HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Peran Guru Sebagai Pengembang Sosial Anak

Foto : Ilustrasi  Sosial Emosional anak menjadi salah satu aspek perkembangan anak usia dini. American Academy of Pediatric (dalam Nurmalita...

Foto : Ilustrasi 

Sosial Emosional anak menjadi salah satu aspek perkembangan anak usia dini. American Academy of Pediatric (dalam Nurmalitasari, 2015) mengatakan bahwa perkembangan sosial-emosional mengarah kepada kemampuan anak untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi dengan baik, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak dan orang dewasa disekitarnya dan secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui belajar.  

Anak usia dini dapat mempelajari sosial emosional dimana saja dapat bermain bersama teman di lingkungan sekitarnya, bersama keluarganya, ataupun di sekolah. Sekolah merupakan tempat anak untuk mengembangkan 6 aspek salah satunya yaitu sosial emosional. Di sekolah dapat ditemui berbagai sifat sosial emosional anak. Ada anak yang dapat dengan mudah berinteraksi dengan teman sebaya bahkan ada pula anak yang sama sekali tidak mau berinteraksi dengan teman sebaya maupun guru. Hal tersebut dapat ditimbulkan oleh rasa percaya diri dalam diri sang anak.

Salah satu anak yang pernah di temui oleh beberapa  guru pendidikan anak usia dini adalah anak yang belum dapat berinteraksi dengan teman sebaya karena kurangnya rasa percaya diri. Anak yang seperti ini perlu lebih diperhatikan oleh guru agar anak mendapatkan support atau dukungan yang dapat menimbulkan rasa percaya diri sang anak.

Terdapat beberapa penyebab bagaimana anak usia dini kehilangan kepercayaan dirinya. Hilangnya rasa percaya diri tersebut dapat disebabkan karena keluarga, lingkungan, dan teman sebaya. Anak biasanya kehilangan kepercayaan dirinya dikarenakan minimnya dukungan orang tua ketika anak melakukan kegiatan apapun, kesalahan kecil yang dilakukan oleh anak yang dapat menimbulkan amarah orang tua kepada anak, orang tua banyak melarang kegiatan yang dilakukan oleh anak atau yang sering disebut overprotektif, orang tua sering memberikan perbandigan dengan anak lain, dan orang tua menaruh ekspektasi berlebihan kepada anak yang kemudian jika anak tidak dapat memenuhi ekspektasi tersebut orang tua akan memarahi anak tersebut.

Salah satu contoh sikap anak yang kurang berinteraksi dengan teman sebaya adalah malu mengungkapkan pendapat, tidak mau bergerak saat melakukan kegiatan gerak dan lagu, suara sangat pelan ketika berbicara, dan masih banyak lagi. Tentunya guru berperan penting dalam hal meningkatkan rasa percaya diri dalam bersosial tersbut.

Beberapa hal yang dapat dengan mudah dilakukan guru dalam mengingkatkan rasa percaya diri anak yaitu memberi pertanyaan seperti bagaimana kabarnya, sarapan apa dia hari ini, apa saja kegiatan yang telah anak lakukan pada pagi hari, dan masih banyak lagi. Jika anak tidak percaya diri dalam melakukan kegiatan gerak dan lagu, guru dapat membantu anak bergerak seperti temannya sesuai dengan irama lagu. Selain itu terapkan dukungan sederhana, apresisasi, dan jangan melihat segala sesuatu dari hasil yang diperoleh namun tunjukkan bahwa beruasa merupakan hal yang normal apapun hasil yang diperoleh oleh anak. Untuk menumbuhkan sikap sosial pada anak, guru harus membiasakan anak maju kedepan untuk melakukan berbagai kegiatan seperti bernyanyi, menirukan, melakukan gerakan, dan lain sebagainya. Anak juga harus dibiasakan berinteraksi dengan teman yang lain agar dapat mengenal satu sama lain dengan teman sebaya. Guru dan teman yang lainnya juga tidak diperbolehkan tertawa saat anak melakukan kesalahan, karena hal itu akan membuat anak semakin tidak percaya diri dantakut terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.

Hal-hal sederhana yang dilakukan oleh orang tua dan guru diharapkan dapat membantu bagaimana anak berkembang dengan sosial dan menimbulkan rasa percaya diri. Guru diharapkan tidak memberikan perbandingan kepada peserta didik dan terus memberikan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri yang didapatkan melalui pembiasaan oleh guru diharapkan dapat membantu bagaimana anak dijenjang sekolah selanjutnya.[]

Pengirim : Nurmashinta Fadhilah (Mahasiswa INISNU Temanggung, Email : shintamgl15@gmail)