Kementerian Pemuda dan Olahraga mengakui ada perluasan proyek pusat olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ada penambahan tiga sarana ...
Kementerian Pemuda dan Olahraga mengakui ada perluasan proyek pusat
olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ada penambahan tiga sarana
dari rencana semula.
"Karena pada 2006 proyek ini hanya diperuntukkan untuk SMP. Namun, karena banyaknya tuntutan, jadi ditambah tiga sarana untuk kepentingan pelatnas," kata Sekretaris Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Yuli Mumpuni, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 30 Mei 2012.
Menurut Yuli, ide penambahan sarana itu terlontar pada 2010. "Pak Menteri yang langsung mengusulkan karena banyaknya tuntutan diperlukan training center bertaraf internasional. Jadi, fasilitasnya ditambah," jelasnya.
Tiga sarana tambahan itu adalah voli pasir, extreme sport, lapangan tembak, dan panahan. "Untuk lapangan tembak ini sebelumnya diperuntukkan bagi lapangan sofbol, tapi Pak Menteri usul agar diganti dengan sarana olahraga yang dipertandingkan di olimpiade," jelasnya.
Yuli pun mengakui, akibat penambahan sarana ini, ada pembengkakan anggaran untuk proyek Hambalang. Namun Yuli lupa jumlah penambahannya. "Dari sebelumnya rencana untuk SMP menjadi asrama pelatnas putra dan putri, pasti ada penambahan anggarannya," ujarnya.
Sebelumnya, mantan Menpora Adhyaksa Dault mengungkapkan proyek Hambalang pada awalnya bukan untuk pembangunan pusat olahraga, melainkan hanya pembangunan sekolah olahraga. "Rekomendasi awalnya, di sana hanya untuk bangun sekolah olahraga dua lantai dan saya tidak tahu bagaimana ceritanya berubah menjadi sport center," kata Adhyaksa saat berbincang dengan VIVAnews.com.
Adhyaksa mengungkapkan, untuk pembangunan sekolah olahraga itu sudah dianggarkan Rp125 miliar. Namun, pihaknya tidak dapat memulai pembangunan lantaran BPK meminta agar pembangunan dihentikan. Anggaran Rp125 miliar itu, lanjut Adhyaksa, pun sudah disetujui oleh Komisi Olaharaga DPR. "Namun belum dapat dicairkan lantaran ada catatan dari BPK tersebut," ujarnya. | Vivanews.com
"Karena pada 2006 proyek ini hanya diperuntukkan untuk SMP. Namun, karena banyaknya tuntutan, jadi ditambah tiga sarana untuk kepentingan pelatnas," kata Sekretaris Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Yuli Mumpuni, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 30 Mei 2012.
Menurut Yuli, ide penambahan sarana itu terlontar pada 2010. "Pak Menteri yang langsung mengusulkan karena banyaknya tuntutan diperlukan training center bertaraf internasional. Jadi, fasilitasnya ditambah," jelasnya.
Tiga sarana tambahan itu adalah voli pasir, extreme sport, lapangan tembak, dan panahan. "Untuk lapangan tembak ini sebelumnya diperuntukkan bagi lapangan sofbol, tapi Pak Menteri usul agar diganti dengan sarana olahraga yang dipertandingkan di olimpiade," jelasnya.
Yuli pun mengakui, akibat penambahan sarana ini, ada pembengkakan anggaran untuk proyek Hambalang. Namun Yuli lupa jumlah penambahannya. "Dari sebelumnya rencana untuk SMP menjadi asrama pelatnas putra dan putri, pasti ada penambahan anggarannya," ujarnya.
Sebelumnya, mantan Menpora Adhyaksa Dault mengungkapkan proyek Hambalang pada awalnya bukan untuk pembangunan pusat olahraga, melainkan hanya pembangunan sekolah olahraga. "Rekomendasi awalnya, di sana hanya untuk bangun sekolah olahraga dua lantai dan saya tidak tahu bagaimana ceritanya berubah menjadi sport center," kata Adhyaksa saat berbincang dengan VIVAnews.com.
Adhyaksa mengungkapkan, untuk pembangunan sekolah olahraga itu sudah dianggarkan Rp125 miliar. Namun, pihaknya tidak dapat memulai pembangunan lantaran BPK meminta agar pembangunan dihentikan. Anggaran Rp125 miliar itu, lanjut Adhyaksa, pun sudah disetujui oleh Komisi Olaharaga DPR. "Namun belum dapat dicairkan lantaran ada catatan dari BPK tersebut," ujarnya. | Vivanews.com