HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak Kenakalan Remaja Dalam Pendidikan Sekolah

Syahrizada Amelia Putri  Mahasiswi Semester 2 Prodi  Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogom...

Syahrizada Amelia Putri Mahasiswi Semester 2 Prodi  Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No, 24, Kec. Lowakwaru, Kab. Malang, Jawa Timur 65144 Email: syahrizadaameliaputri@gmail.com 

Lentera24.com - Kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial yang mendorong bentuk perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat, sehingga dapat merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak sehingga menimbulkan dampak tertentu akibat kenakalannya. Tujuan tulisan ini untuk mengetahui faktor-faktor dan dampak dari kenakalan remaja dalam pendidikan di Indonesia. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi berasal dari faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan tempat tinggal. Dampak dari kenakalan remaja yaitu bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. Tulisan ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi berbagai pihak agar mengetahui faktor dan dampak dari adanya kenakalan remaja dan menerapkan solusinya dalam kehidupan.

Dampak, Kenakalan Remaja, Support System
Masa remaja merupakan masa transisi dari kehidupan masa kanak-kanak (childhood) ke masa dewasa (adulthood). Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun remaja masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Remaja sedang mencari pola hidup dan jatidiri yang paling sesuai dengan pola kehidupan yang sering dilakukan melalui metode coba-coba, walaupun melalui banyak kesalahan. Apabila setiap anggota keluarga mengerti akan pengertian keluarga, peranan keluarga pastinya hal tersebut bisa dicegah. Pada periode tersebut terjadi perubahan-perubahan yang sangat berarti dalam segi-segi physiologis, emosional, sosio dan intektual (Jasmisari dan Herdiansyah, 2022:137).

Kesalahan para remaja, dapat menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal tersebut terjadi karena para remaja memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan yang masih sering disebut sebagai kenakalan remaja (Jasmisari dan Herdiansyah, 2022:140).

Kondisi remaja yang dalam masa tidak stabil membuat remaja rentan akan berbagai perilaku negatif seperti halnya kenakalan remaja. Arti dari kata kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu hal dalam bentuk pengabaian sosial, sebagai bentuk pendorong perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat, sehingga dapat merugikan para remaja dan berdampak negatif di lingkungan sekitar (Jasmisari dan Herdiansyah, 2022:145).

Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja beragam jenisnya, mulai dari kenakalan yang ringan hingga kenakalan yang membuat mereka terjerat hukum. Pelanggaran tersebut antara lain membolos, merokok di lingkungan sekolah, minum minuman keras, membuat keributan di kelas dan melawan seorang guru, melakukan pemerasan. Pelanggaran tersebut mencerminkan sebuah hal yang tidak menanamkan kedisiplinan dari para siswa untuk mematuhi tata tertib sekolah, juga mengganggu proses belajar di sekolah tersebut. 

Kenakalan-kenakalan pelajar dapat digolongkan dalam 4 jenis kenakalan seperti Berkelahi yang tergolong pada kenakalan remaja yang dapat menimbulkan korban fisik pada orang lain. Memeras uang yang digolongkan pada kenakalan remaja yang menimbulkan korban materi.
Melawan status salah satunya merupakan membolos. sedangkan pelanggaran lainnya dapat dimasukkan pada Kenakalan Sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain. 

Selain kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa disekolah, ada juga bentuk kenakalan remaja yang seringkali terjadi dalam lingkungan masyarakat seperti, Narkoba, Free sex, Tawuran, dan Pergaulan Bebas.

Pemahaman Nilai Positif dalam Mencegah Kenakalan Remaja. 

Usia remaja merupakan usia perkembangan, yang seharusnya mendapatkan bimbingan dan arahan. Terutama bagi para remaja yang telah terjerat kasus hukum, agar remaja tidak mengalami trauma dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam Undang-undang dijelaskan bahwa adanya sistem peradilan yang digunakan untuk remaja yang terjerat kasus hukum wajib mengutamakan pendekatan restorative justice. 
Menurut Uu No. 11 tahun 2012 restorative justice merupakan suatu peradilan yang melibatkan pelaku, korban, dan orang tua dari pihak pelaku maupun korban. Untuk mencari penyelesaian terbaik dengan musyawarah melalui metode pemulihan perilaku serta memberikan kesadaran tanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan oleh remaja. Restorative justice dapat dilakukan melalui diversi yang dilaksanakan ketika remaja yang terjerat kasus hukum sedang menjalani sistem peradilan, sehingga segala unsur sistem peradilan yang terkait di dalam penanganan kasus-kasus kenakalan anak dapat menjadi mediator antara korban dan pelaku (Mukti dan Nurchayati, 2019:33).

Penanaman nilai-nilai yang diberikan selama masa anak-anak merupakan pedoman yang biasa digunakan ketika remaja berada di luar lingkungan keluarganya. Banyak kasus yang terjadi kepada anak dianggap sebagai kelalaian orang tua dalam mengawasi kegiatan yang dilakukan anaknya di luar rumah. 

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak menjelaskan bahwa saat ini kejahatan lebih sering dilakukan oleh remaja, bukan orang dewasa lagi. Hal tersebut terjadi karena remaja kurang mendapatkan pengawasan dari orang tua dan penegakkan hukum bagi pelaku kejahatan remaja masih minim (Mukti dan Nurchayati, 2019:45).

Faktor Faktor yang Membangun Moralitas Bagi Anak Milenial 

Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa sekarang, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan rumah maupun di lingkungan sosial. Kenakalan remaja sekarang, banyak diberitakan di berbagai media, sudah dikatakan melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak remaja dan anak dibawah umur sudah mengenal rokok, narkoba, free sex, tawuran, pencurian, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat dan berurusan dengan hukum. 

Ketika seseorang beranjak remaja, beberapa perubahan terjadi, baik dari segi fisik maupun mental. Beberapa perubahan psikologis yang terjadi di antaranya merupakan para remaja cenderung untuk resisten dengan segala peraturan yang membatasi kebebasannya. Karena perubahan tersebut banyak remaja melakukan hal-hal yang dianggap nakal. Meskipun perilaku yang terjadi sebenarnya bersumber dari para remaja sendiri, kenakalan remaja terkadang tidak bisa ditolerir lagi oleh masyarakat (Karlina, 2020:147).

Banyak faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri (Aqshalnawitri et al., 2022:12).

Menurut Karlina (2020:158), terjadinya kenakalan remaja biasanya disebabkan oleh faktor internal (faktor yang berasal dari remaja itu sendiri) dan faktor ekternal (faktor yang berasal dari luar). 
Faktor Internal
Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja yang memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi yang terdapat dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

Kontrol Diri Yang Lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku seseorang baik dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima, akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi remaja yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun remaja tidak dapat mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor Eksternal
Lingkungan keluarga
Keadaan lingkungan keluarga yang akan menjadi sebab timbulnya kenakalan ramaja seperti keluarga yang broken home, rumah tangga yang berantakan dapat disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi dalam konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua ini merupakan sumber yang memicu terjadinya kenakalan remaja.

Pegaruh dari lingkungan sekitar
Bergaul dengan teman sebaya yang kurang baik dapat mempengaruhi perilaku dan watak remaja ke dalam hal yang negatif.

Tempat Pendidikan
Kenakalan remaja yang sering terjadi di lingkungan sekolah, seperti sering membolos pada waktu jam pelajaran,dan sering melanggar peraturan sekolah.

Dampak Kenakalan Remaja Bagi Anak Milenial
Menurut Karlina (2020:158), akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:
Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan remaja tersebut yang telah dilakukan, memiliki berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan tersebut dapat memberikan suatu kenikmatan, akan tetapi semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak yang terjadi pada fisik yaitu: seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.

Bagi keluarga
Apabila seorang remaja dalam keluarga, berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadinya ketidakharmonisan di dalam keluarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal tersebut sangat tidak baik di ranah keluarga karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang. Remaja cenderung menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang seperti minum – minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya hal tersebut berdampak terhadap keluarga dan membuat malu atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.

Bagi Lingkungan Masyarakat 
Apabila remaja berbuat kesalahan dan terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja tersebut merupakan tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk -mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan

Solusi Mengatasi Kenakalan Remaja
Upaya Orang Tua dalam Mendidik Anaknya, Agar Lebih Bermoral
Menurut Losa et al (2018: 30), peranan orang tua dalam mencegah dan mengatasi kenakalan remaja dapat diuraikan sebagai berikut:
Orang tua berperan sebagai teman
Disini orang tua harus bisa berperan sebagai teman, dan harus selalu ada disisi para remaja. Seperti selalu bertanya tentang keseharian remaja tersebut dan dapat senantiasa memberi solusi dalam kesulitan dan menghibur dikala sedih. Dengan hadirnya orang tua sebagai teman maka membuat remaja merasa tenang dan merasa bahagia walaupun ada saja masalah yang timbul sehingga dengan hadirnya orang tua sebagai teman dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja.

Orang tua berperan sebagai pendidik
Tidak hanya diberikan pendidikan melalui lembaga-lembaga formal saja seperti sekolah. Dalam menghadapi masalah kenakalan remaja para orang tua juga harus memberikan pendidikan melalui tindakan dalam rumah tangga seperti memberikan masukan berupa nasihat. Memberikan nasehit juga dengan cara yang halus dan tidak adanya kekerasan.

Orang tua berperan sebagai pendorong
Setelah melakukan kenakalan, remaja tersebut masih bisa direhabilitasi. Dengan cara orang tua memberikan dorongan terus menerus kepada remaja agar kembali ke jalan yang benar, namun tidak boleh dengan kekerasan atau paksaan melainkan dengan cara lembah-lembut. Namun apabila belum melakukan kenakalan, orang tua juga harus tetap memberikan dorongan dan motivasi agar remaja tersebut tetap berada dalam keadaan yang baik dan tidak melakukan kenakalan.

Solusi Mengatasi Ketidakpahaman Anak Milenial Terhadap Dampak Negatif Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja dapat memberikan dampak pada remaja tersebut. Dampak yang terjadi jika perilaku tersebut dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan perilaku yang agresif, mengalami penyimpangan perilaku sosial, mengalami gangguan mental dan mengalami gangguan disorder. Jadi kenakalan remaja suatu sikap atau perbuatan yang interaktif yang akan berdampak kearah negatif, kearah yang bisa menghancurkan masa depan, seperti mencuri, merokok, dan tawuran yang merugikan masa depan. Kenakalan juga akan menghancurkan masa depan, menghancurkan cita-cita dan menghancurkan harapan bangsa (Nuzul dan Amin, 2021: 67).

Rendahnya regulasi diri mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kenakalan dan individu.Hal tersebut biasanya bisa cenderung melakukan regulasi yang buruk memunculkan perilaku menyimpang yang dapat membentuk kenakalan remaja. Seseorang yang memiliki regulasi diri rendah melakukan perubahan perilaku yang cenderung membentuk perilaku agresif kurang mampu mengatur diri terhadap perubahan perilaku yang memicu munculnya perilaku kenakalan remaja (Nuzul dan Amin, 2021:77).

Upaya Dalam Memeberikan Support System Kepada Anak Milenial
Kemajuan di bidang teknologi dan informasi pada masa kini hampir sulit dibendung. Seluruh dimensi kehidupan manusia sudah dimasuki dan dipengaruhi teknologi dan informasi, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, adanya kemajuan teknologi dan informasi mendatangkan keuntungan atau nilai yang positif dan konstruktif. Artinya, kemajuan teknologi dan informasi membuat aktivitas dan kebutuhan manusia semakin mudah atau gampang dilaksanakan dan dipenuhi. Akan tetapi di sisi lain, setiap adanya kemajuan dan perkembangan biasanya mendatangkan implikasi negatif dan destruktif (merusak) jika manusia tidak memiliki sikap kritis dan selektif (Rahmat, 2018 :143).

Berdasarkan Karakteristik Sikap
Perilaku anak-anak dalam era milenial yang ditandai dengan semakin kuatnya penggunaan media digital. Maka bagaimana orang tua mengembangkan pola asuh supaya menciptakan generasi yang tidak mendapat pengaruh negatif dari era digital. Tetapi menggunakan semua media tersebut dengan bijak dan untuk kepentingan yang positif.
 
Pola asuh seperti apa yang harus ditetapkan orang tua pada usia dini supaya anak-anak ketika beranjak dewasa memiliki sikap kritis dan selektif terhadap setiap kemajuan. Orang tua bertugas untuk mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Orang tua sebagai pendidik pertama dan terutama perlu adanya melakukan retrospeksi dan introspeksi diri dengan terus berupaya mempersiapkan anak supaya untuk menghadapi era digital masa kini dan era kedepannya. Orang tua perlu melakukan proyeksi dengan membangun komitmen atau tekad untuk melindungi anak-anak dari ancaman era digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya (Rahmat, 2018:161).

Kenakalan remaja merupakan suatu masalah sosial yang merusak keteraturan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Selain kenakalan remaja tersebut dapat memberikan perasaan yang tidak menyenangkan bagi perseorangan atau sekelompok masyarakat seperti merasa tidak aman, hidup tidak tenang dan tentram serta merasa tidak ada kedamaian. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja..***