HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

YouTube akan Tindak Tegas Tayangan Berita Bohong

Lentera 24.com | NEW YORK --YouTube akan memberi label mana berita hoaks dan mana berita benar pada penggunanya. Youtube akan membuat sumbe...

Lentera24.com | NEW YORK --YouTube akan memberi label mana berita hoaks dan mana berita benar pada penggunanya. Youtube akan membuat sumber berita yang lebih terpercaya, terutama setelah peristiwa berita ketika informasi yang salah bisa menyebar dengan cepat.

Foto : Sindonews.com
YouTube berkolaborasi dengan Google News Initiative membangun tim penasihat yang beranggotakan organisasi dan pakar media. Saat ini, Vox Media, Jovem Pan, dan India Today sudah bergabung. Dalam beberapa pekan ke depan, jumlah anggotanya bakal ditambah.

Misalnya, hasil pencarian YouTube secara mencolok menunjukkan video-video yang mengaku "membuktikan" bahwa penembakan massal seperti yang menewaskan paling tidak 59 di Las Vegas adalah palsu, yang dilakukan oleh "aktor-aktor krisis".

Dalam kasus-kasus mendesak ini, video tradisional tidak akan berhasil, karena perlu waktu untuk outlet berita untuk memproduksi dan memverifikasi klip berkualitas tinggi. Jadi YouTube bertujuan untuk memendek lingkaran misinformasi dengan cerita teks yang dapat dengan cepat memberikan informasi yang lebih akurat. Para eksekutif perusahaan mengumumkan upaya di kantor YouTube di New York .

Dengan begitu, beberapa jam setelah terjadi peristiwa besar, pengguna YouTube bisa mencari informasi akurat melalui tautan artikel yang tersedia. Fitur ini akan menjadi pembanding yang akurat atas video yang beredar di platform-nya.

Tim penasihat dan grup kerja inilah yang bakal memberikan input terkait berita yang ditautkan di platform YouTube. "Mudah memproduksi secara cepat dan mengunggah video berkualitas rendah yang menyebarkan misinformasi tentang kejadian yang sedang berlangsung,” kata Chief Product Officer YouTube Neal Mohan dikutip dari The Verge.

YouTube juga memperbaharui fitur Top News dan Breaking News yang telah beroperasi di 17 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, India, dan Meksiko.

Untuk menangani teori konspirasi, YouTube akan mencantumkan informasi dari sumber pihak ketiga seperti Wikipedia dan Encyclopedia Britannica. Langkah ini akan diaplikasikan pada video terkait topik yang kerap dilanda misinformasi, seperti serangan teroris atau misi pendaratan bulan. [] SINDONEWS.COM