Anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh (FPA), Abdullah Saleh SH mengusulkan kepada Kapolda, Pangdam, dan Penjabat Gubernur Aceh, agar pelaks...
Anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh (FPA), Abdullah Saleh SH mengusulkan kepada Kapolda, Pangdam, dan Penjabat Gubernur Aceh, agar pelaksanaan jaga/ronda malam bagi masyarakat kota dan desa di seluruh Aceh distop sejenak atau diberi masa jeda, mengingat jadwal pilkada sudah bergeser dari 16 Februari menjadi 9 April 2012.
Usul itu disampaikan Abdullah Saleh dalam acara silaturahmi Pimpinan dan Anggota DPRA dengan Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Penjabat Gubernur Aceh, dan anggota Muspida Plus lainnya di Gedung Serbaguna DPRA, Selasa (21/2).
Ketua DPRA, Drs H Hasbi Abdullah yang memimpin rapat bersama Wakil Ketua II DPRA, Drs H Sulaiman Abda mendukung usulan Abdullah Saleh yang juga anggota Komisi A DPRA membidangi pemerintahan dan hukum.
Menanggapi usulan pihak Dewan, Kapolda Aceh, Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan, jaga malam itu untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada warga dalam satu wilayah yang wilayahnya dinilai kurang aman atau tingkat tindakan kriminalnya masih tinggi pada malam hari.
Sebaliknya, kata Kapolda, jika masyarakat sebuah desa merasa kondisi daerahnya sudah aman dan nyaman, sehingga tak diperlukan lagi jaga malam, maka jaga malam boleh ditiadakan.
“Usulan anggota dan Pimpinan DPRA agar ada jeda jaga malam, ya kita tampung dulu sebagai masukan. Tapi, mulai kapan jeda itu akan dilakukan, kami akan evaluasi lebih dulu dan menunggu respons dari masing-masing daerah,” ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri.
Usul itu disampaikan Abdullah Saleh dalam acara silaturahmi Pimpinan dan Anggota DPRA dengan Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Penjabat Gubernur Aceh, dan anggota Muspida Plus lainnya di Gedung Serbaguna DPRA, Selasa (21/2).
Ketua DPRA, Drs H Hasbi Abdullah yang memimpin rapat bersama Wakil Ketua II DPRA, Drs H Sulaiman Abda mendukung usulan Abdullah Saleh yang juga anggota Komisi A DPRA membidangi pemerintahan dan hukum.
Menanggapi usulan pihak Dewan, Kapolda Aceh, Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan, jaga malam itu untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada warga dalam satu wilayah yang wilayahnya dinilai kurang aman atau tingkat tindakan kriminalnya masih tinggi pada malam hari.
Sebaliknya, kata Kapolda, jika masyarakat sebuah desa merasa kondisi daerahnya sudah aman dan nyaman, sehingga tak diperlukan lagi jaga malam, maka jaga malam boleh ditiadakan.
“Usulan anggota dan Pimpinan DPRA agar ada jeda jaga malam, ya kita tampung dulu sebagai masukan. Tapi, mulai kapan jeda itu akan dilakukan, kami akan evaluasi lebih dulu dan menunggu respons dari masing-masing daerah,” ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri.
Sumber : Serambi Online
Editor : Yeddi Alaydrus
Foto : Google
