Lentera24.com | BIREUEN - ketua DPW Forum Kerukunan Anak Bangsa (FORKAB) marbawi mengutuk keras merespons desakan Ketua Pembela Tanah Air (P...
Lentera24.com | BIREUEN - ketua DPW Forum Kerukunan Anak Bangsa (FORKAB) marbawi mengutuk keras merespons desakan Ketua Pembela Tanah Air (PeTA), Teuku Sukandi, yang meminta Ketua DPR Aceh, Zulfadhli atau Abang Samalanga, dicopot dari jabatannya. FORKAB menilai tudingan tersebut bukan saja ngawur, tapi juga penghinaan terhadap suara rakyat Aceh.
"Ucapan Ketua DPRA bukan makar, bukan provokasi! Itu jeritan rakyat Aceh yang sudah lama digilas ketidakadilan, Atas keberaniannya Ketua DPRA Adalah Singa Rakyat Aceh. Kalau ada yang menyebut kontroversial, maka dia buta terhadap penderitaan rakyatnya sendiri," sembur Marbawi. Selasa, 09 September 2025.
Menurutnya, keberanian Zulfadhli justru membuat wibawa DPRA membubung tinggi, dan partai pengusungnya makin gagah berani di mata rakyat.
"Ketua DPRA sudah pasang badan untuk rakyat. Kalau ada yang berani menuding, berarti dia sedang menampar wajah rakyat Aceh," tegasnya.
Hal senada juga disebutkan bahwa desakan PeTA agar Mualem mencopot Zulfadhli adalah manuver konyol yang salah arah.
"Itu desakan bagai orang salah minum obat ! Jangan gegabah, jangan sembrono. Ancaman pencopotan hanya akan mempermalukan pihak yang melontarkannya sendiri, dan memperkeruh suasana politik Aceh," lanjut Sarnidam Patra, Korwil Timur FORKAB.
Dengan nada berapi-api, FORKAB menegaskan sikap tanpa kompromi :
"Selama Ketua DPRA bicara untuk rakyat, FORKAB akan jadi benteng terdepan! Jangan harap suara rakyat Aceh bisa dibungkam. Siapa pun yang mencoba, akan berhadapan dengan sejarah dan perlawanan rakyat sendiri," tegas Patra.
Ia pun mengingatkan Teuku Sukandi agar tidak menafsirkan ngawur.
"Zulfadhli tidak mengajak pada perpecahan. Beliau hanya menyalurkan keresahan rakyat Aceh. Itu tugas seorang pemimpin sejati! Jadi berhenti memelintir, dan kalau masih ada harga diri, minta maaflah kepada Ketua DPRA dan rakyat Aceh," pungkasnya tajam.
Sebelumnya, Ketua PeTA Teuku Sukandi menuding pernyataan Zulfadhli pada unjuk rasa 1 September lalu - yang menyinggung usulan tambahan agar Aceh dipisahkan dari Indonesia adalah provokatif, kontroversial, dan mencoreng wibawa DPRA. Namun, tudingan ini langsung dihantam balik FORKAB, yang menegaskan ucapan Zulfadhli justru adalah suara rakyat Aceh yang tak boleh dipadamkan.[] L24.Zal