HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Gen Z

Dinda Mutiara Dita Mahasiswi Semester 2 Fakultas Komunikasi Universitas Pamulang  Lentera24.com .- Kemajuan dalam  digital dan platform sosi...

Dinda Mutiara Dita Mahasiswi Semester 2 Fakultas Komunikasi Universitas Pamulang 


Lentera24.com.- Kemajuan dalam  digital dan platform sosial media telah mengubah cara Gen Z berinteraksi. Generasi yang dilahirkan dan dibesarkan dalam era internet ini sangat familiar dengan berbagai aplikasi digital seperti Instagram, TikTok, X, dan WhatsApp. Salah satu konsekuensi nyata dari perubahan ini adalah munculnya dan semakin luasnya penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul kini bukan hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga telah menjadi bagian dari identitas dan budaya Gen Z.

Bahasa gaul adalah bentuk bahasa non formal yang berkembang dalam kelompok tertentu, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Umumnya, bahasa ini bersifat fleksibel, inovatif, dan selalu mengikuti tren yang ada. Istilah dalam bahasa gaul sering berupa singkatan, permainan kata, serapan dari bahasa asing, atau hasil modifikasi dari bahasa Indonesia. Perkembangannya yang pesat menjadikan bahasa gaul mudah berubah seiring berjalannya waktu.

Ada sejumlah alasan yang mendorong penggunaan bahasa gaul oleh Gen Z. Pertama, pengaruh media sosial yang sangat kuat, di mana tren bahasa bisa menyebar dengan cepat melalui konten yang viral. Kedua, lingkungan sosial yang mendukung penggunaan bahasa yang lebih santai dan akrab. Ketiga, keinginan Gen Z untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan identitas kelompok agar dianggap up-to-date dan relevant.

Penggunaan bahasa gaul memberikan beberapa manfaat untuk Gen Z. Bahasa gaul dapat membangun rasa persatuan dan kedekatan di antara teman-teman seusia, menjadikan komunikasi lebih lancar dan nyaman. Selain itu, bahasa gaul juga mendorong inovasi dalam berbahasa serta memperkaya kosakata nonformal. Dalam konteks tertentu, bahasa gaul mampu menjadi media ekspresi yang efektif dan mencerminkan sifat anak muda yang dinamis.

Walau memiliki sisi positif, penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat menyebabkan efek negatif. Salah satunya adalah penurunan kemampuan Gen Z dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku, khususnya dalam ranah pendidikan dan dunia kerja. Selain itu, perbedaan dalam penggunaan bahasa gaul dapat menyebabkan miskomunikasi antar generasi, karena tidak semua orang memahami istilah yang digunakan. Jika tidak dikelola dengan baik, bahasa gaul juga bisa menggeser penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan baik.

Dalam lingkungan pendidikan, penggunaan bahasa gaul sering kali terbawa ke dalam aktivitas akademis, seperti tugas tertulis atau presentasi. Hal ini dapat memengaruhi kualitas bahasa serta kemampuan menulis siswa atau mahasiswa. Oleh sebab itu, peranan pendidik sangat penting dalam membimbing Gen Z untuk mampu membedakan antara penggunaan bahasa formal dan informal sesuai konteksnya.

Media sosial berperan sangat besar dalam menyebarkan bahasa gaul di kalangan Gen Z. Influencer, selebgram, dan pembuat konten sering menjadi penggagas tren dalam penggunaan istilah baru. Bahasa gaul yang muncul di platform sosial media dengan cepat bisa diadaptasi oleh banyak pengguna dan menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari.

Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak bisa dihindari, namun harus dihadapi dengan bijaksana. Gen Z perlu mendapatkan pemahaman tentang berbahasa agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai konteks komunikasi. Penggunaan bahasa gaul sebaiknya tetap dibatasi pada situasi informal, sedangkan bahasa Indonesia yang baku seharusnya diterapkan dalam kesempatan resmi dan akademis.

Penggunaan bahasa tidak formal di antara generasi Z adalah salah satu aspek dari pertumbuhan bahasa di jaman digital. Bahasa tidak formal memiliki pengaruh yang dapat bersifat baik atau buruk, tergantung bagaimana cara pemakaiannya. Dengan kemampuan untuk beradaptasi bahasa sesuai dengan situasi, generasi Z bisa terus berekspresi tanpa mengesampingkan nilai-nilai linguistik dan identitas bangsa.(*)