HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dinamika Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Kehidupan Manusia

Maura Putri Septianingtias Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya Lentera24.com - S...

Maura Putri Septianingtias Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya

Lentera24.com - Saat ini, kita berada di era dimana kemajuan teknologi modern menjadi semakin canggih, hal itu terbukti dari lahirnya teknologi mutakhir yang memungkinkan manusia menjalankan aktivitasnya dengan lebih cepat dan instan. Salah satu tonggak kemajuan teknologi yang tak asing lagi adalah kehadiran teknologi kecerdasan buatan, yang kerap kita kenal sebagai Artificial Intelligence (AI). 


Teknologi AI ini merupakan seperangkat program atau mesin cerdas yang diciptakan untuk bekerja dan bereaksi seperti manusia. Seperti yang kita ketahui, teknologi ini banyak membantu individu dalam menyelesaikan kebutuhannya seperti memproses informasi dengan cepat, membantu mengelola data, dan membantu memecahkan masalah. Namun, disamping kepraktisan teknologi AI ini, terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan dari kecanggihannya seperti potensi penggantian pekerjaan manusia oleh otomatisasi serta risiko penyalahgunaan teknologi untuk tujuan tidak benar seperti penipuan atau manipulasi informasi, sehingga masyarakat perlu memberikan perhatian khusus dalam penggunaannya.


Hakekat Keberadaan Artificial Intelligence (AI)

Keberadaan Artificial Intelligence (AI) menghadirkan paradoks yang menarik, di satu sisi, AI menjadi alat yang sangat berguna dalam berbagai bidang dan membantu manusia dalam pemecahan masalah yang kompleks dan meningkatkan efisiensi. Namun di sisi lain, pertanyaan filosofis pun muncul seiring dengan kemajuan teknologi ini. Apakah kecerdasan buatan dapat benar-benar meniru kompleksitas pikiran manusia? Apakah kecanggihan ini berpotensi membahayakan menusia di waktu mendatang? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendorong kita untuk mempertimbangkan secara mendalam hakekat dari keberadaan AI dalam kehidupan kita.


Secara filosofis, hakekat dari keberadaan Teknologi AI dapat kita lihat dari beberapa prespektif yaitu secara ontologis (eksistensi), epistemologis (pengetahuan), dan aksiologis (nilai). Apabila dilihat secara ontologis, keberadaan AI memiliki hakekat sebagai suatu alat yang menyerupai dan seolah-olah memiliki akal budi seperti manusia yang tentunya terbatas dan tidak luput dari kesalahan. 


Secara epistemologis, teknologi ini terwujudkan dari hasil belajar manusia tentang sistem pengetahuan dalam akal budi manusia yang bekerja secara virtual dan dihadirkan dan dibarukan dalam mesin untuk memudahkan kerja manusia. Secara aksiologis, membahas mengenai nilai dari teknologi AI itu sendiri. Teknologi ini dibuat oleh menusia dan untuk manusia, sehingga nilainya hanya sebagai alat dan tidak akan bisa disamakan dengan manusia.


Keberadaan teknologi AI tidak hanya menghadirkan perdebatan filosofis tentang sifat kecerdasan buatan, tetapi juga menimbulkan tantangan nyata bagi masyarakat dalam menghadapi dampaknya. Dari satu sisi, kita menyaksikan bagaimana AI menjadi alat yang sangat berguna dalam berbagai bidang, mempercepat proses, dan memecahkan masalah yang sulit. Namun, di sisi lain, pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang kemampuan AI untuk meniru kompleksitas pikiran manusia mengingatkan kita pada keterbatasan dan potensi bahayanya di masa depan.


Tantangan Masyarakat terhadap Kemunculan Teknologi AI

Kemunculan teknologi teknologi Artificial Intelligence (AI) menciptakan tantangan bagi masyarakat dalam menghadapi era ini. Diantara lain tantangan seperti penggantian pekerjaan manusia oleh otomatisasi, hal ini menimbulkan kekhawatiran baru. Apabila pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini diambil alih oleh teknologi kecerdasan buatan atau AI yang lebih efisien dan tidak memerlukan upah, masyarakat terancam kehilangan pekerjaan mereka. 


Selain kekhawatiran akan penggantian pekerjaan manusia oleh otomatisasi, masyarakat juga menghadapi tantangan baru terkait potensi penyalahgunaan teknologi AI. Dengan kemampuan AI untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data secara besar-besaran, terbuka peluang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi informasi, melakukan penipuan, atau bahkan mengancam keamanan. Ketidakpastian ini memicu pertanyaan tentang bagaimana mengatur dan mengontrol penggunaan teknologi AI agar tetap sejalan dengan nilai-nilai etika dan kepentingan masyarakat. Selain itu, perlu juga kebutuhan untuk meningkatkan literasi digital dan kesadaran akan risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi AI, sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan kritis dalam menghadapi dampak dari kemunculan teknologi ini. 


Etika Pemanfaatan Teknologi AI

Pembahasan etika memerlukan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang mendasarinya. Secara aksiologis, kita membahas mengenai nilai-nilai yang mendasari implementasi dan penggunaan Teknologi AI. Salah satu perhatian utama adalah bagaimana mencegah penyalahgunaan teknologi AI untuk tujuan yang merugikan atau tidak etis. Dalam menggunakan Teknologi AI, individu harus berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan untuk kebaikan bersama dan tidak untuk merugikan orang lain. Hal ini membutuhkan kesadaran akan risiko dan kesiapan untuk mengambil tindakan preventif yang sesuai.


Dengan memprioritaskan moralitas dan etika dalam penggunaan teknologi AI, individu dapat memainkan peran yang penting dalam memastikan bahwa kemajuan teknologi ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, namun tetap menghormati prinsip-prinsip moral yang mendasar.


Kesimpulan

Dinamika teknologi kecerdasan buatan (AI) menimbulkan pertanyaan filosofis dan tantangan praktis bagi masyarakat. Meskipun AI memberikan kemudahan dalam memecahkan masalah, dampak dari otomatisasi dan risiko penyalahgunaan dapat memicu kekhawatiran. Penting bagi masyarakat untuk memprioritaskan etika dalam pemanfaatan teknologi AI dan menjaga agar penggunaannya tidak disalahgunakan untuk tujuan tidak etis. Dengan memperhatikan nilai-nilai moral dan meningkatkan kesadaran, masyarakat dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana. Kesadaran akan risiko yang terlibat sangat penting dalam menghadapi dampak teknologi AI, sambil tetap menjaga keseimbangan antara manfaat yang diperoleh dengan memastikan bahwa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika. ***


Referensi

Jelahut, F. E., Utang, H. Y., Jelahut, Y. E., & Jehamat, L. (2021). Menalar Skeptis Adopsi Artificial Intelegence (AI) di Indonesia:‘Sebuah Tinjauan Filsafat Ilmu Komunikasi’. 

Pabubung, M. R. (2021). Epistemologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pentingnya Ilmu Etika dalam Pendidikan Interdisipliner. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(2), 152-159. https://doi.org/10.23887/jfi.v4i2.34734

Pabubung, M. R. (2023). Era Kecerdasan Buatan dan Dampak terhadap Martabat Manusia dalam Kajian Etis. Jurnal Filsafat Indonesia, 6(1), 66-74. https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.49293.