong, dan Serba terjadi sejak pukul 22.00 WIB hingga dini hari dengan ketinggian air mencapai sepinggang dan sedada orang dewasa.
Warga Desa Wonosari, Nonok mengatakan, banjir di tiga desa tersebut berasal dari Gunung Titi Akar yang sudah gundul akibat penebangan hutan. | Serambinews.com
Banjir luapan ini membuat sejumlah warga harus mengungsi. Sejumlah desa di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, Selasa kemarin juga terendan banjir.
Sedangkan memasuki sore hari air mulai surut. Informasi diimpun Serambi, air luapan Krueng Langsa ini mulai merendam sejumlah permukiman warga dari berapa gampong, dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi dan hingga pukul 12.00 WIB siang air telah mencapai 1 meter.
Terjadinya luapan air tersebut diperkirakan karena adanya hujan lebat di kawasan pegunungan Aceh Timur dan sekiatarnya, sejak Senin (8/10) malam hingga Selasa (9/10) pagi.
Sedangkan arah pembuangan air (alur sungai) tersebut mengarah muara ke Krueng Langsa, yang selama ini mengarahkan air gunung tersebut menuju muara pembuangan akhir air laut di kawasan Kota Langsa.
Bahkan luapan air tersebut dilaporkan telah melewati benteng (tanggul) Krueng Langsa yang berada sejumlah gampong di Kecamatan Langsa Lama.
Sejumlah gampong yang menjadi langganan rendaman luapan air Krueng Langsa, yaitu Tanjung Putus, Gampong Jawa Belakang, Kecamatan Langsa Kota, Gampong Meurandeh, Sidoarjo, Sidodadi, Meurandeh, Meurandeh, Aceh, semuanya berada di Kecamatan Langsa Lama.
Kabid Siaga dan Pemadam Kebakaran BPBD Langsa, Yudi Ferdianysah SSTP MSP mengatakan, sejumlah warga telah diungsikan dari rumahnya, diantaranya di Tanjung Putus, Gampong Jawa Belakang, dan gampong Sidoarjo, karena rumah terendam.
”Tidak ada korban jiwa, namun harta benda masyarakat yang mejadi korban masih dalam pendataan. Sejumlah desa yang juga ikut terendam banjir pada Selasa kemarin di Kecamatan Tamiang Hulu antara lain, di Dusun Rejo Mulia dan Dusun Rejo Dadi, Desa Wono Sari.
Desa Jambo Rambong dan Desa Serba, Kecamatan Tenggulun serta Desa Tenggulun di Dusun Suka Damai dan Dusun Sumberejo.
Datok Desa Tenggulun, Abdullah Sani kepada Serambi, Selasa (9/10) mengatakan, banjir mulai merendam desa mereka Senin (8/10) malam hingga siang ini.
Namun di daerah hulu banjir mulai surut, sedangkan di daerah hilir banjir masih tinggi. “Ketinggian air antara 50 cm – 1 meter, banjir karena meluapnya Sungai Tenggulun,”katanya.
Katanya, banjir juga memutuskan jalan utama Desa Tenggulun sehingga warga pergi ke ibu kota kecamatan terpaksa memutar melalui jalan perkebunana sawit yang tembus ke pabrik pengolahan sawit Pati Sari baru ke ibu kota kecamatan, Simpang Kiri.
Sementara banjir di Kecamatan Tamiang Hulu yang merendam Desa Wonosari, Jambo Rambong, dan Serba terjadi sejak pukul 22.00 WIB hingga dini hari dengan ketinggian air mencapai sepinggang dan sedada orang dewasa.
Warga Desa Wonosari, Nonok mengatakan, banjir di tiga desa tersebut berasal dari Gunung Titi Akar yang sudah gundul akibat penebangan hutan. | Serambinews.com