Masyarakat dari tujuh desa di Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, meminta Pemkab setempat memperbaiki sejumlah pintu irigasi yang telah ...
Masyarakat dari tujuh desa di Kecamatan Manyak
Payed, Aceh Tamiang, meminta Pemkab setempat memperbaiki sejumlah pintu irigasi
yang telah rusak. Karena, tak berfungsinya irigasi itu telah membuat hasil
panen menurun.
Imum Mukim Raja Tuha Ilyas yang didampingi mantan Keuchik Lueng Mayo, M Halil dan tokoh masyarakat Raja Tuha, M Yusuf Maneh kepada Serambi Senin (21/5) mengatakan, sudah tujuh tahun warga dari tujuh desa, yakni Lueng Mayo, Alue Puteh, Seuneubok Pidie, Raja Tuha, Geudam, Alue Sentang, Matang Cincin dan Seuneubok Antara meminta Pemkab Aceh Tamiang membangun kembali pintu bendungan irigasi yang rusak di sepanjang Desa Lueng Mayo.
Tapi, hingga kini belum ada tanda-tanda akan dibangun. Jika kondisi ini terus berlangsung, secara perlahan setiap tahunnya terjadi peningkatan alih fungsi sawah menjadi kebun karet dan sawit. “Lima tahun lalu lahan sawah warga beralih jadi kebun sawit hanya sekitar 20 Ha, mungkin saat ini sudah cukup luas,”tambah M Halil.
Warga sangat berharap, pemerintah memperbaiki pintui bendungan irigasi yang rusak agar air dapat mengairi sawah sehingga produksi padi petaniu meningkat.
Ketua DPRK Aceh Tamiang, Ir Rusman yang melihat bendungan irigasi yang rusak itu mengaku prihatin terjadinya alih fungsi sawah warga menjadi kebun sawit. Karena keberadaan sawah di Kecamatan Manyak Payed dapat mendukung swasembada beras di Aceh Tamiang.
Rusman dihadapan tokoh masyarakat, mengaku berupaya memperjuangkan agar pintu bendungan irigasi di Desa Lung Mayo dan desa lainnya sepanjang saluran tersebut dapat dibangun sehingga mengairi sawah warga di Kemukiman Raja Tuha dan beberapa desa lainnya. | Serambinews.com
Imum Mukim Raja Tuha Ilyas yang didampingi mantan Keuchik Lueng Mayo, M Halil dan tokoh masyarakat Raja Tuha, M Yusuf Maneh kepada Serambi Senin (21/5) mengatakan, sudah tujuh tahun warga dari tujuh desa, yakni Lueng Mayo, Alue Puteh, Seuneubok Pidie, Raja Tuha, Geudam, Alue Sentang, Matang Cincin dan Seuneubok Antara meminta Pemkab Aceh Tamiang membangun kembali pintu bendungan irigasi yang rusak di sepanjang Desa Lueng Mayo.
Tapi, hingga kini belum ada tanda-tanda akan dibangun. Jika kondisi ini terus berlangsung, secara perlahan setiap tahunnya terjadi peningkatan alih fungsi sawah menjadi kebun karet dan sawit. “Lima tahun lalu lahan sawah warga beralih jadi kebun sawit hanya sekitar 20 Ha, mungkin saat ini sudah cukup luas,”tambah M Halil.
Warga sangat berharap, pemerintah memperbaiki pintui bendungan irigasi yang rusak agar air dapat mengairi sawah sehingga produksi padi petaniu meningkat.
Ketua DPRK Aceh Tamiang, Ir Rusman yang melihat bendungan irigasi yang rusak itu mengaku prihatin terjadinya alih fungsi sawah warga menjadi kebun sawit. Karena keberadaan sawah di Kecamatan Manyak Payed dapat mendukung swasembada beras di Aceh Tamiang.
Rusman dihadapan tokoh masyarakat, mengaku berupaya memperjuangkan agar pintu bendungan irigasi di Desa Lung Mayo dan desa lainnya sepanjang saluran tersebut dapat dibangun sehingga mengairi sawah warga di Kemukiman Raja Tuha dan beberapa desa lainnya. | Serambinews.com