Lentera 24 .com | ACEH TIMUR - Tinggal menghitung hari, perdamaian Aceh antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan RI melalui memorandum ...
Lentera24.com | ACEH TIMUR - Tinggal menghitung hari, perdamaian Aceh antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan RI melalui memorandum of Understanding (MoU) Helsinki pada 15 Agustus 2005 genap 15 tahun akan tetapi masih banyak perjanjian yang belum ditepati oleh Pemerintah Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Panglima GAM Asahan Amat Leumbeng.
Menurutnya, pemerintah Aceh Kurang peduli terhadap hasil perdamaian Aceb sehingga masih banyak butir - butir perjanjian MoU Helsinki serta hak-hak dan kewenangan Aceh yang belum terealisasi.
"Sudah 15 tahun perdamaian MoU Helsingki tapi Aceh belum sepenuhnya mendapatkan hak Istimewanya, Geutanyoe bek sibok ngon peng otsus nyan, karena butir - butir MoU koen peng otsus mantong jangan hanya sibuk dengan dana otsus saja, karena butir butir Mou bukan hanya dana otsus)", ujar Amat Leumbeng.
"15 tahun MoU Helsingki bukanlah waktu yang singkat untuk proses implimentasi MoU helsingki dan UUPA, Aceh merupakan daerah yang kaya dengon hasil bumi yang melimpah, tapi kenapa ekonomi kita selalu merosot dan masih banyak warga yang miskin, Hoe ka pemimpin Nanggroe?," lanjut Amat Leumbeng
Amat Leumbeng berharap agar pemerintah Indonesia dan pemerintah Aceh harus segera menyelesaikan buti-butor MoU Helsingki.
"Saya meminta Pemerintah Aceh dan pemerintah Pusat agar segera merealisasi butir-butir MoU helsingki dan UUPA, pemimpin Aceh beucarong peukong nanggroe, sayang aneuk cuco geutanyoe, pemerintah Aceh bek jeut keu pengkhianat di ateuh darah para syuhada yang ka geuperjuangkan Aceh Nyoe,pemimpin Aceh bek lalee beudoh tapeukong Nanggroe (pemimpin Aceh harus pintar menguatkan daerah, sayang anak cucu kita, pemerintah Aceh jangan jangan jadi pengkhianat dari darah para syuhada yang sudah memperjuangkan Aceh, pemimpin Aceh jangan lalai, ayo bangkit membangun Aceh)," tutup Amat Leumbeng.[]L24.Fai