HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pendidikan Islam Pilar Peradaban dan Pembentukan Karakter Umat

Penulis: Qonita Mahasiswi  Semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab  Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta  Lent...


Penulis: Qonita Mahasiswi Semester 4
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab 
Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta 

Lentera24.com - Pendidikan merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia, dan dalam Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada pembelajaran intelektual semata, tetapi juga menyentuh aspek spiritual, moral, sosial, dan emosional. Tujuannya adalah membentuk insan kamil, yaitu manusia paripurna yang seimbang antara iman, ilmu, dan amal. 

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan manusia dan peradaban. Dalam Islam, pendidikan menempati posisi sentral dalam kehidupan. Ia bukan hanya proses pengajaran atau transfer ilmu, tetapi juga sarana pembentukan karakter, moralitas, dan spiritualitas. Pendidikan Islam memiliki keunikan karena mengintegrasikan aspek keimanan, ilmu pengetahuan, dan amal shalih. 

Sejak masa Rasulullah SAW, pendidikan menjadi alat utama dalam menyebarkan Islam dan membentuk masyarakat yang beradab. Seiring perkembangan zaman, pendidikan Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif mengenai pendidikan Islam sangat penting untuk menjawab kebutuhan umat dan perkembangan zaman.  

1. Hakikat dan Pengertian Pendidikan Islam 

Pendidikan Islam adalah proses pembelajaran dan pembinaan yang berlandaskan pada ajaran Islam, yang bertujuan untuk mendekatkan manusia kepada Allah SWT serta membentuk kepribadian yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Dalam Islam, pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi berlangsung sepanjang hayat mulai dari buaian hingga liang lahat. 

Landasan utama pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang mendorong umat Islam untuk menuntut ilmu, seperti firman Allah dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11: 

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” 

Secara etimologis, pendidikan Islam berasal dari dua kata: “pendidikan” dan “Islam”. Pendidikan merujuk pada proses membina dan mengembangkan potensi manusia agar menjadi pribadi yang utuh. Sementara Islam adalah agama yang membawa rahmat dan pedoman hidup bagi seluruh manusia. Dengan demikian, pendidikan Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk membina peserta didik berdasarkan ajaran Islam agar menjadi manusia yang bertakwa, berilmu, dan berakhlak mulia. 

Menurut beberapa pakar, seperti Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas, pendidikan Islam bertujuan untuk "menghasilkan manusia yang baik," bukan sekadar "warga negara yang baik." Artinya, pendidikan Islam tidak hanya mempersiapkan individu untuk dunia kerja, tetapi juga untuk kehidupan akhirat. 

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam 

Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang bertauhid, bermoral, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Tujuan-tujuan tersebut antara lain: 

Menanamkan Aqidah yang Benar: Pendidikan Islam berfungsi untuk membimbing seseorang agar memiliki keyakinan yang lurus terhadap Allah, Rasul, dan ajaran Islam secara keseluruhan. 

Pembentukan Akhlak Karimah: Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, sehingga pendidikan Islam menitikberatkan pada pembentukan karakter yang luhur. 

Pengembangan Intelektual: Islam tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengenal ciptaan Allah dan mengelola bumi secara bijak. 

Pembentukan aqidah yang kokoh: Pendidikan Islam membentuk keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. 

Pembinaan akhlak karimah: Islam sangat menekankan pembentukan moral dan karakter, sebagaimana disebutkan bahwa Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. 

Pengembangan intelektual dan profesionalisme: Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Banyak ayat dan hadis mendorong umat untuk menuntut ilmu, bahkan sejak lahir hingga wafat. 

Menyiapkan manusia menjadi khalifah: Dalam Islam, manusia diposisikan sebagai pemimpin di bumi. Maka, pendidikan harus mempersiapkan individu untuk mengelola bumi dengan adil dan bertanggung jawab. 

Fungsi pendidikan Islam meliputi transformasi ilmu, transmisi nilai, dan transformasi sosial. Artinya, pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mengarah pada perubahan sikap dan perilaku dalam masyarakat. 

Landasan Pendidikan Islam 

Pendidikan Islam berdiri di atas beberapa landasan pokok, antara lain: 

Landasan Filosofis: Pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan potensi fisik, akal, dan ruh. Tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah. 

Landasan Teologis: Al-Qur’an dan hadis merupakan sumber utama pendidikan Islam. Ayat-ayat yang menyeru untuk berpikir, merenung, dan belajar menjadi dasar kegiatan pendidikan. 

Landasan Historis: Sejarah pendidikan Islam dimulai sejak zaman Nabi, melalui majelis-majelis ilmu di masjid. Tradisi ini berkembang menjadi sistem pendidikan formal, seperti madrasah dan pesantren. 

Landasan Sosiologis dan Psikologis: Pendidikan Islam juga memperhatikan lingkungan sosial dan perkembangan psikologis peserta didik, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif dan manusiawi. 

Metode dan Strategi Pendidikan Islam 

Metode pendidikan dalam Islam sangat beragam dan telah diterapkan sejak zaman Rasulullah. Beberapa metode tersebut antara lain: 

Metode keteladanan (uswah hasanah): Rasulullah menjadi teladan utama dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan melalui keteladanan terbukti efektif membentuk akhlak. 

Metode nasehat dan pengarahan: Sering kali digunakan dalam pendidikan moral dan spiritual, seperti yang dilakukan oleh Luqman terhadap anaknya dalam Al-Qur'an. 

Metode diskusi dan tanya jawab: Nabi Muhammad sering menggunakan metode ini dalam menjelaskan hukum dan konsep keagamaan. 

Metode praktik langsung: Seperti mengajarkan cara shalat atau berwudhu, yang dilakukan dengan peragaan langsung. 

Dalam konteks modern, metode pendidikan Islam juga telah mengadopsi pendekatan konstruktivis, kontekstual, dan berbasis teknologi agar relevan dengan kebutuhan zaman. 

Lembaga Pendidikan Islam  

Pendidikan Islam dapat berlangsung di berbagai lembaga, antara lain: 

Keluarga: Merupakan madrasah pertama bagi anak. Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini. 

Madrasah dan Pesantren: Lembaga formal dan non-formal yang menjadi pusat pendidikan Islam. Di pesantren, selain belajar ilmu agama, santri juga diajarkan hidup mandiri, disiplin, dan bermasyarakat. 

Sekolah dan Universitas Islam: Lembaga formal yang mengintegrasikan kurikulum umum dan agama. Banyak institusi modern seperti Universitas Islam Negeri (UIN) yang menjadi jembatan antara ilmu agama dan ilmu modern. 

Masjid: Pada masa awal Islam, masjid adalah pusat pendidikan, mulai dari belajar membaca Al-Qur'an hingga berdiskusi tentang strategi sosial dan ekonomi. 

Perguruan Tinggi Islam: Seperti Universitas Al-Azhar, UIN, IAIN, yang menjadi pusat kajian keislaman dan penelitian ilmiah. 

Kurikulum Pendidikan Islam 

Kurikulum pendidikan Islam idealnya bersifat integratif, artinya menggabungkan ilmu keislaman dan pengetahuan kontemporer. Beberapa mata pelajaran utama meliputi: 

Al-Qur’an dan Hadis 

Aqidah dan Akhlak 

Fiqih dan Ibadah 

Sejarah Kebudayaan Islam 

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 

Bahasa Arab dan Inggris 

Model pembelajaran juga didorong untuk aktif, kolaboratif, dan kontekstual agar relevan dengan perkembangan zaman.  

Tantangan dan Isu Kontemporer dalam Pendidikan Islam 

Di era globalisasi, pendidikan Islam menghadapi berbagai tantangan, di antaranya: 

Sekularisasi kurikulum: Banyak lembaga pendidikan yang memisahkan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Hal ini bertentangan dengan konsep tauhid dalam Islam. 

Krisis keteladanan guru: Banyak pendidik tidak lagi menjadi panutan moral dan spiritual, hanya menjadi pengajar materi. 

Pengaruh budaya luar: Arus globalisasi membawa nilai-nilai asing yang sering kali tidak sesuai dengan ajaran Islam. 

Kurangnya inovasi pendidikan: Banyak institusi masih menggunakan metode tradisional tanpa inovasi, sehingga kurang menarik bagi generasi muda. 

Solusi dan Inovasi Pendidikan Islam 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendidikan Islam perlu: 

Meningkatkan kualitas pendidik: Melalui pelatihan pedagogis, spiritual, dan profesional. 

Mengintegrasikan kurikulum: Menyatukan ilmu agama dan umum dalam satu sistem yang utuh dan seimbang. 

Memanfaatkan teknologi: Mengembangkan platform e-learning berbasis nilai-nilai Islam. 

Membangun ekosistem pendidikan yang kondusif: Melibatkan keluarga, masyarakat, dan negara dalam proses pendidikan secara sinergis. 

PENUTUP

Pendidikan Islam bukan hanya warisan masa lalu, tetapi kebutuhan masa kini dan masa depan. Dengan pendidikan Islam, generasi Muslim akan tumbuh sebagai insan yang cerdas secara intelektual, matang secara spiritual, dan luhur dalam akhlak. Untuk itu, seluruh komponen masyarakat harus bergandengan tangan membangun pendidikan Islam yang unggul, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada nilainilai Al-Qur’an dan sunnah. 

Pendidikan Islam adalah pilar utama dalam membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Dalam menghadapi era modern yang penuh tantangan, pendidikan Islam harus terus berkembang dan berinovasi tanpa meninggalkan esensinya. Dengan demikian, generasi Muslim masa depan akan mampu menjadi pemimpin yang adil, ilmuwan yang rendah hati, serta insan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan dunia. (*)


DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Attas, S. M. N. (1993). Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ISTAC.

2. Azra, A. (2012). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Kencana.

3. Hasan, L. (2014). “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam.” Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 25–40.

4. Jalaluddin & Abdullah, M. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

5. Muhaimin. (2011). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

6. Nasution, H. (1985). Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jilid I & II). Jakarta: UI Press.

7. Qomar, M. (2005). Strategi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.

8. Zuhairini, et al. (1995). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

9. Yasin, M. (2016). “Pendidikan Islam Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Bangsa.” Jurnal Tarbawi, 2(2), 179–194.

10. Wahid, A. (2010). Membangun Karakter Bangsa melalui Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS.