HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pabrik Pupuk di Rantau tak Berfungsi

Foto : Pabrik pupuk di kampung durian(md)  suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Pabrik pupuk kompos yang dibangun di lokasi pembuangan s...

Foto : Pabrik pupuk di kampung durian(md) 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Pabrik pupuk kompos yang dibangun di lokasi pembuangan sampah di Kampong Durian, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang sejak tahun 2011, hingga kini tak difungsikan sehingga kondisinya kini sangat memprihatinkan.

Pantau Minggu (17/5) ke lokasi pabrik, kondisi pabrik yang terbuat dari pelat besi itu kondisinya sudah keropos seperti pelat pembawa sampah yang sudah dipilah ke ayakannya. Begitu juga kondisi ayakan sampai pengepakan, selain putus juga mulai kropos.

Begitu juga dengan dynamo listrik yang menjadi penggerak alat produksi piringan berputar pemilah sampah, ayakan, kompeyor juga tidak ada lagi hanya ginset listrik yang masih ada.

“Sudah dua tahun pabrik tersebut tidak berfungsi,” ujar seorang pemulung, Lina (28) warga Desa Benua Raja saat mengais sampah di lokasi pembuangan sampah akhir itu. 

Ketua DPRK Aceh Tamiang, Ir Rusman, Minggu (17/5) meninjau langsung kondisi pembuangan sampah dan pabrik pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, mengaku prihatin dengan kondisi pabrik pupuk kompos yang telah telantar itu.

Padahal saat ini kebutuhan pupuk kompos terus meningkat. “Setiap tahun Tamiang membutuhkan ratusan ton pupuk kompos untuk lahan pertanian,” ujarnya.

Padahal pabrik kompos ini baru beberapa tahun berdiri, namun pengelolaannya tidak maksimal, sehingga telantar. 

Katanya, jika pabrik itu dikelola secara baik, akan mampu menampung tenaga kerja dan memberikan pendapatan bagi daerah. 

Menurut informasi, pabrik itu sempat beroperasi dan berproduksi. Malahan, hasil produksinya telah pernah dijual sampai ke Riau.

Rusman menilai, gagalnya keberlanjutan produksi pabrik kompos salah satu penyebabnya manajemen pengelolaan dan pengawasan dari dinas terkait yang kurang maksimal. 

Padahal beberapa fasilitas di lokasi pabrik untuk mendukung produksi pupuk kompos sudah memadai. 

“Kita berharap pabrik ini bisa difungsikan kembali, sehingga tumpukan sampah bisa berkurang,” ujar Rusman.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Aceh Tamiang, Asrul mengatakan, pabrik puuk alam tersebut tidak dapat difungsikan karena semua alatnya sudah hilang. 

“Sudah didata ulang barang-barang yang hilang itu dan dilaporkan ke Kementerian Perindustrian,” ujarnya.

Katanya, menyangkut dengan hal itu sudah pernah ditanyakan pada ketua koperasi yang mengelola pabrik tersebut, namun ternyata pengurus saling buang badan. 

“Kalau kita hidupkan kembali, kita harus belajar dari pengalaman, perlu kajian ulang seperti bahan baku dan kapasitas pabrik,” ujarnya. (md/serambinews)