HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tantangan dan Peluang Menajemen Pendidikan Islam di Era Digital

Penulis : Nunung  Semester : IV (empat) Program studi : pendidikan bahasa Arab  Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta...


Penulis : Nunung 
Semester : IV (empat)
Program studi : pendidikan bahasa Arab 
Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Lentera24.com - Di tengah derasnya arus digitalisasi, pendidikan tak lagi bisa berjalan dengan cara-cara lama. Lembaga pendidikan Islam pun turut merasakan tekanan zaman—diminta untuk tidak hanya menjaga nilai-nilai keislaman, tetapi juga mampu mengikuti perkembangan teknologi yang terus bergerak cepat. Manajemen yang dulu cukup dilakukan secara manual dan sederhana, kini dituntut lebih sistematis, terbuka, dan adaptif. Meski tantangannya nyata, era digital juga membuka ruang-ruang baru bagi inovasi, efisiensi, bahkan perluasan dakwah melalui dunia pendidikan. Maka pertanyaannya, siapkah manajemen pendidikan Islam menjawab tantangan ini sekaligus memanfaatkan peluang yang ada?

Era digital, sebagai hasil kemajuan teknologi, telah mengubah cara manusia memperoleh dan menyebarkan informasi secara cepat dan mudah. Perkembangan ini membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, dengan mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan Islam tidak bisa lagi bertahan dengan sistem manajemen tradisional yang manual dan minim data. Transformasi digital menuntut perubahan menyeluruh menuju sistem yang efisien dan berbasis teknologi, seperti penggunaan Learning Management System (LMS), platform administrasi cloud, hingga aplikasi komunikasi digital. Selain memudahkan aspek administratif, teknologi juga menjadi jembatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam kurikulum digital, mempererat hubungan guru dan orang tua, serta memperluas jangkauan dakwah melalui pembelajaran daring.

Tantangan pendidikan Islam saat ini semakin kompleks. Selain mencetak generasi saleh, lembaga pendidikan juga harus membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 agar mampu bersaing di era global. Persaingan dengan sekolah non-Islam yang telah lebih dulu menerapkan teknologi menuntut inovasi segera. Apalagi percepatan digitalisasi pasca pandemi, perubahan gaya belajar generasi digital native, dan tuntutan regulasi semakin memperkuat urgensi perubahan.

Namun, masih banyak sekolah Islam yang menghadapi keterbatasan, baik dari sisi infrastruktur, kesiapan SDM, maupun akses teknologi. Meski demikian, nilai-nilai tradisional harus tetap dijaga dan disampaikan melalui pendekatan yang relevan. Digitalisasi kini bukan pilihan, melainkan kebutuhan strategis agar pendidikan Islam tetap relevan dan kompetitif. Adopsi teknologi harus dilakukan secara bijak, tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar keislaman.

Di sisi lain, pendidikan karakter juga menjadi penyeimbang penting dalam era digital. Pemanfaatan teknologi perlu disertai dengan pembentukan karakter kuat agar penggunaannya tidak melenceng dari nilai moral. Pendidikan karakter yang baik akan membentuk proses belajar yang sehat dan menghasilkan generasi berkualitas, yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berintegritas.

Teknologi membuka peluang besar untuk inovasi dalam pendidikan Islam. Pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan efisien, dan lembaga memiliki ruang lebih luas untuk berdakwah serta membangun citra profesional dan inklusif. Untuk berkembang secara berkelanjutan, penting mengintegrasikan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan kesabaran ke dalam penggunaan teknologi, sehingga pendidikan Islam mampu bertahan dan tetap bermakna di tengah derasnya arus perubahan zaman.

Sebagai akademisi dan penulis, penulis aktif meneliti dan menulis di berbagai bidang, seperti manajemen pendidikan, perilaku organisasi, hingga bisnis Islami. Beberapa karya tulisnya telah diterbitkan dalam bentuk buku, di antaranya Eksistensi Bisnis Islami di Era Revolusi Industri 4.0, Manajemen Humas Sekolah, Psikologi Pendidikan, Manajemen Risiko, dan lainnya. Penulis juga memiliki sejumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), aktif sebagai dosen, serta menjabat sebagai chief editor jurnal ilmiah dan Mendeley Advisor Indonesia.

Kesimpulan

Manajemen pendidikan Islam menghadapi tantangan digitalisasi dan dituntut untuk bertransformasi dari sistem manual ke digital melalui pemanfaatan teknologi seperti LMS dan cloud. Meski ada kendala infrastruktur dan SDM, era digital memberi peluang inovasi dan efisiensi. Pendidikan karakter harus tetap dijaga agar nilai-nilai Islam tidak tergeser. Integrasi teknologi dan nilai keislaman perlu dilakukan secara bijak untuk membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, dan kompetitif secara global. (*).