Ilustrasi Penulis: Suci Pratiwi Semester 2 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Len...
![]() |
Ilustrasi |
Lentera24.com - Film Sang Pencerah merupakan film karya Hanung Bramantyo yang mengangkat kisah hidup KH Ahmad Dahlan dan perjuangan beliau dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia. Tidak hanya mengisahkan perjuangan dakwah beliau, film ini juga menceritakan bagaimana ilmu pengetahuan dapat berjalan sejajar dengan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk karakter bangsa.
Dalam film ini, KH Ahmad Dahlan digambarkan sebagai sosok yang sangat mengedepankan pendidikan, beliau dapat melihat bahwa ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari ajaran Islam. Beliau tidak melihat adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu dunia, melainkan justru menekankan pentingnya kedua hal tersebut berjalan beriringan. Konsep harmonisasi sains dan agama ini tampak dalam berbagai adegan yang menggambarkan usaha beliau dalam mereformasi cara belajar-mengajar di masa itu. Salah satu contoh nyata dalam film adalah bagaimana KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah dengan kurikulum yang menggabungkan pelajaran agama dengan pelajaran umum. Ini adalah kemajuan revolusioner di masa itu, ketika pendidikan Islam memprioritaskan pembelajaran kitab kuning tradisional. Dalam film, diceritakan bahwa sekolah yang dibangun KH Ahmad Dahlan tidak hanya mengajarkan tafsir, fikih, dan akhlak, tetapi juga mulai mengajarkan matematika, ilmu alam, dan bahasa Belanda. Hal ini menunjukkan gagasan beliau yang jauh ke depan bahwa umat Islam harus kuat dalam agama dan sadar akan kemajuan ilmu dan teknologi.
Beberapa aspek harmonisasi sains dan agama yang terkandung dalam film Sang Pencerah antara lain :
Penolakan Dikotomi Ilmu
Dalam film ini tampak jelas bagaimana KH Ahmad Dahlan menolak dikotomi dan berusaha mengintegrasikan antara ilmu dan agama.
Nilai Pendidikan Akhlak
Film ini menampilkan nilai-nilai moral seperti kesabaran, sopan santun, tolong-menolong, dan menghargai perbedaan pendapat. Selain itu, KH Ahmad Dahlan digambarkan sebagai orang yang lemah lembut, pemaaf, dan tawadhu', bahkan Ketika beliau di tentang dan difitnah oleh kalangan konservatif.
Toleransi Beragama
Nilai toleransi beragama sangat ditekankan pada film ini. Dalam film ini diajarkan bahwa pendidikan agama Islam tidak harus terlalu kaku, namun mampu menerima perbedaan dan berintegrasi dengan kemajuan ilmu yang ada.
Nilai Pendidikan Sosial
KH Ahmad Dahlan juga diperlihatkan peduli terhadap kemajuan sosial umat, mendorong pendidikan yang membebaskan dari kebodohan dan kemiskinan. Dakwahnya menggunakan pendekatan dialogis dan pendidikan yang menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu dunia.
Penggunaan Ilmu dalam Dakwah
Dakwah yang dilakukan KH Ahmad Dahlan adalah dakwah yang dipadukan dengan pengetahuan umum, seperti adegan yang tampak pada film saat beliau menggunakan pemahaman ilmiah untuk menjelaskan fenomena alam dan sosial dalam konteks ajaran Islam, sehingga membuat dakwahnya lebih rasional dan diterima oleh masyarakat luas.
Film Sang Pencerah menghadirkan gambaran nyata tentang pentingnya harmonisasi antara nilai-nilai Islam dan keilmuan dalam perjuangan pendidikan Islam di Indonesia. Melalui sosok KH Ahmad Dahlan, penonton diajak untuk memahami bahwa ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan harus berjalan beriringan demi kemajuan umat. Integrasi ini tidak hanya memperkuat fondasi keimanan, tetapi juga membekali generasi muda dengan keterampilan dan wawasan yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman.
Nilai-nilai seperti penolakan dikotomi ilmu, pendidikan akhlak, toleransi beragama, kepedulian sosial, dan penggunaan ilmu dalam dakwah menjadi pilar utama dalam reformasi pendidikan yang diusung KH Ahmad Dahlan. Dengan pendekatan yang inklusif dan dialogis, beliau membuktikan bahwa pendidikan Islam mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial yang positif, membangun karakter bangsa yang berakhlak, cerdas, dan terbuka terhadap kemajuan.
Akhirnya, Sang Pencerah bukan hanya sebuah kisah sejarah, tetapi juga inspirasi abadi bagi generasi penerus untuk terus memperjuangkan pendidikan yang harmonis antara agama dan ilmu pengetahuan, demi terwujudnya masyarakat yang beradab, toleran, dan berdaya saing tinggi di era modern. (*)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, F. (2015). Pengembangan paradigma integrasi ilmu: Harmonisasi Islam dan sains dalam pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 299-318.
Idham, K. (2021). Harmonisasi Sains Dan Agama: Pengembangan Modul Biologi Berbasis Interkoneksi Sains Dan Nilai-Nilai Agama. Bioedukasi, 12(1), 57-69.
Makhrufi, Diyah D. (2013). Pesan Moral dalam Film Sang Pencerah (Kajian Analisis Semiotik Roland Bartes). Skripsi Sarjana, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. https://digilib.uin-suka.ac.id/10583/
Mardiyana, Miftah. (2024). Nilai-nilai Bimbingan Islami dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo. Skripsi Sarjana, UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. http://etheses.uingusdur.ac.id/10255/1/3517014_Cover%20Bab%20I%20dan%20Bab%20V.pdf
Prayitno, M. A., Ekawati, R. N., & Sugiyar, S. (2023). Harmonisasi Keislaman, Keindonesiaan, Sains dan Teknologi Strategi Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Lingkungan Pesantren. Shibghoh: Prosiding Ilmu Kependidikan UNIDA Gontor, 1, 340-348.
Rahman, Cholilur (2023) Analisis Nilai Nilai Moderasi Beragama dalam Film Sang Pencerah. Diploma thesis, Institu Agama Islam Negeri Madura. http://etheses.iainmadura.ac.id/5907/
Wahyudin & Fikrul, Muhammad (2023). Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah. Diakses pada 14 Mei 2025, dari http://etheses.iainmadura.ac.id/5907/