HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Bebasnya Beroperasi Kapal Trawl, Bukti Pemkab Aceh Timur Gagal Lindungi Nelayan Kecil

Lentera 24. com | ACEH TIMUR   -  Banyaknya Keluhan para Nelayan kecil dalam kawasan Minapolitan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, bu...

Lentera24.com | ACEH TIMUR Banyaknya Keluhan para Nelayan kecil dalam kawasan Minapolitan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, bukti nyata Pemerintah Aceh Timur kegagalan dalam melindungi dan melakukan pembinaan, Selasa (6/4/21).

Kedaulatan nelayan dirampas oleh perilaku oknum-oknum mafia yang mempermainkan minyak dan harga minyak, sehingga nelayan kecil kesulitan mendapatkan BBM, jangankan jenis solar subsidi , minyak industri pun sering langka. 

Selain persoalan krisis BBM ditambah merajalelanya pukat harimau yang bebas beroperasi di kawasan perairan laut Aceh Timur tanpa ada tindakan dari pihak aparat keamanan. 

Kondisi tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan nama besar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi Rayeuk sebagai kawasan Minapolitan yang digembar gemborkan oleh Pemerintah. 

Sebagai PPN terbesar di Aceh dilihat dari tingkat pendapatan /penghasilan ikan mencapai 20.000 ton per tahun.

Berdasarkan sumber data yang diperoleh Lentera24.com dari Kepala UPTD PPN Idi Ermansyah,S.St, p.i  Kapal yang terdaftar dan beroperasi di Kuala TPI Idi dibawah 30 GT sejumlah 182 Kapal, kapal 30 -100 GT sebanyak 138 Unit.

Saat ditanya jumlah kapal trawl Hermansyah mengaku bahwa kapal trawl tidak terdaftar di UPTD KKN Idi,

"Kapal Trawl tidak terdaftar di instansi kita, yang terdaftar kapal yang memiliki dokumen kepemilikan, sedangkan Trawl masih dilarang beroperasi oleh Pemerintah," jelas Ermansyah.

Terkait nelayan kecil yang sulit mendapatkan BBM subsidi, menurut pemilik salah satu SPBN yang ada di Kuala Idi saat dikonfirmasi mengatakan salah satu kendala adalah jatah quota BBM yang diberikan tidak maksimal.

"Salah satu kendalanya adalah jatah quota BBM subsidi tidak maksimal dan sering tidak tepat waktu, Sebenarnya untuk kebutuhan kapal dan boat nelayan cukup ketersedian dari 2 SPBN yang ada di lokasi TPI Idi, namun karena sering terlambat pasokan BBM tidak tepat waktu serta jumlah yang diberikan dibawah quota. Sehinga menjadi salah satu kendala," ujar Heriansyah. [] L24.Zal.

Teks foto : Salah satu SPBN di PPN Idi dan beberapa Boat nelayan kecil yang bersandar di Pelabuhan Idi.