Oleh: Moch Hisyam Pada suatu hari, Abdullah bin Jafar melakukan suatu perjalanan. Ketika sampai di sebuah kebun kurma milik seseo...
Oleh: Moch Hisyam
Pada suatu hari, Abdullah
bin Jafar melakukan suatu perjalanan. Ketika sampai di sebuah kebun
kurma milik seseorang, dia berhenti untuk beristirahat.
Di saat
itu, dilihatnya ada seorang budak belia yang sedang menjaga kebun kurma
tersebut. Ia melihat budak itu mengeluarkan bekalnya berupa tiga potong
makanan.
Tiba-tiba, seekor anjing datang menghampirinya sambil
mengonggong dan menjulurkan lidahnya sebagai tanda ingin memakan makanan
yang dikeluarkan oleh budak itu.
Budak itu pun melemparkan
sepotong makanannya ke arah anjing dan anjing itu pun memakainya.
Kemudian dilemparkan pula sepotong lagi dan dimakannya pula. Walau sudah
dapat dua potong makanan, anjing itu tak jua meninggalkan budak
tersebut.
Maka, ia pun melemparkan lagi makanannya untuk ketiga
kalinya dan anjing itu kembali memakannya. Akhirnya, habislah semua
bekal makanannya.
Abdullah bin Jafar yang melihat hal itu sangat
heran dan kagum, karena si hamba telah memberikan semua makanannya
kepada anjing itu. Kemudian Abdullah menghampirinya, lalu berkata,
“Wahai anakku, berapa banyakkah bekal makananmu sehari di tempat ini?”
“Tiga potong saja yang kesemuanya telah dimakan oleh anjing tadi,” jawabnya.
Abdullah bertanya, “Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? Dan apa yang akan engkau makan?”
Ia
menjawab, “Wahai tuan, tempat ini bukanlah kawasan anjing. Jadi, aku
yakin dia datang dari tempat yang jauh, dan tentu dia sangat lapar.
Sedang aku sendiri, biarlah aku tidak makan hari ini.”
Mendengar
hal tersebut, Abdullah kagum dengan kemuliaan si budak itu. Akhirnya,
Abdullah bin Jafar membeli kebun kurma dan budak itu dari tuannya.
Kemudian dia memerdekakan si hamba, dan kebun kurma itu diberikan
kepadanya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan tempat itu untuk
meneruskan perjalanannya.
Pelajaran yang dapat kita petik dari
kisah di atas adalah hendaknya kita menyayangi hewan, termasuk kepada
anjing. Sebab, sebagai seorang Muslim kita menyadari bahwa semua hewan
merupakan makhluk Allah SWT yang harus dihormati. Karena itu, kita
menyayanginya sebagaimana Allah menyayangi hewan yang menciptakannya.
Lebih
daripada itu, menyayangi binatang merupakan bagian dari perintah agama
yang harus kita realisasikan dalam keseharian kita. Ketika kita
menyayangi binatang, maka Allah SWT akan memberikan pahala dan
pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Terhadap yang mempunyai hati
yang basah terdapat pahala.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki
berjalan dalam keadaan sangat kehausan, kemudian ia turun ke salah satu
sumur, dan meminum airnya. Ketika ia keluar dari sumur, ia melihat
seekor anjing yang tampak sangat kehausan dengan hanya menjilati tanah.”
“Ia berkata, ‘Sungguh anjing ini telah sampai pada kondisi yang
aku juga sepertinya.’ Laki-laki itu lantas memenuhi sepatunya dengan
air, menahannya dengan mulutnya, kemudian naik dan memberikan airnya
kepada anjing tersebut. Ia bersyukur kepada Allah, dan Allah pun
mengampuni dosa-dosanya.” (HR Bukhari).
Untuk itu, mari kita
sayangi hewan yang ada di sekeliling kita sebagai wujud dari ketaatan
kita kepada Allah SWT dan menebarkan kasih sayang kepada segenap
makhluk-Nya. Wallahu a’lam.
Sumber : Republika.co.id