Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan upaya untuk menghidupkan kembali (revitalisasi) sejumlah pelabuhan strategis di Aceh menjadi kebutuh...
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan upaya untuk menghidupkan kembali (revitalisasi) sejumlah pelabuhan strategis di Aceh menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Selain untuk membangun sistem perekonomian Aceh yang tangguh, revitalisasi pelabuhan juga dapat membebaskan Aceh dari ketergantungan dari luar, seperti halnya Sumatera Utara. Begitu dilansir media Serambi Kamis 30 Agustus 2012.
“Aceh punya sejumlah pelabuhan strategis yang manfaatnya sangat besar bila berfungsi maksimal sehingga arus ekspor impor dari dan ke Aceh tidak perlu lagi dilakukan melalui pelabuhan di luar Aceh,” kata Zaini dalam pertemuan dengan Manajer Multi Donor Fund (MDF) Aceh-Nias, Shamima Khan, Rabu 29 Agustus 2012 di ruang kerja Gubernur.
Dia sebutkan revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis di Aceh penting dilakukan untuk memotong mata rantai ketergantungan Aceh kepada Sumatera Utara yang hingga kini masih terus terjadi. Menurutnya Provinsi Aceh memiliki sejumlah pelabuhan strategis yang bila dimaksimalkan keberadaannya maka akan memberi kontribusi besar bagi pembangunan Aceh ke depan.
Seperti halnya pelabuhan Sabang, Krueng Geukueh, dan Pelabuhan Langsa. revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis di Aceh memang bukan hal mudah. Gubernur mengatakan butuh anggaran besar untuk mewujudkan rencana tersebut.
Karena itu, kata Zaini, Pemerintah Aceh akan meminta Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan agar dana yang dialokasikan untuk proyek kereta api (KA) di Aceh dialihkan untuk biaya revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis.
“Saya akan minta kepada Menteri Perhubungan agar alokasi dana untuk proyek kereta api Aceh dialihkan saja untuk kegiatan revitalisasi pelabuhan karena proyek kereta api saat ini tidak terlalu diperlukan Aceh,” katanya didampingi sejumlah staf di antaranya Kabag Humas Pemerintah Aceh Usamah El Madny, Iskandar Gani, Fachrul Razi dan Ustadz Muzakkir (staf khusus gubernur).
Sementara itu pertemuan Manajer MDF Shamima Khan dengan Gubernur dimaksudkan untuk melaporkan perkembangan terakhir tentang akan berakhirnya masa kerja MDF di Aceh pada Desember 2012. Pada kesempatan itu Shamima Khan juga mengundang gubernur untuk hadir pada Seminar Internasional yang akan dilaksanakan MDF di Jakarta pada 12 November 2012.
Sementara itu sebelumnya, Gubernur Aceh dr.Zaini Abdullah saat bertemu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof Armida Alisjahbana, di Jakarta, Selasa 31 Juli 2012 lalu, meminta agar dana yang selama ini dianggarkan pusat untuk program tersebut dialihkan untuk pembangunan irigasi yang sangat dibutuhkan petani.
PEMERINTAH pusat telah memplot dana untuk kereta Trans Sumatera sebesar Rp 70 Triliun. Studi kelayakan (feasibility study) mengenai jalur kereta dilakukan untuk mengubungkan Lampung hingga Aceh diharapkan selesai Agustus ini.
Jalur kereta api Ttrans Sumatera tersebut nantinya akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 2.168 kilometer.
Diharapkan dengan adanya jalur kereta tersebut aktifitas pergerakan penumpang, barang atau komoditi strategis lainnya dapat meningkat pesat di masa yang akan datang.
“Perhitungan saat ini, pembangunannya akan menghabiskan dana sekitar Rp 60 triliun-Rp 70 triliun. Rencananya, sekitar 70 persen sumber dana berasal dari pemerintah, sisanya sebesar 30 persen swasta,” ujar Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Senin.
Kemenhub mencatat jumlah penumpang jalur kereta api di Sumatera mencapai 4,2 juta orang per tahun dan jumlah angkutan barang sepanjang 2011 sebanyak 14,7 juta ton.
“Jumlah ini sudah sangat besar untuk kita tambah jalur-jalur baru hingga ke Aceh,” jelasnya. Namun menurut Zaini Abdullah untuk saat ini Aceh belum terlalu perlu jalur kereta api. Sehingga anggaran KA untuk Aceh dapat dialihkan untuk revitasasi sejumlah pelabuhan strategis. | Acehtraffic.com
“Aceh punya sejumlah pelabuhan strategis yang manfaatnya sangat besar bila berfungsi maksimal sehingga arus ekspor impor dari dan ke Aceh tidak perlu lagi dilakukan melalui pelabuhan di luar Aceh,” kata Zaini dalam pertemuan dengan Manajer Multi Donor Fund (MDF) Aceh-Nias, Shamima Khan, Rabu 29 Agustus 2012 di ruang kerja Gubernur.
Dia sebutkan revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis di Aceh penting dilakukan untuk memotong mata rantai ketergantungan Aceh kepada Sumatera Utara yang hingga kini masih terus terjadi. Menurutnya Provinsi Aceh memiliki sejumlah pelabuhan strategis yang bila dimaksimalkan keberadaannya maka akan memberi kontribusi besar bagi pembangunan Aceh ke depan.
Seperti halnya pelabuhan Sabang, Krueng Geukueh, dan Pelabuhan Langsa. revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis di Aceh memang bukan hal mudah. Gubernur mengatakan butuh anggaran besar untuk mewujudkan rencana tersebut.
Karena itu, kata Zaini, Pemerintah Aceh akan meminta Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan agar dana yang dialokasikan untuk proyek kereta api (KA) di Aceh dialihkan untuk biaya revitalisasi sejumlah pelabuhan strategis.
“Saya akan minta kepada Menteri Perhubungan agar alokasi dana untuk proyek kereta api Aceh dialihkan saja untuk kegiatan revitalisasi pelabuhan karena proyek kereta api saat ini tidak terlalu diperlukan Aceh,” katanya didampingi sejumlah staf di antaranya Kabag Humas Pemerintah Aceh Usamah El Madny, Iskandar Gani, Fachrul Razi dan Ustadz Muzakkir (staf khusus gubernur).
Sementara itu pertemuan Manajer MDF Shamima Khan dengan Gubernur dimaksudkan untuk melaporkan perkembangan terakhir tentang akan berakhirnya masa kerja MDF di Aceh pada Desember 2012. Pada kesempatan itu Shamima Khan juga mengundang gubernur untuk hadir pada Seminar Internasional yang akan dilaksanakan MDF di Jakarta pada 12 November 2012.
Sementara itu sebelumnya, Gubernur Aceh dr.Zaini Abdullah saat bertemu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof Armida Alisjahbana, di Jakarta, Selasa 31 Juli 2012 lalu, meminta agar dana yang selama ini dianggarkan pusat untuk program tersebut dialihkan untuk pembangunan irigasi yang sangat dibutuhkan petani.
PEMERINTAH pusat telah memplot dana untuk kereta Trans Sumatera sebesar Rp 70 Triliun. Studi kelayakan (feasibility study) mengenai jalur kereta dilakukan untuk mengubungkan Lampung hingga Aceh diharapkan selesai Agustus ini.
Jalur kereta api Ttrans Sumatera tersebut nantinya akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 2.168 kilometer.
Diharapkan dengan adanya jalur kereta tersebut aktifitas pergerakan penumpang, barang atau komoditi strategis lainnya dapat meningkat pesat di masa yang akan datang.
“Perhitungan saat ini, pembangunannya akan menghabiskan dana sekitar Rp 60 triliun-Rp 70 triliun. Rencananya, sekitar 70 persen sumber dana berasal dari pemerintah, sisanya sebesar 30 persen swasta,” ujar Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Senin.
Kemenhub mencatat jumlah penumpang jalur kereta api di Sumatera mencapai 4,2 juta orang per tahun dan jumlah angkutan barang sepanjang 2011 sebanyak 14,7 juta ton.
“Jumlah ini sudah sangat besar untuk kita tambah jalur-jalur baru hingga ke Aceh,” jelasnya. Namun menurut Zaini Abdullah untuk saat ini Aceh belum terlalu perlu jalur kereta api. Sehingga anggaran KA untuk Aceh dapat dialihkan untuk revitasasi sejumlah pelabuhan strategis. | Acehtraffic.com