Lentera24.com - Evaluasi berasal dari bahasa Inggris ‘Value’ yang berarti nilai/penilaian. Secara garis besar, evaluasi adalah pemberian ni...
Lentera24.com - Evaluasi berasal dari bahasa Inggris ‘Value’ yang berarti nilai/penilaian. Secara garis besar, evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Tujuan evaluasi adalah pengelompokan, penilaian, motivasi, dan penelitian. Evaluasi memerlukan alat dalam pelaksanaannya. Alat atau sarana yang digunakan guru untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran dinamakan dengan instrumen evaluasi.
Instrumen evaluasi pendidikan berupa tes objektif sangat diperlukan dalam capaian pembelajaran. Tes diambil dari bahasa Perancis “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu, dan sebagainya yang kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan untuk menjelaskan sebuah instrumen yang dikembangkan untuk mengukur.
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan Tujuan utama dari tes adalah untuk melakukan pengukuran kemampuan individu atau kelompok yang terdiri aspek tingkat keterampilan, tingkat pengetahuan, taraf intelegensi, kemampuan, dan bakat yang dimiliki.
Bentuk instrumen evaluasi dibagi menjadi 2, yaitu tes dan non tes. Bentuk instrumen tes meliputi tes objektif (seperti pilihan ganda dan benar-salah) dan non objektif (seperti essay). Bentuk instrumen non tes meliputi wawancara, observasi, dan portofolio.
Dalam instrumen evaluasi terdapat kriteria agar instrumen evaluasi dapat dikatakan baik. Kriteria instrumen evaluasi antara lain:
1. Validitas, yaitu mengukur sesuatu yang seharusnya diukur
2. Reliabilitas, yaitu hasil yang konsisten jika digunakan berulang kali dalam kondisi yang sama
3. Objektivitas, yaitu tidak dipengaruhi subjektivitas penilai
4. Praktikabilitas, yaitu mudah digunakan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian
5. Ekonomis, yaitu efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya
6. Taraf Kesukaran, yaitu instrumen yang digunakan tidak terlalu mudah atau terlalu sulit, sehingga dapat membedakan kemampuan peserta didik
7. Daya pembeda, yaitu instrumen evaluasi mampu membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah.
Kriteria tersebut harus ada dalam jenis evaluasi yang digunakan agar efektif dan efisien. Selain kriteria instrumen di atas, terdapat komponen pendukung dari instrumen evaluasi, antara lain: Petunjuk pengerjaan, kisi-kisi, dan skor atau pedoman penskoran. Komponen pendukung ini digunakan agar peserta didik dan guru mampu memahami cara mengerjakan atau menggunakan evaluasi pembelajaran, tentunya agar penilaian tetap bersifat objektif dan terstandar.2
Jenis-jenis instrumen evaluasi berupa tes diklasifikasikan ke dalam 5 bentuk, yaitu:
A. Jenis tes berdasarkan kepribadian. Jenis tes ini dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Tes Prestasi Belajar (Achievement test). Tes ini dirancang untuk mengukur perolehan hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran.
2. Tes Intelegensi (Intelligence test). Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan umum atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik.
3. Tes Bakat (Aptitude test). Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan khusus atau bakat peserta didik.
4. Tes Minat (Interest). Tes ini dirancang untuk melihat minat seseorang akan suatu pekerjaan tanpa mempertimbangkan keuntungan finansial.
5. Tes Sikap (Attitude test). Tes ini dirancang untuk mengungkap perdisposisi atau kecenderungan respon seseorang terhadap dunia sekitarnya.
B. Jenis tes berdasarkan waktu/tahapan penyelenggaraan. Jenis tes ini terdiri dari:
1. Tes Masuk (Entrance test), yaitu tes yang diselenggarakan sebelum dan menjelang pembelajaran dimulai.
2. Tes Formatif (Formative test), yaitu tes yang dilaksanakan saat pembelajaran sedang berlangsung.
3. Tes Sumatif (Summative test), yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran secara keseluruhan.
C. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan. Jenis tes ini terdiri dari:
1. Tes tertulis, yaitu tes yang dilakukan secara tertulis dalam bentuk soal dan jawaban.
2. Tes Lisan, yaitu tes yang dilakukan secara lisan (ucapan) dalam bentuk soal dan jawaban.
3. Tes unjuk kerja, yaitu tes yang digunakan sebagai indikator pencapaian kompetensi kemampuan psikomotor.
D. Jenis tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan, terdiri dari:
1. Tes Seleksi (Selection test), yaitu tes yang diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan dalam kegiatan yang menuntut kemampuan tertentu.
2. Tes Penempatan (Placement test), yaitu tes yang diselenggarakan untuk menempatkan seseorang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
3. Tes Diagnostik (Diagnostic test), yaitu tes yang digunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kekuatan siswa pada pelajaran tertentu.
E. Jenis tes berdasarkan bentuk jawaban, terdiri dari:
1. Tes Esai (Essay-type test), yaitu tes dalam bentuk uraian.
2. Tes Jawaban Pendek, yaitu tes yang jawabannya berisi kata-kata pendek maupun angka.
3. Tes Objektif, yaitu tes yang keseluruhan informasi untuk menjawab tes telah tersedia. 3
Guru dapat memilih jenis tes mana yang cocok digunakan untuk siswa. Instrumen evaluasi yang tepat dapat mengefektifkan pembelajaran saat digunakan dengan situasi dan kondisi yang ada. (*)
Mahasiswi STIT Madani Yogyakarta
Referensi:
1. Dachliyani, L. INSTRUMEN YANG SAHIH : Sebagai Alat Ukur Keberhasilan Suatu Evaluasi Program Diklat ( evaluasi pembelajaran ). 57–65.
2. Sunaryati, T., Junda, A. A., Sopotunida, D. & Darmawan, J. E. Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. 8, 35068–35073 (2024).
3. Bhakti, Y. B. et al. Evaluasi Pembelajaran Dalam Bidang Pendidikan.
(Bintang Semesta Media, Yogyakarta, 2022).