HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Perbedaan Pemikiran Kalam Klasik Dan Modern

Muhammad Sabily Akmal Mahasiswa Semester 1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut Agama Islam Negeri Pekalongan - Lentera24.com -- Pad...

Muhammad Sabily Akmal Mahasiswa Semester 1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut Agama Islam Negeri Pekalongan -

Lentera24.com -- Pada periode modern (1800-seterusnya), merupakan zaman kebangkitan umat manusia dalam pemikiran filsafat ilmu kalam yang semakin kian berkembang. Pada tahun itu muncul pemikiran-pemikiran ilmu kalam yaitu diantaranya klasik, dan modern. Keduanya memiliki perbedaan yang menonjol yaitu pada pemikiran klasik ini lebih cenderung kepada teosentris atau ketuhanan, sedangkan pemikiran modern lebih cenderung kepada perubahan fenomena peradaban, kultural, dan realitas. Kedua pemikiran ini juga memiliki sejarah perkembanganya masing-masing.


Pemikiran klasik yaitu teologi Islam yang pokok pembahasanya lebih cenderung kepada pembahasan tentang ketuhanan. Pembahasan pokok teologis yang terdapat pada ilmu kalam klasik telah jauh menyimpang dari misinya yang paling awal dan mendasar, yaitu liberasi dan emansipasi umat manusia. Padahal semangat awal dan misi paling mendasar dari gagasan teologi islam (tauhid) sebagaimana tercermin di masa Nabi SAW sangatlah liberatif, progresif, emansipatif dan revolutif. Ilmu kalam menjadi rangkaian kesatuan sejarah, dan telah ada di masa lampau, masa sekarang dan akan tetap ada di masa yang akan datang. Beberapa aliran yang akan diuraikan adalah Khawarij, Jabariyah, Qadariyah, Mu'tazilah, Ahlussunnah Waljamaah, Syiah. 


Banyak pendapat - pendapat yang timbul pada saat pemikiran kalam klasik dan pendapat iniliah sebagai pijak dasar pikiran - pikiran teologi klasik, seperti Khawarij, Jabariyah, Qadariyah dan aliran ini berkembang dengan berbagai bentuknya tetapi masih memperdebatkan prinsip-prinsip dasar islam seperti Asy’ syariah, Mu’tazilah, Maturridiyyah, Samarkan dan Maturidiyah Bazdawi, aliran-aliran pemikiran klasik memiliki kecenderungan, ada yang lebih cenderung berpikir kepada sandaran wahyu dan ada yang lebih cenderung menyandarkan pemikiranya tersebut kepada akal. Hal ini kemudian berkembang dari waktu ke waktu dan senantiasa mengalami pergeseran.


Sedangkan pemikiran modern adalah ilmu yang identik dengan pembahasan ketauhidan dan ketuhanan, dengan cara menggunakan metode rasio sebagai alat pemikiran yang ada pada perkembangan zaman. Secara teologis islam merupakan sistem nilai yang bersifat ilahiyah, tetapi dari sudut sosiologis, ia merupakan fenomena peradaban, kultural dan realitas sosial dalam kehidupan manusia. 


Pemikiran ini tidak dapat menghindarkan diri dari kenyataan sosial lain yaitu perubahan, apalagi dilihat dari pandangan ajaran islam sendiri, perubahan adalah sunnatullah yang merupakan salah satu sifat asasi manusia dan alam raya keseluruhan. Pemikiran kalam modern tentunya akan sangat bervariasi, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakatnya. Pada masyarakat yang maju barangkali pemikiran kalamnya cenderung ke arah rasional, yang mengharuskan segala sesuatu dapat bersifat logis dan empiris. Pada masyarakat berkembang, kemungkinan besar berada pada garis tengahnya. Sementara pada masyarakat tertinggal, pemikiran kalam akan cenderung mengarah pada konsep Jabariyah yang pasrah pada segala sesuatu yang saat itu ada di hadapanya.


Pada pemikiran klasik dan modern juga memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal corak teologi. Persamaan dan perbedaan corak teologi klasik dan modern adalah jika dibatasi dengan waktu, maka teologi klasik adalah warisan dari teologi masa lalu dalam bentangan sejarah islam dan memiliki ciri apologiatik (perbedaan panjang pada wilayah doa besar, ekstaologi, syurga dan neraka dan kekekalan Al-Qur’an) dan romantisme (mengenang dan merindukan kehebatan dan keunggulan para teolog masa lalu tanpa mengisi dan mempersiapkan kompetisi global yang akan dihadapi, sedangkan corak teologi pemikiran teologi modern yaitu lebih mengutamakan substansi daripada form, memfungsikan nilai-niai islam untuk mengatasi persoalan keumatan yang konkrit seperti kebodohan, kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan sosial, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan sains dalam kerangka kesejahteraan dan ketentraman umat manusia di muka bumi ini. ***