HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Majukan Pertanian, Buat Lomba Durian Unggul!

Foto Ilustrasi Google Suara Tamiang | Memajukan komoditas pertanian di Aceh Tamiang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah sat...


Foto Ilustrasi Google

Suara Tamiang | Memajukan komoditas pertanian di Aceh Tamiang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya bisa melalui perlombaan menghasilkan varietas buah unggulan, salah satunya durian. Demikian dilontarkan anggota DPRK Tamiang, HT Insyafudin, ST saat membuka workshop pertanian teknik budidaya secara organik di aula Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Karang Baru, Kamis (21/3).

"Bikin sayembara durian Aceh Tamiang sebagai durian unggul. Saya rasa tidak kalah dengan tempat lain cuma belum tergali," ujar anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera itu.

Tamiang sebagai daerah perkebunan sawit juga terkenal durian dari Sekrak yang cukup enak. Hanya saja masih bersifat lokal dikenalnya. Ditambahkannya cara membuat durian itu menjadi unggul dengan menggunakan metode pertanian organik alias tidak menggunakan bahan-bahan kimia. 

"Dengan metode ini, petani jadi tidak tergantung pada banyaknya modal yang harus keluar karena misalnya pupuk buat sendiri dari kotoran hewan. Ke depannya baik untuk pendapatan ekonomi petani," tambahnya.

Ia juga mencontohkan daerah di jawa yang memberdayakan rumah tangga untuk menghasilkan mangga organik yang dijual ke koperasi. Pemasaran dilakukan oleh koperasi. "satu rumah satu bibit," pungkasnya. 

Sementara itu dipaparkan ketua BPP Karang Baru, Azwanil Fakhri, STP, kemandirian menjadi barang langka di kalangan kelompok tani sebab masih sangat tergantung bantuan. Padahal bantuan sifatnya hanya pemacu untuk aktif. Karenanya menurut Juan, setiap unit wilayah kerja penyuluh pertanian membutuhkan satu kelompok tani yang dapat menjadi model agar dapat ditiru yang lainnya.

Acara kemarin diselenggarakan oleh BPP Karang Baru, Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Kontak Tani Nelayan Aceh (KTNA). Workshop dihadiri 70 peserta terdiri dari para ketua kelompok tani, ketua kelompok wanita tani, dan gabungan kelompok tani (gapoktan) se-Karang Baru. (Dewi Indriani)