Ilustrasi suara-tamiang.com | Direktur LSM Lembahtari, Sayed Zainal M SH, meminta Bupati Tamiang segera menyelamatkan hutan bakau dar...
![]() |
Ilustrasi |
suara-tamiang.com | Direktur LSM Lembahtari, Sayed Zainal M SH, meminta Bupati Tamiang
segera menyelamatkan hutan bakau dari ulah orang tak bertanggung jawab
yang berupaya mengalih fungsikan menjadi lahan kebun sawit di Desa
Tanjung Keramat.
Sayed Zainal M SH, Minggu (13/1) mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan mensomasi Bupati Aceh Tamiang untuk penyelamatan hutan bakau di Desa Tanjung Keramat, Desa Matang Sepeng, Kecamatan Banda Mulia.”Kita juga meminta bupati untuk membentuk tim tepadu dalam menyelamatkan hutan bakau yang kini semakin terancam rusak itu,” ujarnya.
Menurut Zayed Zainal, dua hari lalu, alat berat masih juga belum diamankan, bahkan masih mengerjakan pembuatan tanggul di kawasan hutan bakau tersebut. Katanya, tanggul itu dibangun untuk mengeringkan air di hutan bakau tersebutuntuk dijadikan lahan tanaman kelapa sawit.
“Kami minta tanggul yang dibangun itu segera dijebolkan di Aluer Lung, Aluer Terusan, Alur Buaya dan Aluer Harimau. Dan kini kerusakan hutan bakau dari pantauan kami sudah mencapai 2.000 hektare dengan perkiraan panjang tanggul keliling hampir 10 Km dengan lebar 2-4 meter,” ujar Sayed Zainal. Hasil investigasi Lembahtari sejak tahun 2008, kerusakan hutan bakau Tamiang di empat kecamatan, kondisi masuk dalam katagori kritis. Ironisnya, hutan bakau yang dilindungi juga dibabat, mulai dari kecamatan Seruway di Lubuk Damar, sampai ke Kecamatan Bendahara dan Banda Mulia. Menurutnya, dampaknya darai perambahan hutan bakau itu kehidupan nelayan tradisionil pesisir Tamiang memprihatinkan, karena sumber penghasilan tangkapan ikan dan kepiting mulai punah, disebabkan alur alur telah tertutup dan kering. | Sumber : Serambinews
Sayed Zainal M SH, Minggu (13/1) mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan mensomasi Bupati Aceh Tamiang untuk penyelamatan hutan bakau di Desa Tanjung Keramat, Desa Matang Sepeng, Kecamatan Banda Mulia.”Kita juga meminta bupati untuk membentuk tim tepadu dalam menyelamatkan hutan bakau yang kini semakin terancam rusak itu,” ujarnya.
Menurut Zayed Zainal, dua hari lalu, alat berat masih juga belum diamankan, bahkan masih mengerjakan pembuatan tanggul di kawasan hutan bakau tersebut. Katanya, tanggul itu dibangun untuk mengeringkan air di hutan bakau tersebutuntuk dijadikan lahan tanaman kelapa sawit.
“Kami minta tanggul yang dibangun itu segera dijebolkan di Aluer Lung, Aluer Terusan, Alur Buaya dan Aluer Harimau. Dan kini kerusakan hutan bakau dari pantauan kami sudah mencapai 2.000 hektare dengan perkiraan panjang tanggul keliling hampir 10 Km dengan lebar 2-4 meter,” ujar Sayed Zainal. Hasil investigasi Lembahtari sejak tahun 2008, kerusakan hutan bakau Tamiang di empat kecamatan, kondisi masuk dalam katagori kritis. Ironisnya, hutan bakau yang dilindungi juga dibabat, mulai dari kecamatan Seruway di Lubuk Damar, sampai ke Kecamatan Bendahara dan Banda Mulia. Menurutnya, dampaknya darai perambahan hutan bakau itu kehidupan nelayan tradisionil pesisir Tamiang memprihatinkan, karena sumber penghasilan tangkapan ikan dan kepiting mulai punah, disebabkan alur alur telah tertutup dan kering. | Sumber : Serambinews