Sebuah eksekusi brutal menimpa Razali Abbas (55) warga Gampong Bale, Kecamatan, Glumpang Tiga, Pidie, Senin (7/5) sekira pukul 00.30 WIB ...
Sebuah eksekusi brutal menimpa Razali Abbas (55) warga Gampong Bale,
Kecamatan, Glumpang Tiga, Pidie, Senin (7/5) sekira pukul 00.30 WIB
dini hari. Lelaki itu tewas dibacok oleh tetangga sedesa yang juga ayah
dan anak, yakni Sulaiman bin Hanafiah (50) bersama anak kandungnya,
Zikri bin Sulaiman (22).
Belakangan terungkap, kasus itu berlatar rasa tak senang Sulaiman dan Zikri, terhadap korban yang wakuncar ke rumah mereka jelang tengah malam. Lebih dari itu, korban pernah menjarah ternak milik keluarga tersangka.
Kapolres Pidie AKBP Dumadi SStMk didammpingi Kapolsek Glumpang Tiga, Iptu Adi Sucipto, Senin (7/5) mengatakan, insiden pembacokan berawal saat korban sekira pukul 00.00 WIB hendak bertamu ke rumah tersangka dengan tujuan untuk bertemu dengan anak tersangka, Nurhayati.
Kedatangan tamu yang di luar waktu wajar itu membuat Sulaiman dan Zikri anaknya langsung beringas. Zikri sempat menembaki korban dengan senapa angin. “Razali spontan ambil langkah seribu, namun diburu oleh ayah dan anak itu, hingga Razali berhasil dihentikan dan terjadilah pembantaian kala dinihari itu.”
Korban Razali tewas di tempat karena pendarahan hebat akibat beberapa luka bacok menganga. “Kedua tersangka pada malam naas itu langsung menyerahkan diri kepada keuchik gampong setempat, Iskandar A Manaf dan segera diamankan ke markas polisi,” jelasnya.
Kepada penyidik, ayah dan anak itu mengakui jika tindakan mereka itu karena kesal kepada korban, yang mendatangi rumah mereka sering jelang tengah malam. Korban menyambangi Nurhayati, yang rumah tangganya berantakan, yang juga anak Sulaiman. Selain itu korban diakui pernah mencuri lembu tersangka dan kasusnya sudah diproses hukum. “Yang jelas kami kesal dengan ulah korban yang telah mengusik kenyamanan keluarga kami dan telah berulang kali diperingatkan tapi tak pernah dihiraukan,” ujar Zikri, seraya menegaskan bahwa ialah yang mengeksekusi korban.
Sementara Ummi Kalsum (56), yang juga istri dari Razali Abbas (55), saat dihubungi di rumah duka hanya berkata singkat. “Saya serahkan pada Allah SWT.”
Menurut ibu dari lima anak ini, sekitar pukul 20.00 WIB pada Minggu (6/5) suaminya, Razali Abbas pamit dari rumah hendak membeli minyak tanah. “Esok hari (Senin 7/5) kami berencana mau masak daging ada hajatan kecil,” kisahnya.
Namun, sejak saat itulah dia mengaku tidak mengetahui lagi ceritanya. Hingga akhirnya pada pukul 03.00 dinihari ia didatangi beberapa warga mengantar jasad suaminya yang sudah meninggal berdarah.
Cuma dua hari sebelumnya, kisah Ummi Kalsum anaknya yang perempuan ada bermimpi rumah mereka ambruk. “Saya tidak tahu juga apa arti mimpi anak saya ternyata hari ini terjawab,” ujar perempuan ini sembari menyeka air mata.
Ummi Kalsum mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelumnya. Jika ada masalah masa lalu suaminya dituduh mencuri lembu milik pelaku. “Tapi masalah itu sudah selesai tiga tahun lalu dan suami saya juga sudah masuk penjara mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Ummi Kalsum dengan suara terbata-bata.
Belakangan terungkap, kasus itu berlatar rasa tak senang Sulaiman dan Zikri, terhadap korban yang wakuncar ke rumah mereka jelang tengah malam. Lebih dari itu, korban pernah menjarah ternak milik keluarga tersangka.
Kapolres Pidie AKBP Dumadi SStMk didammpingi Kapolsek Glumpang Tiga, Iptu Adi Sucipto, Senin (7/5) mengatakan, insiden pembacokan berawal saat korban sekira pukul 00.00 WIB hendak bertamu ke rumah tersangka dengan tujuan untuk bertemu dengan anak tersangka, Nurhayati.
Kedatangan tamu yang di luar waktu wajar itu membuat Sulaiman dan Zikri anaknya langsung beringas. Zikri sempat menembaki korban dengan senapa angin. “Razali spontan ambil langkah seribu, namun diburu oleh ayah dan anak itu, hingga Razali berhasil dihentikan dan terjadilah pembantaian kala dinihari itu.”
Korban Razali tewas di tempat karena pendarahan hebat akibat beberapa luka bacok menganga. “Kedua tersangka pada malam naas itu langsung menyerahkan diri kepada keuchik gampong setempat, Iskandar A Manaf dan segera diamankan ke markas polisi,” jelasnya.
Kepada penyidik, ayah dan anak itu mengakui jika tindakan mereka itu karena kesal kepada korban, yang mendatangi rumah mereka sering jelang tengah malam. Korban menyambangi Nurhayati, yang rumah tangganya berantakan, yang juga anak Sulaiman. Selain itu korban diakui pernah mencuri lembu tersangka dan kasusnya sudah diproses hukum. “Yang jelas kami kesal dengan ulah korban yang telah mengusik kenyamanan keluarga kami dan telah berulang kali diperingatkan tapi tak pernah dihiraukan,” ujar Zikri, seraya menegaskan bahwa ialah yang mengeksekusi korban.
Sementara Ummi Kalsum (56), yang juga istri dari Razali Abbas (55), saat dihubungi di rumah duka hanya berkata singkat. “Saya serahkan pada Allah SWT.”
Menurut ibu dari lima anak ini, sekitar pukul 20.00 WIB pada Minggu (6/5) suaminya, Razali Abbas pamit dari rumah hendak membeli minyak tanah. “Esok hari (Senin 7/5) kami berencana mau masak daging ada hajatan kecil,” kisahnya.
Namun, sejak saat itulah dia mengaku tidak mengetahui lagi ceritanya. Hingga akhirnya pada pukul 03.00 dinihari ia didatangi beberapa warga mengantar jasad suaminya yang sudah meninggal berdarah.
Cuma dua hari sebelumnya, kisah Ummi Kalsum anaknya yang perempuan ada bermimpi rumah mereka ambruk. “Saya tidak tahu juga apa arti mimpi anak saya ternyata hari ini terjawab,” ujar perempuan ini sembari menyeka air mata.
Ummi Kalsum mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelumnya. Jika ada masalah masa lalu suaminya dituduh mencuri lembu milik pelaku. “Tapi masalah itu sudah selesai tiga tahun lalu dan suami saya juga sudah masuk penjara mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Ummi Kalsum dengan suara terbata-bata.
Editor : Yeddi
Sumber : aceh.tribunews.com