Foto Ilustrasi Google Suara Tamiang | Begitu banyak keutamaan seseorang yang menghafal alquran. Ia mendapat berkah dari Allah SWT, ...
![]() |
Foto Ilustrasi Google |
Suara Tamiang | Begitu banyak
keutamaan seseorang yang menghafal alquran. Ia mendapat berkah dari Allah SWT,
diangkat derajatnya dunia akhirat, mendapat cahaya di alam kubur, dinaungi
alquran di padang
masyar, dan tentu saja paling layak menjadi imam dalam shalat.
Orangtua yang memiliki anak penghafal alquran atau hafiz tentulah manusia yang sangat beruntung. Di akhirat, sang anak memberi syafaat. Bila orangtua sudah meninggal, pahalanya tidak terputus dari kebaikan karena mendapat pahala dari hafalan qur’an anaknya. Kalaupun anaknya meninggal lebih dulu, ia menjadi tabungan bagi orangtua di akhirat kelak.
Menurut
ustad Djafaruddin Yusuf, SPdI, ketua TPA nurul yaqin, bila orangtua ingin
anaknya menjadi hafiz, semestinya sejak di dalam kandungan sudah dibiasakan
dengan alquran. Saat hamil, ibu harus sering-sering mendengarkan dan membaca
alquran. Perubahan hormon ibu hamil dapat menyebabkan mood yang
melonjak-lonjak.
Alquran membuat seorang wanita hamil menjadi
lebih tenang. "Perbanyak baca surat
al waqiah, memudahkan persalinan," tegas ayah empat anak ini usai acara
maulid yang diselenggarakan di TPA nya, rabu (13/2).
Pengenalan alquran sejak dalam kandungan ini, dapat menyebabkan janin lebih cerdas. Bila dalam teori modern dikatakan musik klasik yang memiliki not-not irama tertentu bisa mencerdaskan janin, tentu saja 'not-not' dari Allah SWT lebih canggih lagi.
Sarianto, seorang dai kecamatan di Aceh Tamiang menuturkan pengalamannya terkait ini. Sewaktu istrinya, Ira, hamil, ia kerap mengelus-elus perut istrinya dan membacakan surat Al Mulk. Saat sudah lahir, kalau rewel bila dibacakan surat itu, bayinya langsung diam.
saat sudah lahir, kata Djafaruddin, anak memang harus diperdengarkan kembali alquran, tidak untuk dipaksakan hafal tapi untuk pembiasaan. Ketika sudah cukup besar sekira usia 6 tahun, anak sudah bisa diajarkan menghafal.
Di tempatnya sendiri, ada tiga bagian pembelajaran alquran yakni iqro, tahsin, dan tahfiz. Para murid yang berjumlah 40 orang dibagi menjadi 2 grup iqro yang terpisah antara putra dan putri; 1 grup tahsin; dan 1 grup tahfiz (10 orang) berusia 8-14 tahun.
Dalam menerima metode pelajaran menghafal alquran, murid mengikuti cara guru mengucapkan bacaan alias metode talaqi. Setelah hafal, esoknya mereka diminta untuk melafalkan kembali sebelum mendapat hafalan baru. Alhamdulillah, meski baru 3 bulan beroperasi, sudah ada murid yang hafal 2-3 surat yang cukup panjang di juz 30 seperti An Naba, An Naziat, dan Abasa.
Bertempat di masjid nurul yaqin BTN Karang Baru, kegiatan ini berlangsung sejak senin hingga jumat dari pukul 16.30 hingga 18.00. Murid TPA sendiri tidak hanya dari lingkungan sekitar. Ada juga dari desa bundar, kampung dalam, dan kampung durian. Semuanya cukup jauh dari TPA itu.
Ummi salamah, seorang guru yang anaknya mengaji di TPA ini menceritakan dalam beberapa minggu anaknya sudah hafal 18 ayat dari surat An Naba. "Tiap saya bonceng di sepeda motor, Nisa kerap melafalkan bacaan yang dipelajarinya, ia menjadi sangat termotivasi karena malu kalau tidak bisa hafal dibanding kawan-kawannya," paparnya penuh semangat.
Karenanya, tunggu apalagi, mari orangtua, bumikan alquran di rumah kita. Siapa mau memiliki anak soleh, berbakti, dan cerdas? Ini adalah investasi terbesar dunia akhirat. Jangan mau ketinggalan. (Dewi Indriani)