Foto : ck05-MedanBisnis RANTAU | STC - Daun pelepah kelapa sawit tergolong mudah didapat di wilayah Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Di...
Foto : ck05-MedanBisnis |
Bahan baku berupa lidi disulai rekannya yang sudah hampir lima tahun bekerjasama merintis usaha tersebut. Sementara gagang/tongkat sapu dibelinya dari luar daerah, dari kawasan Tanjung Beringin, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
"Biasanya bahan baku berupa lidi seberat 40 kg diantar setiap satu minggu sekali oleh rekan yang khusus mencari daun dan merautnya jadi lidi. Harga per kilogram lidi Rp 2.000, sementara gagang saya beli Rp 200.000 per 400 batang," terang Ngatiman de sela kesibukannya.
Menurut laki-laki berusia 62 tahun itu, keahlian membuat sapu lidi diperolehnya sewaktu belajar di Purbalingga, Jawa Tengah. Selain memang kelahiran daerah tersebut, ia pun puluhan tahun menekuni pembuatan sapu lidi itu.
Saat ini di Desa Alur Cucur, Ngatiman sendiri yang memproduksi sapu lidi, sementara warga lain belum ada yang melirik usaha tersebut.
Ia pun mengaku mampu membuat dua jenis sapu lidi, selain sapu latar juga sapu kibas khusus buat pembersih debu di dalam rumah. Tingkat kerumitan membuat sapu kibas lebih tinggi, selain harus diwarnai juga dijemur sampai cat di lidi kering, baru selanjutnya dibalut tali linggi yang harus dicarinya di lahan rawa-rawa.
Tumbuhan lingi dimaksud untuk membalut pangkal sapu supaya awet dan tahan lama. Khusus bahan baku linggi yang biasanya untuk anyaman tikar itu, Ngatiman langsung mencarinya sendiri.
Dikatakan, pasaran sapu dari hasil keterampilan tangannya itu Rp 7.500/buah untuk sapu kibas dan Rp 10.000 untuk sapu latar. Setiap ditolak ke pasar, sapu lidi yang dibawanya selalu ludes, bahkan dia kekurangan stok.
Kakek 28 cucu itu kerap membawa hasil produksinya ke sejumlah pasar yakni Kualasimpang, Simpang Rantau dan Simpang Empat Opak. "Terkadang ada juga pembeli yang langsung datang ke bengkel, yang terjauh pembeli dari Kota Langsa," ujar Kek Man, begitu sapaan akrabnya di Dusun Beringin, Alur Cucur.
Sejauh ini, Ngatiman sudah bisa mandiri dengan usaha tersebut. Hanya saja belum pernah karya usahanya dilirik pemodal besar maupun dinas terkait. Meski sesungguhnya pria berusia senja ini berharap ada regenerasi dalam mengembangkan usahanya tersebut. (ck 05/MedanBisnis)