Warga Desa Wonosari, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, kini menanami pohon di lahan Gunung Titi Akar yang merupakan lahan masih berseng...
Warga Desa Wonosari, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, kini menanami pohon di lahan Gunung Titi Akar yang merupakan lahan masih bersengketa dengan perusahaan perkebunan. Penanaman pohon itu terpaksa dilakukan, guna mencegah kekeringan dan mudah banjir ketika musim hujan.
Nonok, seorang tokoh pemuda Desa Wonosari, Sabtu (11/2) mengatakan, saat ini sekitar 200 hektare lahan di Gunung Titi Akar telah ditanami pohon durian, jabon, sengon. Diakuinya, lahan tersebut masih bermasalah antara warga dan perusahaan perkebunan yang mengusulkan lahan tersebut masuk HGU.
Katanya, penanaman pohon itu dilakukan untuk melindungi desa mereka dari ancaman kekeringan serta banjir. Menurutnya, jika lahan itu dijadikan HGU, Desa Wonosari sangat mudah banjir, hujan sedikit saja sudah banjir. Begitu juga kalau musim kemarau langsung sumur warga kekeringan. “Karena terbatas dana warga menanami pohon di hutan titi akar secara bertahap tahap,”sebut Nonok.
Saat ini ada sekitar, 40 Ha lagi lahan yang masih hutan dan warga menjadikannya sebagai lahan konservasi. Dikatakan, warga dilarang menebang pohon dihutan tersebut, karena disekelilingnya sudah jadi kebun. Bahkan ada sekitar 60 ekor orang hutan berkumpul di hutan itu. “Pihaknya berharap pemerintah mengeluarkan Gunung Titi Akar dari HGU perkebunan, sehingga Desa Wonosari tidak mudah banjir dan keringan. (M. Nasir-SI).
Nonok, seorang tokoh pemuda Desa Wonosari, Sabtu (11/2) mengatakan, saat ini sekitar 200 hektare lahan di Gunung Titi Akar telah ditanami pohon durian, jabon, sengon. Diakuinya, lahan tersebut masih bermasalah antara warga dan perusahaan perkebunan yang mengusulkan lahan tersebut masuk HGU.
Katanya, penanaman pohon itu dilakukan untuk melindungi desa mereka dari ancaman kekeringan serta banjir. Menurutnya, jika lahan itu dijadikan HGU, Desa Wonosari sangat mudah banjir, hujan sedikit saja sudah banjir. Begitu juga kalau musim kemarau langsung sumur warga kekeringan. “Karena terbatas dana warga menanami pohon di hutan titi akar secara bertahap tahap,”sebut Nonok.
Saat ini ada sekitar, 40 Ha lagi lahan yang masih hutan dan warga menjadikannya sebagai lahan konservasi. Dikatakan, warga dilarang menebang pohon dihutan tersebut, karena disekelilingnya sudah jadi kebun. Bahkan ada sekitar 60 ekor orang hutan berkumpul di hutan itu. “Pihaknya berharap pemerintah mengeluarkan Gunung Titi Akar dari HGU perkebunan, sehingga Desa Wonosari tidak mudah banjir dan keringan. (M. Nasir-SI).